91
c. Kriteria Kuantitatif Financial Ratio Screening
98
yaitu dengan tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:
1 Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak
lebih dari 82 hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total ekuitas tidak lebih dari 45 : 55,
2 Total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan
dengan total pendapatan revenue tidak lebih dari 10.
2. Kriteria Pemilihan Saham Jakarta Islamic Index
Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic Index dilakukan proses seleksi sebagai berikut:
a.
Seleksi Syariah, saham-saham yang akan dipilih berdasarkan kriteria Daftar
Efek Syariah DES yang dikeluarkan oleh Bapepam–LK dan DSN MUI berdasarkan Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek
Syariah.
b.
Seleksi Kapitalisasi, memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah tersebut
berdasarkan urutan kapitalisasi pasar terbesar selama satu tahun terakhir.
98
Kriteria kuantitatif yang diberlakukan FTSE Shariah Index Series yaitu total utang kurang dari
33 total aktiva, cash and interest bearing items kurang dari 33 total aktiva, total piutang kurang
dari 50 total aktiva, dan pemasukan bunga maupun pemasukan non‐halal tidak lebih dari 5 total
pendapatan. FTSE The Index Company, “Ground Rules for the Management of the FTSE Shariah Global
Equity Index Series”, version 1.4 September 2010. Sedangkan
penyaringan rasio finansial yang dilakukan Dow Jones Islamic Market Index DJIM
yaitu mengeluarkan perusahaan yang rasionya melebihi 33 pada tiap‐tiap; total utang dibagi rata
‐rata 24 bulan kapitalisasi pasar, jumlah kas perusahaan dan efek berbunga dibagi rata‐rata 24 bulan
kapitalisasi pasar, dan total piutang dibagi rata‐rata 24 bulan kapitalisasi pasar. Dow Jones Indexes,
“Screens for Shari’ah Compliance”, artikel diakses tanggal 15 Oktober 2010 dari http:www.djindexes.comislamicmarket?go=shariah
‐compliance .
92
c.
Seleksi Nilai Volume Transaksi, dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham
tertinggi berdasarkan tingkat likuiditas rata-rata nilai transaksi di pasar reguler selama satu tahun terakhir.
d.
Proses Evaluasi Emiten, pengkajian ulang akan dilakukan setiap enam bulan
sekali dengan penentuan komponen indeks pada awal bulan Januari dan Juli. Sedangkan perubahan pada jenis usaha emiten akan dimonitoring secara terus
menerus berdasarkan data-data publik yang tersedia.
93
BAB IV PASAR MODAL SYARIAH
DAN AKTIVITAS YANG DILARANG DI DALAMNYA A. Problematika Seputar Pasar Modal Syariah
Pasar modal dengan segala problematikanya telah menjadi kajian kompre- hensif di kalangan ahli hukum Islam. Dalam hal ini para pakar fikih kontemporer
tidak berselisih atas keharaman saham yang berasal dari emiten yang bergerak di bidang usaha yang haram, misalnya perusahaan minuman keras, makanan yang
mengandung babi dan produk turunannya, perjudian, jasa keuangan ribawi, prostitusi dan pornografi, dsb. Namun mereka berbeda pendapat jika saham yang ditransaksi-
kan berasal dari emiten yang bergerak di bidang usaha yang halal, seperti bidang pertambangan, pertanian, transportasi, tekstil, telekomunikasi, dsb. Masing-masing
pihak saling mengajukan argumentasi yang cukup kuat dalam menentukan keabsahan transaksi saham tersebut di pasar modal.
Bahkan beberapa kalangan diantaranya berpendapat bahwa haram melakukan jual beli saham walau dari perusahaan yang bidang usahanya halal. Mereka memper-
masalahkan bentuk perusahaan Perseroan Terbatas PT karena perusahaan tersebut tidak memenuhi syarat dalam perserikatan Islami syirkah islamiyah. Taqiyuddin an-
Nabhani dalam an-Nizham al-Iqtishadi 2004 menegaskan bahwa perseroan terbatas adalah bentuk syirkah yang batil tidak sah, karena bertentangan dengan hukum-
hukum syirkah dalam Islam. Kebatilannya antara lain dikarenakan dalam PT tidak terdapat ijab dan kabul sebagaimana dalam akad syirkah. Yang ada hanyalah