Apa yang menjadi peluang dan kekuatan pasar modal syariah dibanding pasar modal konvensional?
Aktifitas Perdagangan Opsi dan Futures Saham di BEI
Lampiran III
Jan 22
- -
- -
- -
- -
- Feb
20 10
550,000 2
25 87,650,000
5 35
88,200,000 7
Mar 21
25 99,100,000
5 -
- -
25 99,100,000
5 Apr
20 26
234,810,000 13
5 1,450,000
1 31
236,260,000 14
May 21
38 175,700,000
17 -
- -
38 175,700,000
17 Jun
20 50
166,640,000 30
- -
- 50
166,640,000 30
Jul 22
55 252,100,000
31 -
- -
55 252,100,000
31 Aug
22 13
65,700,000 9
9 7,550,000
6 22
73,250,000 15
Sep 20
46 205,370,000
38 13
9,120,000 13
59 214,490,000
51 Oct
20 9
82,100,000 9
26 127,330,000
24 35
209,430,000 33
Nov 22
7 56,860,000
7 11
66,270,000 11
18 123,130,000
18 Dec
16 2
24,130,000 2
1 13,190,000
1 3
37,320,000 3
2008 120
87 495,800,000
84 30
103,290,000 30
117 599,090,000
114 Jan
20 8
62,120,000 7
1 4,070,000
1 9
66,190,000 8
Feb 19
6 62,660,000
6 1
1,050,000 1
7 63,710,000
7 Mar
18 16
72,980,000 16
4 12,600,000
4 20
85,580,000 20
Apr 22
13 58,960,000
13 12
51,490,000 12
25 110,450,000
25 May
20 9
41,710,000 9
5 12,950,000
5 14
54,660,000 14
Jun 21
3 5,960,000
3 1
2,700,000 1
4 8,660,000
4 Jul
22 24
167,560,000 23
5 13,540,000
5 29
181,100,000 28
Aug 20
4 14,410,000
3 -
- -
4 14,410,000
3 Sep
21 2
2,360,000 2
- -
- 2
2,360,000 2
Oct 18
- -
- -
- -
- -
- Nov
20 -
- -
- -
- -
- -
Dec 19
2 7,080,000
2 1
4,890,000 1
3 11,970,000
3 2009
241 -
- -
- -
- -
- -
Jan 19
- -
- -
- -
- -
Feb 20
- -
- -
- -
- -
- Mar
20 -
- -
- -
- -
- -
Apr 20
- -
- -
- -
- -
- May
20 -
- -
- -
- -
- -
Jun 22
- -
- -
- -
- -
- Jul
21 -
- -
- -
- -
- -
Aug 20
- -
- -
- -
- -
- Sep
18 -
- -
- -
- -
- -
Oct 22
- -
- -
- -
- -
- Nov
20 -
- -
- -
- -
- -
Dec 19
- -
- -
- -
- -
- 2010
103 -
- -
- -
- -
- -
Jan 20
- -
- -
- -
- -
Feb 19
- -
- -
- -
- -
- Mar
22 -
- -
- -
- -
- -
Apr 21
- -
- -
- -
- -
- May
21 -
- -
- -
- -
- -
STOCK OPTION TRADING ACTIVITIES
Year Call Option
Put Option
Month Days Contract Value
Freq. Contract Value
Freq. Total
Contract Value
Freq. 2004 56
150 236,500,000 104
34 41,030,000
15 184
277,530,000 119
2005 243 149
101,840,000 131
6 1,490,000
4 155
103,330,000 135
2006 242
- - -
- - -
- - -
2007 246 281 1,363,060,000
163 90
312,560,000 61
371 1,675,620,000 224
74
Sumber: IDX Fact Book 2010
Sumber: IDX Fact Book 2010
Aug 14,463
129,041,476,000 1,208
Jan 777
113,951,090,000 642
Sep 17,378
149,480,914,000 4,948
Feb 590
84,799,600,000 492
Oct 15,652
120,835,228,000 8,733
Mar 670
100,391,260,000 508
Nov 12,005
92,169,603,000 8,381
Apr 469
75,182,625,000 408
Dec 4,538
34,386,814,000 2,909
May 241
40,270,735,000 200
2002 47,839
1,461,543,325,000 26,631
Jun 167
24,729,720,000 122
Jan 8,681
77,798,729,000 4,932
Jul 70
10,495,985,000 64
Feb 15,410
147,847,501,000 5,172
Aug 76
12,258,730,000 66
