Periode Perdagangan Klasifikasi Pasar, Periode Perdagangan, Jenis Transaksi, Biaya Transaksi dan Penyelesaian

80 dijaminkan secara margin dan short selling, 90 diantaranya adalah pertama, saham-saham yang terdaftar sebagai daftar efek yang dapat ditransaksikan secara margin dan short selling; kedua, saham-saham yang masuk dalam perhitungan Indeks LQ45; ketiga, obligasi negara dan atau obligasi korporasi dengan rating minimum setara A+. b. Transaksi short selling. Transaksi ini merupakan suatu bentuk transaksi jual beli di mana penjualan terhadap surat berharga yang belum dimiliki pada waktu transaksi dilaksanakan. 91 Setidaknya ada dua alasan bagi investor melakukan 90 Lihat lampiran Pengumuman Bursa Efek Indonesia Peng‐00582BEI.PSH11‐2010 tentang Efek yang Dapat Ditransaksikan dan Dijaminkan dalam Rangka Transaksi Marjin dan atau Transaksi Short Selling. 91 Short selling merupakan suatu instrumen yang memungkinkan investor untuk menghasilkan uang tanpa perlu memiliki suatu sekuritas secara aktual. Setidaknya ada dua hal yang menjadi motivasi seseorang menggunakan instrumen short selling, yaitu spekulasi dan lindung nilai. Bagi investor tersebut, dia berasumsi bahwa suatu saham tertentu yang tidak dia miliki saat ini harganya terlampau tinggi dan akan menjadi lebih rendah di masa berikutnya. Oleh karena itu, dia akan meminjam efek melalui broker dari pihak lain, untuk segera menjualnya dengan harga saat ini dan kemudian akan membelinya kembali di masa mendatang. Jika asumsinya benar, harga efek ternyata turun maka ia untung. Namun, jika asumsinya keliru, harga efek ternyata naik maka ia rugi. Ilustrasinya seperti ini, Iwan berasumsi bahwa saat ini saham PT ABCD Tbk terlampau tinggi pada posisi Rp 6000, dan dia ingin mendapat keuntungan jika penaksirannya benar. Iwan lalu menghubungi brokernya, Rizki, dan menginstruksikannya untuk menjual saham ABCD sebanyak 3 lot 1500 lembar. Dalam hal ini Rizki akan melakukan dua hal, pertama dia akan mengadministrasikan penjualan 3 lot saham ABCD atas nama Iwan ke dalam sub account KSEI meskipun dana belum diserahkan, dan kedua dia akan mengatur pinjaman 3 lot saham ABCD dari pihak lain agar dapat diserahkan ke pembeli. Umpamakan Rizki akhirnya dapat meminjam saham tersebut dari Arief, dan berhasil menjualnya sebanyak 3 lot pada harga Rp 6000 per lembar kepada pembeli. Besarnya biaya diluar biaya dan komisi adalah Rp 9.000.000. Penjualan yang dilakukan Iwan inilah yang disebut dengan ‘short 3 lot’ saham ABCD. Jika dalam beberapa waktu kemudian harga saham ABCD turun menjadi Rp 5.500 per lembar, untuk menutup posisi short‐nya Iwan akan menginstruksikan brokernya Rizki untuk membeli saham ABCD sebanyak 3 lot. Besarnya biaya tanpa pajak dan komisi sebesar Rp 8.250.000. Setelah saham ABCD tersebut dikembalikan kepada Arief yang meminjamkan saham, maka saat ini Iwan sudah tidak mempunyai kewajiban lagi kepada Rizki ataupun Arief, karena Iwan telah menutup posisi short‐nya short covering. Dalam kasus ini Iwan mendapat keuntungan sebesar Rp 750.000 diluar biaya dan komisi dengan melakukan penjualan saham ABCD seharga Rp 9.000.000 dan membelinya dengan harga Rp 8.250.000. 81 short selling , yaitu untuk spekulasi dan untuk lindung nilai hedging. Meskipun faktanya short selling lebih banyak kepada motif spekulasi belaka, banyak bursa di dunia yang tetap melegalkan aktifitas ini. Menurut pihak bursa short selling menjadikan lebih banyak informasi yang tersedia di pasar, karena pelaku short sering kali mencari fakta dan berita lebih mendalam demi mendukung spekulasi mereka, dan juga short selling menjadikan pasar lebih likuid, menurunkan sekuritas yang terlampau tinggi, dan secara umum meningkatkan efisiensi pasar. c. Transaksi repurchase agreement repo merupakan transaksi pinjam meminjam dana yang dilakukan oleh para pihak dengan jaminan efek tertentu. Repo dapat dilakukan melalui peminjaman uang dengan jaminan efek tanpa perpindahan kepemilikan efek yang direpokan, repo seperti ini biasanya dikenal dengan sebutan Classic Repo. Repo juga dapat dilakukan melalui peminjaman uang dengan jaminan efek dimana efek yang direpokan berpindah kepemilikannya secara hukum, repo seperti ini biasanya dikenal dengan sebutan sellbuy back. Walaupun berdasarkan mekanismenya sellbuy back repo merupakan transaksi pinjam-meminjam, namun dari sudut pandang hukum terjadi perpindahan kepemilikan atas efek yang ditransaksikan, sehingga transaksi repo dapat juga dikategorikan kedalam jual beli. Dalam transaksi sellbuy back repo, terdapat dua kali proses pemindahbukuan. Sebagai contoh, misalkan broker A bertransaksi repo jual dengan bank B, maka pada tanggal penyelesaian pertama biasa disebut 1 st leg terjadi perpindahan efek dari broker A ke bank B yang diikuti pula dengan perpindahan dana dari bank B ke broker A. Sedangkan pada tanggal