57
ْﻇِﺒَﻳ َﻻ َو اْﻮ َُܼﺟﺎَﻨَܓ َﻻ َو ٍﺾْﻊَﺑ ِﻇْﻴَﺑ َﲆَﻉ ْ ُﲂ ُﻀْﻊَﺑ ْﻇِﺒَﻳ َﻻ َو ٍﻇْﻴَﺒِﻣ ُنﺎَﺒْﻛُﺮﻣا ﻰَﻜَﻠَﺘُﻳ َﻻ ٍ ﺎَﺒِﻣ ٌ ِﴐﺎَܩ
.
“Janganlah seseorang diantara kalian mencegat pedagang untuk memborong barangnya sebelum sampai pasar, janganlah kalian membeli
sesuatu yang masih dalam penawaran orang lain, janganlah kalian melakukan jual beli najsy, dan janganlah orang kota menjualkan barang
milik orang desa dengan maksud monopoli dan menaikkan harga”. HR Muttafaq ‘alaih
65
Sedangkan tindakan yang dilarang lainnya adalah menimbun barang dagangan. Penimbunan dalam bahasa Arab disebut ihtikar, yaitu tindakan menimbun komoditi
barang dagangan sehingga mengakibatkan terjadinya distorsi pasar. Harus dibedakan antara menimbun untuk berjaga-jaga, dengan menimbun yang bertujuan mendapatkan
abnormal return .
66
Jika menimbun barang dilakukan semata-mata untuk mengacaukan harga pasar dan memperbesar laba disaat pasar panik, maka ini
merupakan suatu kezaliman dan jelas-jelas dilarang dalam syariat. Diriwayatkan oleh Muslim dari Ma’mar ra bahwa Nabi bersabda,
ُﺊِﻂﺎَܮ َﻮُﻵَﻓ َﺮَﻜَﺘْﺣا ِﻦَﻣ .
“Barangsiapa yang menimbun barang dengan tujuan menaikkan harga, maka dia salah berdosa”. HR. Muslim
67
65
HR Muttafaq ‘Alaih: diriwayatkan oleh al‐Bukhari no. 2160 dalam Imam az‐Zabidi, Ringkasan
Shahih Al‐Bukhari; dan lafazh ini adalah lafazh beliau; dan Muslim, no. 1462 dalam Terjemah
Hadis Shahih Muslim Jilid I‐IV, terj. Ma’mur Daud, Jakarta: Widjaya, 1986, dengan adanya sedikit
perbedaan lafazh.
66
Ihtikar terjadi bila syarat di bawah ini terpenuhi, pertama menjadikan adanya kekurangan shortage
barang baik dengan menimbun stock atau mengenakan entry‐barriers; kedua, menjual dengan
harga yang lebih tinggi pada saat terjadi kekurangan barang shortage; dan ketiga, mengambil
keuntungan yang lebih tinggi dibandingkan keuntungan sebelum komponen 1 dan 2 dilakukan.
Izzuddin Abdul Manaf, “Etika dalam Pandangan Islam Implementasinya dalam Bisnis”, artikel
diakses tanggal 3 Maret 2010 dari http:konsultasimuamalat.wordpress.com
.
67
Diriwayatkan oleh Muslim no. 1576 dalam Terjemah Hadis Shahih Muslim Jilid I‐IV, terj. Ma’mur
Daud, Jakarta: Widjaya, 1986.
58
BAB III PASAR MODAL DI INDONESIA
A. Pengertian dan Perkembangan Pasar Modal
Pasar modal merupakan istilah yang sudah tidak asing lagi dalam dunia investasi.
68
Dalam hal ini pasar modal juga merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Pasar merupakan sarana yang mempertemukan aktifitas penjual dan
pembeli untuk suatu komoditas atau jasa. Penjual emiten dalam pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal, sehingga mereka berusaha
menjual efek-efek
69
di pasar modal. Sedangkan pembeli investor adalah pihak yang ingin membeli modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan. Pasar
68
Pengertian pasar modal dalam Undang‐Undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, yaitu
“Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik
yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
efek.” UU Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal pasal 1 angka 13. Menurut
Dahlan Siamat, “Dalam arti sempit pasar modal adalah suatu tempat yang terorganisasi
di mana efek‐efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Bursa efek atau stock exchange
adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang
dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil‐wakilnya. Fungsi bursa efek ini antara
lain menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan
dan penawaran. Definisi pasar modal dalam arti luas adalah pasar konkret atau abstrak yang
mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka
satu tahun ke atas.” Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004, Edisi Keempat, h. 249. Menurut
Muhamad Nafik HR, “Dalam arti sempit, pasar modal adalah pasar yang dipersiapkan
untuk memperdagangkan saham dan surat berharga lainnya melalui jasa perantara perdagangan
efek. Atau, pasar modal adalah tempat pertemuan antara permintaan dan penawaran surat
berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yang punya kelebihan dana surplus fund melakukan
investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya, yang membutuhkan
dana menawarkan surat berharga dengan listing terlebih dahulu pada badan otoritas di
pasar modal sebagai emiten.” Muhamad Nafik HR, Bursa Efek dan Investasi Syariah, Jakarta: Serambi
Ilmu Semesta, 2009, h. 145.
69
Dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian efek adalah surat berharga, yaitu
surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan
kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap derivatif dari Efek.