Mar 4,626
237,251,875,000 2,380
Sep 106
17,885,380,000 59
Apr 4,525
259,369,970,000 2,935
Oct 45
7,647,320,000 37
May 2,901
169,337,395,000 2,218
Nov 259
47,932,255,000 161
Jun 2,541
145,311,195,000 1,755
Dec 204
37,903,425,000 181
Jul 2,464
129,654,085,000 1,850
2007 215
45,429,925,000 146
Aug 1,989
97,299,810,000 1,497
Jan 83
16,159,600,000 79
Sep 1,681
76,399,915,000 1,316
Feb 14
2,638,825,000 14
Oct 1,565
62,206,465,000 1,274
Mar 14
2,663,650,000 14
Nov 1,174
46,673,445,000 1,041
Apr 13
2,712,550,000 13
Dec 282
12,392,940,000 261
May 5
1,065,300,000 5
2003 8,671
509,028,300,000 8,228
Jun 1
220,000,000 1
Jan 463
20,147,850,000 445
Jul 85
19,970,000,000 20
Feb 221
9,322,935,000 209
Aug -
- -
Mar 243
10,170,165,000 238
Sep -
- -
Apr 720
33,677,350,000 655
Oct -
- -
May 727
37,812,955,000 650
Nov -
- -
Jun 901
51,235,005,000 882
Dec -
- -
Jul 921
52,540,350,000 909
2008 -
- -
Aug 624
34,384,550,000 613
Jan -
- -
Sep 1,452
91,857,365,000 1,304
Feb -
- -
Oct 1,119
78,119,625,000 1,089
Mar -
- -
Nov 651
44,454,365,000 643
Apr -
- -
Dec 629
45,305,785,000 591
May -
- -
2004 18,642
2,224,627,860,000 17,313
Jun -
- -
Jan 1,471
121,930,595,000 1,433
Jul -
- -
Feb 1,060
88,302,190,000 1,054
Aug -
- -
Mar 1,651
134,111,045,000 1,641
Sep -
- -
Apr 1,563
174,736,845,000 1,457
Oct -
- -
May 2,087
327,439,505,000 1,819
Nov -
- -
Jun 1,799
254,291,300,000 1,622
Dec -
- -
Jul 1,678
212,571,870,000 1,553
2009 479
22,917,725,000 115
Aug 1,348
168,645,475,000 1,271
Jan -
- -
Sep 1,652
190,621,700,000 1,559
Feb -
- -
Oct 1,519
196,847,630,000 1,445
Mar -
- -
Nov 1,137
144,819,305,000 1,033
Apr -
- -
Dec 1,677
210,310,400,000 1,426
May -
- -
2005 13,283
1,661,498,075,000 10,894
Jun -
- -
Jan 1,073
129,494,740,000 929
Jul -
- -
Feb 1,185
144,201,800,000 998
Aug 2
92,560,000 2
Mar 1,903
245,039,185,000 1,464
Sep 417
19,912,740,000 101
Apr 1,822
229,614,455,000 1,247
Oct 60
2,912,425,000 12
May 1,071
128,176,750,000 885
Nov -
- -
Jun 1,156
144,140,535,000 1,021
Dec -
- -
Jul 1,109
141,989,480,000 936
2010 -
- -
Aug 1,079
136,143,550,000 965
Jan -
- -
Sep 749
87,241,880,000 721
Feb -
- -
Oct 650
79,501,605,000 587
Mar -
- -
Nov 536
66,381,600,000 445
Apr -
- -
Dec 950
129,572,495,000 696
May -
- -
77
INDEX FUTURES TRADING ACTIVITIES
Year Volume Value
Freq. Month Rp
X Year
Volume Value
Freq. Month Rp
X 2001 64,036 525,914,035,000
26,179 2006
3,674 573,448,125,000
2,940
Lampiran IV
Lampiran IV
Dewan Syariah Nasional MUI
FATWA
DEWAN SYARIAH NASIONAL NOMOR: 40DSN-MUIX2003
Tentang
PASAR MODAL DAN PEDOMAN UMUM PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI BIDANG PASAR MODAL
ِمْسِب ِﷲ
ِنمْحﱠرلا ِمْيِحﱠرلا
Dewan Syariah Nasional setelah, Menimbang :
a. bahwa
perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari
perkembangan pasar modal; b.
