105
Penipuan besar lainnya dilakukan oleh Bernard Madoff 2008, mantan Ketua NASDAQ, melalui perusahaan bernama Madoff Investment Securities. Madoff
menipu nasabahnya hingga US 50 miliar dengan melakukan investasi fiktif, caranya dengan membayar nasabah lama dengan uang nasabah baru.
113
Cara ini mirip dengan arisan berantai yang marak di Indonesia.
Di Indonesia sendiri skandal penipuan pasar modal diantaranya yang terungkap baru-baru ini yaitu kasus Katarina Utama 2010. PT Katarina Utama Tbk
RINA diduga melakukan penyelewengan dana IPO dan penggelembungan aset perseroan. Dana IPO sebesar Rp 33,6 miliar pada penawaran Juli 2009 yang
rencananya digunakan untuk membeli peralatan, modal kerja serta menambah kantor cabang, hingga saat ini tidak ada realisasi yang signifikan, malah ada indikasi kalau
manajemen RINA telah melakukan penggelembungan aset dengan memasukkan sejumlah piutang fiktif dari sejumlah perusahaan.
114
3. Larangan pada Transaksi yang Mengandung Riba
Dalam perdagangan di pasar modal, aktifitas yang mengandung riba dapat dijumpai dalam obligasi konvensional, margin trading, dan saham preferen. Obligasi
konvensional dan juga saham preferen mengandung riba qard dan riba jahiliyah. Obligasi memberikan pendapatan berupa prosentase bunga kuponcoupon sesuai
yang disepakati di awal. Hal yang serupa juga terjadi pada saham preferen. Pada
113
Wikipedia, “Madoff Investment Scandal”, artikel diakses tanggal 20 Oktober 2010 dari http:en.wikipedia.orgwikiMadoff_investment_scandal
.
114
Indro Bagus, “BEI Layangkan SP I ke Katarina Utama”, artikel diakses tanggal 15 November
2010 dari http:www.detikfinance.comread2010092312481414465116bei
‐ layangkan
‐sp‐i‐ke‐katarina‐utama .
106
saham jenis ini investor selain berhak menerima pembagian saham lebih dahulu dari pada pemegang saham biasa, juga akan mendapat deviden yang bersifat tetap, yang
tidak tergantung pada kinerja perusahaan. Sistem fixed income inilah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam, karena tidak
ada seorang pun yang dapat memastikan apakah usahanya nanti akan mendapat return
. Besarnya return merupakan suatu yang tidak pasti, nilainya bisa positif, nol impas, bahkan negatif. Ketidakpastian return merupakan resiko yang harus
ditanggung secara bersama oleh pihak yang terlibat dalam transaksi. Inilah salah satu contoh prinsip keadilan yang sangat ditekankan ajaran Islam.
Dalam fatwa no.40DSN-MUIX2003 juga dilarang transaksi margin trading. Bertransaksi saham dengan margin atau margin trading yaitu merupakan praktek
membeli saham dengan menggunakan fasilitas utang yang memungkinkan seseorang melakukan pembelian saham melebihi kemampuan dana yang dimilikinya. Harapan
pembeli menggunakan fasilitas margin umumnya untuk mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dengan modal yang lebih sedikit. Utang yang digunakan sebagai
margin harus dikembalikan beserta bunga yang telah ditetapkan. Utang tersebut merupakan fasilitas yang diberikan oleh perusahaan pialang broker kepada anggota
investornya sebagai leverage efek pengungkit. Sebagai contoh, misalnya untuk bertransaksi saham sejumlah Rp 40 juta,
maka sesuai aturan bursa saat ini, dengan fasilitas margin investor cukup menyiapkan dana cash margin minimal sebesar 50-nya saja. Keuntungannya, jika transaksi
untung maka investor akan mendapatkan prosentase keuntungan yang lebih besar
107
dibandingkan bila bertransaksi tanpa margin. Sebaliknya, jika ternyata transaksi rugi maka investor akan mengalami kerugian yang melebihi modal yang dimilikinya.
Saat ini tidak semua saham bisa ditransaksikan dengan fasilitas margin trading
. BEI memilih saham yang benar-benar layak dan bisa ditransaksikan secara margin.
115
Hal ini penting agar saham yang bisa ditransaksikan adalah saham yang baik memiliki prospek bagus ke depan dan likuid mudah diperdagangkan.
Disebabkan adanya insrumen bunga dalam fasilitas utang margin trading, ditambah praktik margin trading cenderung lebih banyak digunakan oleh para spekulan untuk
bertransaksi jangka pendek bukan dalam arti investasi jangka panjang yang sebenarnya, maka alasan inilah MUI mengharamkan margin trading.
4. Larangan Menjual Sekuritas yang Belum Dimiliki
Di dalam pasar modal konvensional terdapat suatu instrumen yang memungkinkan investor untuk memperoleh keuntungan tanpa harus memiliki suatu
saham secara aktual pada saat transaksi. Praktik ini dikenal dengan istilah short selling
. Namun praktik ini dilarang pada pasar modal syariah di Indonesia seperti yang tertuang dalam pasal 5 ayat 2 butir b fatwa DSN no.40DSN-MUIX2003, yaitu
short selling merupakan penjualan atas barang Efek Syariah yang belum dimiliki
atau dalam fikih disebut Bai’ al-ma’dum. Landasan hukum pelarangan bai’ al- ma’dum
itu sendiri didasarkan dari hadis Rasulullah saw yang melarang menjual sesuatu yang belum dimiliki.
115
Lihat lampiran Pengumuman Bursa Efek Indonesia Peng‐00582BEI.PSH11‐2010 tentang Efek
yang Dapat Ditransaksikan dan Dijaminkan dalam Rangka Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short
Selling.