Bentuk-Bentuk Jual Beli Gharar Taghrir 1 Gharar dalam Kuantitas

50 yang akan dia ambil. Dalam perdagangan di bursa, gharar dalam harga salah satunya terjadi pada kontrak futures. Para pihak yang terlibat bersepakat untuk melakukan jual beli suatu efek dengan menggunakan harga efek tersebut di masa yang akan datang. Jadi, dalam jual beli ini objek transaksi telah ditetapkan dengan jenis dan kuantitas sekian, namun harganya tidak dapat dipastikan karena sifatnya yang fluktuatif, apakah dia akan lebih tinggi atau lebih rendah dari harga saat ini. 4 Gharar dalam Waktu Penyerahan Contoh jual beli gharar dalam waktu penyerahan kembali ke macam jual beli habalul habalah tadi. Dalam jual beli habalul habalah, selain terdapat gharar dalam kualitas, juga terdapat gharar dalam waktu penyerahan. Si penjual ataupun pembeli tidak mengetahui pasti kapan janin tersebut akan lahir, apakah besok, lusa, pekan depan, ataupun tidak jadi diserahterimakan jika saja janin tersebut mati.

4. Terhindar dari Unsur Maisir

Kata maisir secara harfiah dalam bahasa Arab berarti mudah atau mendapat keuntungan tanpa bekerja keras. Dalam bahasa Arab, maisir sering juga disebut qimar . Maisir dan qimar memiliki pengertian yang sama. Qimar meliputi setiap bentuk keuntungan atau uang yang perolehannya bergantung sepenuhnya pada keberuntungan dan peluang. Sedangkan maisir berarti mendapatkan sesuatu dengan terlalu mudah atau mendapatkan keuntungan tanpa harus bekerja sama sekali. 53 53 Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance A‐Z Keuangan Syariah, terj. Aditya Wisnu Pribadi, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2009, h. 174. 51 Maisir dalam kamus bahasa Indonesia diartikan sebagai judi, sedangkan menurut istilah diartikan sebagai akad perjanjian yang di dalamnya salah satu pihak dari dua pihak yang berjudi atau bertaruh berjanji akan membayar uang atau pengganti lain yang bernilai uang yang telah disepakati kepada pihak lain jika terjadi suatu peristiwa. 54 Peristiwa yang dimaksud dalam pengertian tersebut adalah judi. Menurut Rafiq al-Mishri, seperti yang dikutip oleh Syakir Sula, judi dalam terminologi agama diartikan sebagai “suatu transaksi yang dilakukan oleh dua pihak untuk kepemilikan suatu benda atau jasa yang mengguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lain dengan cara mengaitkan transaksi tersebut dengan suatu tindakan atau kejadian tertentu”. 55 Dari kesemua definisi diatas dapat ditarik kesimpulan yang saling melengkapi, bahwa pada intinya judi merupakan segala permainan yang mengandung unsur taruhan materi harta dimana pihak yang menang mengambil materiharta dari pihak yang kalah. Akan tetapi, pada dasarnya tidak semua praktek muamalat itu haram atau mengandung unsur judi, karena ada beberapa bentuk muamalat yang mengandung sedikit unsur untung-untungan namun diperbolehkan dan tidak termasuk kedalam bentuk maisir judi, seperti sewa-menyewa, jual beli, serta kegiatan bisnis lainnya. Sesuatu yang dikategorikan sebagai bentuk maisir atau judi setidaknya harus memiliki tiga unsur yaitu; 54 Nasroen Haroen, Fiqih Muamalah, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000 Cet. Ke‐1, h. 101. 55 Rafiq al‐Mishri, Al‐Maisir Wal Qimar, dalam Syakir Sula, “Maisir Judi Untung‐untungan”, artikel diakses tanggal 7 April 2010 dari http:www.syakirsula.comindex.php?option=com_contentview=articleid=77:maisir ‐judiuntung‐ untungancatid=21:asuransi ‐syariahItemid=52 . 52 1 adanya taruhan hartamateri yang berasal dari kedua pihak yang berjudi, 2 adanya suatu permainan yang digunakan untuk menentukan pemenang dan yang kalah, dan 3 pihak yang menang mengambil harta sebagianseluruhnya yang menjadi taruhan, sedangkan pihak yang kalah kehilangan hartanya. Landasan Hukum Pelarangan Maisir pκš‰r¯≈tƒ t⎦⎪Ï© þθãΨtΒu™ yϑ¯ΡÎ ãôϑsƒø: çÅ£øŠyϑø9uρ Ü|ÁΡF{uρ ãΝ≈s9ø—F{uρ Ó§ô_Í‘ ô⎯ÏiΒ È≅yϑtã Ç⎯≈sÜø‹¤±9 çνθç7Ï⊥tGô_sù öΝä3ª=yès9 tβθßsÎ=øè? ∩®⊃∪ “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya meminum khamar, berjudi maisir, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan- perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan”. QS al-Maidah [5]: 90 Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT melarang praktek maisir judi, bahkan di dalam al-Qur’an maisir disebut berdampingan dengan perbuatan meminum khamar 56 , yang kesemuanya dikategorikan sebagai perbuatan syaitan. Hal ini didasarkan pada praktek judi yang di dalamnya terdapat sifat ketergantungan yang menyebabkan seseorang enggan untuk berusaha. Padahal keharusan manusia untuk berusaha merupakan perintah Allah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan Allah telah menciptakan segala yang ada di bumi untuk keperluan manusia agar dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Hanya saja manusia seringkali tamak dan ingin mendapat untung tanpa mau bersusah payah. Alasan utama mengapa maisir dilarang dalam Islam adalah bahwa uang seharusnya dihasilkan dengan cara berusaha dan 56 Lihat QS al‐Maidah [5] ayat 90‐91; al‐Baqarah [2] ayat 219.