bahwa pasar modal berdasarkan prinsip syariah telah dikembangkan di berbagai negara;
c. bahwa umat Islam Indonesia memerlukan Pasar Modal yang aktivitasnya sejalan dengan prinsip syariah;
d. bahwa oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Dewan Syariah Nasional MUI memandang perlu menetapkan
fatwa tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.
Mengingat : 1. Firman Allah SWT., antara lain:
… ﺴ ﺴأ ﺴو
ﺎﺴﱢﺮﺒ ﺴمﺮﺴ ﺴو ﺴﺸﺴـﺸﺒ ُﷲﺒ …
ةﺮ ﺒ :
275 “…dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba...”
QS. al-Baqarah [2]: 275.
ﺴﺸﲔﺶﺶﺸﺆُ ﺸُﺸُ ﺸنﺶﺐ ﺎﺴﱢﺮ ﺒ ﺴ ﺶ ﺴ ﺶﺴ ﺎﺴ ﺒﺸوُرﺴﺛﺴو ﺴﷲﺒ ﺒﺸﻮُـ ﺒ ﺒﺸﻮُـﺴآ ﺴﺸﺶﺬ ﺒ ﺎﺴﻬـﺴأ ﺎﺴ .
ﺶﺈﺴ ﺸﺴ ﺸن
ﺴ ﺴو ﺴنﺸﻮُﺶﺸﻈﺴﺴ ﺸ ُ ﺶﺒﺴﻮﺸﺴأ ُسﺸوُﺌُر ﺸ ُ ﺴﺴـ ﺸُﺸُـ ﺸنﺶﺐﺴو ﺶﺶﺸﻮُ ﺴرﺴو ﺶﷲﺒ ﺴ ﺶ ﺳبﺸﺮﺴﺶﲝ ﺒﺸﻮُـﺴﺛﺸﺄﺴ ﺒﺸﻮُﺴﺸﺴـ ﺴنﺸﻮُﺴﺸﻈُ
ةﺮ ﺒ :
278 -
279
.
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba yang belum dipungut jika kamu orang-
orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan meninggalkan sisa riba maka ketahuilah bahwa Allah dan
Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat dari pengambilan riba maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
boleh menganiaya dan tidak pula dianiaya”
QS. al-Baqarah [2]: 278-279.
Dewan Syariah Nasional MUI
ﺸ ﺴ ًةﺴرﺎﺴﺶ ﺴنﺸﻮُ ﺴ ﺸنﺴأ ﺶﺐ ﺶﺶ ﺎﺴﺸﺎﺶ ﺸ ُ ﺴﺸـﺴـ ﺸ ُ ﺴﺒﺴﻮﺸﺴأ ﺒﺸﻮُُ ﺸﺄﺴﺴ ﺒﺸﻮُـﺴآ ﺴﺸﺶﺬ ﺒ ﺎﺴﻬـﺴأ ﺎﺴ ﺸ ُ ﺸﺶ ﺳضﺒﺴﺮﺴـ
… ﺌﺎ ﺒ
:
29 “Hai orang yavng beriman Janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara
kamu,…”
QS. al-Nisa’ [4]: 29.
ﺒﺸﻮُﺴـﺸـﺒﺴو ﺶضﺸرﺴﻷﺸﺒ ﺶ ﺒﺸوُﺮﺶﺴﺸـﺎﺴ ُةﺴ ﺒ ﺶ ﺴﺶ ُ ﺒﺴﺛﺶﺈﺴ ﺶ
ﷲﺒ ﺶ ﺸ ﺴ ﺸ ﺶ ...
“…Apabila telah ditunaikan sholat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah…”
QS. Al Jumu’ah [62]: 10.
ﺶ ﺚﺸﻮُُﺸﺎﺶ ﺒﺸﻮُـﺸوﺴأ ﺒﺸﻮُـﺴآ ﺴﺸﺶﺬﺒ ﺎﺴﻬـﺴأ ﺎﺴ
… ةﺪ ﺎ ﺒ
:
1 “Hai orang yang beriman Penuhilah akad-akad itu…”
QS. al- Ma’idah [5]: 1.
2. Hadis Nabi s.a.w., antara lain:
ﺴرﺒﺴﺮﺶ ﺴ ﺴو ﺴرﺴﺮﺴ ﺴ سﺎ ﺒ ﺒ ﺪﲪأو ﺎ ﺒ ةﺚﺎ ﺎ ﺒ ﺒور
ﺎ و
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain” HR. Ibn Majah dari ‘Ubadah bin
Shamit, Ahmad dari Ibn ‘Abbas, dan Malik dari Yahya.
ﺴكﺴﺪﺸﺶ ﺴ ﺸﺴ ﺎﺴ ﺸﺶﺴ ﺴ مﺒﺰ
ﺔ ﺒ ﺒور
“Janganlah kamu menjual sesuatu yang tidak ada padamu” HR. Al Khomsah dari Hukaim bin Hizam
ﺴ ﺸﺴ ﺎﺴ ُ ﺸﺴـ ﺴ ﺴو ،ﺸ ﺴ ﺸ ﺴ ﺸﺴ ﺎﺴ ُ ﺸﺶرﺴ ﺴو ،ﺳﺸﺴـ ﺸﺶ ﺶنﺎﺴ ﺸﺮﺴ ﺴ ﺴو ،ﺲﺸﺴـﺴو ﺲ ﺴﺴ ﺶﺴﺴ ﺴكﺴﺪﺸﺶ
يﺬ ﱰ ﺒ و ، ﺪ أ
وﺮ ﺔ ﺒ ﺒور ﺎ ﺒو ﺔ ﺰﺧ ﺒو
.
“Tidak halal memberikan pinjaman dan penjualan, tidak halal menetapkan dua syarat dalam suatu jual beli, tidak halal
keuntungan sesuatu yang tidak ditanggung resikonya, dan tidak halal melakukan penjualan sesuatu yang tidak ada padamu”
HR. Al Khomsah dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya.
Dewan Syariah Nasional MUI
ﺶرﺴﺮﺴﺸﺒ ﺶﺸﺴـ ﺸ ﺴ ﺴ ﺴ ﺴو ﺶﺸﺴﺴ ُﷲﺒ ﻰ ﺴ ﺶﷲﺒ ُلﺸﻮُ ﺴر ﻰﺴﻬﺴـ ﺮ ﺒ ﻬ ﺒ ﺒور
“Rasulullah s.a.w. melarang jual beli yang mengandung gharar” HR. Al Baihaqi dari Ibnu Umar
ﺴر نﺐ ﺶ ﺸ ﺒ ﺶ ﺴ ﻰﺴﻬﺴـ ﺴ ﺴ ﺴو ﺶﺸﺴﺴ ُﷲﺒ ﻰ ﺴ ﺶﷲﺒ ﺴلﺸﻮُ
“Rasulullah s.a.w. melarang untuk melakukan penawaran palsu” Muttafaq ‘alaih
ﺶﱯ ﺒ نﺶﺐ ﺳ
ﺔﺴﺸـﺴـ ﺸﺶ ﺶﺸﲔﺴـﺴﺸـﺴـ ﺸ ﺴ ﻰﺴﻬﺴـ ﺴ ﺴ ﺴو ﺶﺸﺴﺴ ُﷲﺒ ﻰ ﺴ ﻮ أ ﺒور
ﺚوﺒﺚ يﺬ ﱰ ﺒو
ﻰ ﺎـ ﺒو
“Nabi SAW melarang pembelian ganda pada satu transaksi pembelian” HR. Abu Dawud, al-Tirmidzi, dan al-Nasa’i.
ُﺴ ﺶﺸﺴـ ﱴﺴ ﺎًﺸﺴ ﺴﺶﺴ ﺴ ﻰ ﻬ ﺒ ﺒور
مﺒﺰ
“Tidak boleh menjual sesuatu hingga kamu memilikinya” HR Baihaqi dari Hukaim bin Hizam
ﺴنﻮُﺶﺸ ُﺸﺒﺴو ﺎًﺒﺴﺮﺴ ﺴ ﺴأ ﺸوﺴأ ً ﺴ ﺴ ﺴمﺮﺴ ﺎً ﺸُ ﺶﺐ ﺴﲔﺶﺶﺸ ُﺸﺒ ﺴﺸﲔﺴـ ﺲﺰﺶﺎﺴ ُ ﺸ ﺴﺒ ﺸوﺴأ ً ﺴ ﺴ ﺴمﺮﺴ ﺎً ﺸﺮﺴ ﺶﺐ ﺸ ﺶﻬﺶوُﺮُ ﻰﺴﺴ
ﺎًﺒﺴﺮﺴ ﺴ ﺴأ وﺮ يﺬ ﱰ ﺒ ﺒور
فﻮ .
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan
yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau
menghalalkan yang haram” HR. Al-Tirmizi dari ‘Amr bin ‘Auf.
ﺴلﺎﺴ ﺴ ﺴ ﺴو ﺶﺸﺴﺴ ُﷲﺒ ﻰ ﺴ ﺶﷲﺒ ﺴلﺸﻮُ ﺴر نﺐ :
ﺴﺎﺴﺴـ ُﷲﺒ ُلﺸﻮُﺴـ :
ﺶﺸﲔﺴ ﺸﺶﺮ ﺒ ُ ﺶﺎﺴ ﺎﺴﺴأ ﺴ ﺴأ ﺴنﺎﺴﺧ ﺒﺴﺛﺶﺈﺴ ،ُﺴﺶ ﺎﺴ ﺎﺴُﳘُﺪﺴ ﺴأ ﺸُﺴ ﺸﺴ ﺎﺴ
ﺎﺴ ﺶﻬﺶﺸﺴـ ﺸ ﺶ ُ ﺸ ﺴﺮﺴﺧ ُﺴﺶﺎﺴ ﺎﺴُﳘُﺪ ﺒور
ﻬ ﺒو ﺎ ﺒو ﲏ رﺒﺪ ﺒو ﺚوﺒﺚ ﻮ أ
“Rasulullah SAW bersabda, Allah Ta’ala berfirman:”Aku adalah Pihak ketiga dari dua Pihak yang berserikat selama salah satu
Pihak tidak mengkhianati yang lainnya. Maka, apabila salah satu Pihak mengkhianati yang lain, Aku pun meninggalkan keduanya”
HR Abu Dawud, al-Daraquthni, al-Hakim, dan al-Baihaqi.
Dewan Syariah Nasional MUI
لﺎ و ﷲﺒ ﻰ ﷲﺒ لﻮ ر ﷲﺒ ﺪ ﺮ :
ﺴ ﺶﺐ ُﺮﺶ ﺴﺸﺴ ﺴ ﺎﺴﺧ
ﺲ ﺶ ﺒور
“Dari Ma’mar bin Abdullah, dari Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah melakukan
ihtikar penimbunanmonopoli kecuali orang yang bersalah”
HR Muslim. 3. Kaidah Fiqh:
ﺎﺴﻬﺶﺸﺶﺮﺸﺴ ﻰﺴﺴ ﺲ ﺸﺶﺴﺚ لُﺪﺴ ﺸﺴ ﺎﺴ ُﺔﺴ ﺎﺴﺶﻹﺸﺒ ﺶتﺴ ﺴﺎﺴُﺸﺒ ﺶ ُ ﺸ ﺴﻷأ .
“Pada dasarnya, segala bentuk mu’amalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya.”
ﺶﺶ ﺸﺛﺶﺐ ﺴ ﺶ ﺶﺸﲑﺴﺸﺒ ﺶ ﺸﺶ ﺸﺶ ﺴفﺮﺴ ﺴﺴـ ﺸنﺴأ ﺳﺪﺴ ﺴﻷ ﺶ ُزﺸﻮُﺴ ﺴ
“Tidak boleh melakukan perbuatan hukum atas milik orang lain tanpa seizinnya.”
Memperhatikan : 1. Pendapat ulama, antara lain:
• Pendapat Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni juz 5173, [Beirut: Dar al-Fikr, tanpa thn] :
ﺶ ﺶﺸﲑﺴ ﺴ ﺸﺶ ﺸيﺶﺴﱰﺸ ﺴ ُ ﺴﻷ ﺶ ،ﺴزﺎﺴ ُﺸﺶ ﺶﺶ ﺸﺶﺮﺴ ﺴﺔ ﺶ ﺶﺸﲔﺴﺸﺶﺮ ﺒ ُﺪﺴﺴأ ىﺴﺮﺴـﺸ ﺒ ﺶنﺶﺐﺴو
“Jika salah seorang dari dua orang berserikat membeli porsi mitra serikatnya, hukumnya boleh karena ia membeli milik
pihak lain.”
• Pendapat Dr. Wahbah al-Zuhaili dalam Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu
juz 31841:
ﺶ ﺎًﺸﺮﺴ ﺲﺰﺶﺎﺴ ﺶُﻬﺸ ﺴﻷﺸﺎﺶ ُ ُﺴﺎ ﺒ ﺶ
ﺔﺴﺸ ﺶﺶ ﺶﺔﺴﺸﺮﱢ ﺒ ﺶ ُﺌﺎﺴﺴﺮُ ﺶُﻬﺸ ﺴﻷﺸﺒ ﺴبﺎﺴ ﺸ ﺴأ نﺴﻷ ﺳ ُﻬﺸ ﺴأ ﺸ ﺶ ﺴنﺸﻮُ ﺶﺸﺴ ﺎﺴ
.
“Bermuamalah dengan melakukan kegiatan transaksi atas saham hukumnya boleh, karena pemilik saham adalah mitra
dalam perseroan sesuai dengan saham yang dimilikinya.”
• Pendapat para ulama yang menyatakan kebolehan jual beli saham pada perusahaan-perusahaan yang memiliki bisnis
yang mubah, antara lain dikemukakan oleh Dr. Muhammad ‘Abdul Ghaffar al-Syarif al-Syarif, Buhuts Fiqhiyyah
Mu’ashirah,
[Beirut: Dar Ibn Hazm, 1999], h.78-79; Dr. Muhammad Yusuf Musa Musa, al-Islam wa Musykilatuna
al-Hadhirah, [t.t.: Silsilah al-Tsaqafah al-Islamiyah, 1958], h. 58; Dr. Muhammad Rawas Qal’ahji, Qal’ahji, al-Mu’amalat
al-Maliyah al-Mu’ashirah fi Dhaw’i al-Fiqh wa al-Syari’ah,
[Beirut: Dar al-Nafa’is, 1999], h.56. Syaikh Dr. ‘Umar bin
Dewan Syariah Nasional MUI
‘Abdul ‘Aziz al-Matrak Al-Matrak, al-Riba wa al- Mu’amalat al-Mashrafiyyah,
[Riyadh: Dar al-‘Ashimah, 1417 H], h. 369-375 menyatakan:
يناثلا
ﺳ تﺎﺴ ﺴﺆُ ﺶ ﺲ ُﻬﺸ ﺴأ
ُ ﺴ ﺴ ﺎ
ﺳ ﺔ
ﺴﺎ ﱢ ﺸﺮ ﺴ
ﺶ تﺎ
ﱢ ﺒ ﺴ
ﺶرﺎ ﺶ
ﺔ ﺸﺒ
ُ ﺴ ﺴ ﺎ
ﺶ ﺔ
ﺴأ ﺶو ﺸﺒ
ُ ﺴﺆ ﺴ
ﺶ تﺎ
ﱢ ﺒ ﺴ
ﺶ ﺎ
ﺶ ﺔ
ﺸﺒ ُ ﺴ
ﺴ ﺎ ﺶ
ﺔ ﺴ
ﺶ ﺬﻬ
ﺶ :
ﺴﺒ ﺸ ُ
ﺴ ﺴﺴﳘﺎ
ُﺔ و ﺎﻬ ﺔ رﺎ ﺒو ﺎﻬ
،ﺎﻬ ﻬ أ ﺲﺔﺴﺎﺴﻬﺴ ﺴ ﺴو ﺲرﺴﺮﺴ ﺎﺴﻬﺸـﺶ ﺴ ﺸﺴﺴو ًةﺴرﺸﻮُﻬﺸ ﺴ ﺸوﺴأ ًﺔﺴﺸوُﺮﺸﺴ ُﺔﺴﺸﺮﱢ ﺒ ﺶ ﺴﺎﺴ ﺒﺴﺛﺶﺐ
ﺳﺸﺶﺮﺶ ﺶﺶﺶﺎﺴ ﻰﺴﺴ ُﺚﺸﻮُﺴـ ﺶلﺎﺴﺸﺒ ﺶسﺸأﺴر ﺸ ﺶ ﺲﺌﺸﺰُ ﺴ ﺸﻬ ﺒ نﺴﻷ ﺶ ،ﺲةﺴﺰﺶﺎﺴ ﺲﺔﺴ ﺶﺎﺴ ﺳ
ﺌﻰﺶ ﺎﺴ ﺶ
ﺬ ﺴو ،ﺶﺔﺴﺎﺴﱢ ﺒﺴو ﺶةﺴرﺎﺴ ﱢﺒ ﺶ ﺸ ﺴ ﺸ ﺶ ﱟ ﺴ ﺴ ﺶ ﺲلﺴ ﺴ ﺶ
.
“Jenis kedua, adalah saham-saham yang terdapat dalam perseroan yang dibolehkan, seperti perusahaan dagang atau
perusahaan manufaktur yang dibolehkan. Ber-musahamah saling bersaham dan ber-syarikah berkongsi dalam
perusahaan tersebut serta menjualbelikan sahamnya, jika perusahaan itu dikenal serta tidak mengandung ketidakpastian
dan ketidak-jelasan yang signifikan, hukumnya boleh. Hal itu disebabkan karena saham adalah bagian dari modal yang
dapat memberikan keuntungan kepada pemiliknya sebagai hasil dari usaha perniagaan dan manufaktur. Hal itu
hukumnya halal, tanpa diragukan.”
• Pendapat para ulama yang membolehkan pengalihan kepemilikan porsi َصِح
ة suatu surat berharga selama
disepakati dan diizinkan oleh pemilik porsi lain dari suatu surat berharga bi-idzni syarikihi. Lihat: Al-Majmu’ Syarh
al-Muhazdzab IX265 dan Al-Fiqh Al-Islami wa Adillatuhu
IV881. • Keputusan Muktamar ke-7 Majma’ Fiqh Islami tahun 1992 di
Jeddah:
ﺶ ﺔﺴﺸﺮﱢ ﺒ ُمﺎﺴﻈﺶ ﺶﺶ ﻰﺶ ﺴﺸﺴـ ﺎﺴ ﺶةﺎﺴﺒﺴﺮُ ﺴ ﺴ ُُـﺸﺴر ﺸوﺴأ ،ﺶ ﺸﻬ ﺒ ُﺸﺴـ ُزﺸﻮُﺴ
.
“Boleh menjual atau menjaminkan saham dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku pada perseroan.”
2.
Keputusan dan Rekomendasi Lokakarya Alim Ulama tentang Reksa Dana Syariah tanggal 24-25 Rabi’ul Awal 1417 H 29-30
Juli 1997 M.
3. Undang-Undang RI nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 4. SK DSN - MUI No. 01 Tahun 2001 tentang Pedoman Dasar
Dewan Syariah Nasional. 5. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan Bapepam tanggal 14
Maret 2003 M. 11 Muharram 1424 H dan Pernyataan Bersama
Dewan Syariah Nasional MUI
Bapepam, APEI, dan SRO tanggal 14 Maret 2003 tentang Kerjasama Pengembangan dan Implementasi Prinsip Syariah di
Pasar Modal Indonesia.
6. Nota Kesepahaman antara DSN-MUI dengan SRO tanggal 10 Juli 2003 M 10 Jum. Awal 1424 H tentang Kerjasama Pengembangan
dan Implementasi Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia. 7. Workshop Pasar Modal Syariah di Jakarta pada 14-15 Maret 2003
M11-12 Muharram 1424 H. 8. Pendapat peserta Rapat Pleno Dewan Syariah Nasional MUI pada
hari Sabtu, tanggal 08 Sya’ban 1424 H.04 Oktober 2003 M.
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: FATWA TENTANG PASAR MODAL DAN PEDOMAN UMUM PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP SYARIAH DI
BIDANG PASAR MODAL