Larangan Menjual Sekuritas yang Belum Dimiliki

109 lebih kepada ‘janganlah menjual sesuatu yang tidak mampu anda serahkan’ dan bukan ‘janganlah menjual sesuatu yang tidak anda miliki’. 119 Dalam pandangan SAC Malaysia, elemen gharar dapat ditanggulangi dan diminimalisir dengan dibuatnya aturan berupa Regulated Short Selling RSS berdasarkan prinsip-prinsip Securities Borrowing and Lending SBL. Dengan kata lain, aturan yang ada pada RSS dan SBL diharapkan dapat meningkatkan probabilitas penyerahan saham. Ketika probabilitas serah-terima saham tinggi, maka hal ini menjadikan elemen ketidakpastian gharar tidak lagi signifikan, sehingga sebagai konsekuensinya transaksi atau aktifitas tersebut dapat dikategorikan sesuai syariah shariah compliant. Atas dasar tersebut, transaksi short selling diperbolehkan oleh cendekiawan muslim Malaysia, selama pemenuhan penyerahan, penyelesaian, dan pembayaran kewajiban transaksi dijamin, dimonitor, dan diatur oleh otoritas bursa. 120 ini mengandung ketidakpastian dan resiko yang besar gharar. Lihat fatwa no.40DSN‐MUIX2003 dan lihat juga Gerard al‐Fil, “Why Short‐selling is Haram”, artikel diakses tanggal 23 September 2010 dari http:www.ameinfo.com170733.html . 119 Menurut Ibnu Taimiyyah dan Ibnu al‐Qayyim apa yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah larangan terhadap penjualan yang mengandung resiko dan ketidakpastian yang besar gharar dimana objek jualnya tidak mungkin dapat diserahkan, baik objek tersebut berwujud atau tidak misal menjual unta yang kabur. Mereka juga merujuk kepada penjualan dengan akad Salam dan Istisna jual beli dengan pesanan, yaitu penjualan dimana uang diserahkan lebih dahulu dan barang diserahkan kemudian. Contoh jual beli salam pada komoditas pertanian, si penjual mungkin tidak mempunyai barang tersebut sewaktu kontrak dibuat, namun barang akan diserahkan pada waktu tertentu saat panen atau sesuai dengan waktu yang disepakati dalam perjanjian. Lihat Dr. Asyraf Wajdi Dusuki dan Dr. Abdelazeem Abozaid, “Fiqh Issues in Short Selling as Implemented in the Islamic Capital Market in Malaysia”, Journal of King Abdul Aziz University, Islamic Economics, vol. 21, no. 2, 2008, h. 13‐15. 120 Lebih lengkapnya lihat Dr. Asyraf Wajdi Dusuki dan Dr. Abdelazeem Abozaid, “Fiqh Issues in Short Selling as Implemented in the Islamic Capital Market in Malaysia”, Journal of King Abdul Aziz University, Islamic Economics, vol. 21, no. 2, 2008. Lihat pula Securities Comission, Resolutions of the Securities Comission Syariah Advisory Council. Kuala Lumpur: Suruhanjaya Sekuriti, 2003, h. 23‐25. 110 Short selling sempat dilarang oleh otoritas pasar modal Eropa dan Amerika selama krisis finansial yang menerpa kawasan tersebut di tahun 2008-2009. Namun pelarangan ini lebih ditujukan guna menutup rapat tindakan spekulasi di bursa mereka selama masa krisis. Hal ini justru membuat para spekulan dan hedge fund asing dari negara-negara tersebut akan mencari sasaran spekulasi baru, yaitu bursa negara- negara berkembang yang belum melarang short selling, termasuk bursa Indonesia. Lepas dari itu semua, pada dasarnya kemungkinan dampak buruk yang terjadi dari tindakan short selling yaitu terjadinya strategi perdagangan kotor akibat perbedaan harapan antara kedua pihak dalam transaksi short selling. Pihak pemilik mengharapkan keuntungan dari kenaikan sekuritas yang dipinjamkan, sedangkan pihak peminjam mengharapkan turunnya nilai saham agar dapat menutup posisi pembelian kembali saham cover short dengan harga yang lebih rendah dibanding harga saham ketika dipinjam. Oleh karena perbedaan harapan yang diinginkan inilah cenderung terjadinya moral hazard untuk saling mengalahkan dan saling menipu, 121 hal ini tidak lain dilakukan demi mempengaruhi atau bahkan merusak ekspektasi harga agar menuju harga sekuritas yang diharapkan. Bahkan tidak hanya itu, lebih jauh pada dasarnya ada masalah fikih lain yang terkait erat dengan short selling, yaitu pengambilan manfaat materi atau immaterial 121 Pihak peminjam yang menginginkan harga sahamnya turun akan merekayasa seolah‐olah penawaran meningkat sambil menyebarkan isu‐isu negatif agar harga sekuritasnya turun. Jika kemudian harga benar‐benar turun, maka ia akan untung. Namun jika harga sekuritas tersebut justru mengalami kenaikan, maka peminjam mengalami kerugian disebabkan harus membeli kembali buy back untuk menutup posisi short pada harga lebih tinggi. Hal yang sebaliknya pada pihak yang meminjamkan, ia akan untung jika kemudian harga sekuritas naik, atau akan rugi jika nilai sekuritas benar ‐benar turun. 111 atas objek pinjaman. Seperti kita tahu, pemilik sekuritas akan membebankan biaya atas saham yang dipinjamka, dan seperti kita juga telah bahas pada bagian sebelumnya, mengambil manfaat dengan menetapkan beban pengembalian lebih atas pinjaman serupa dengan riba. Lebih lanjut, praktik short selling tidak lain merupakan bentuk game of chance 122 yang dikategorikan sebagai zero sum game 123 , karena dalam short selling ini satu pihak mengalami keuntungan atas kerugian terhadap pihak lain. Islam melarang aktivitas yang berakibat kepada zero sum game karena hal ini mengandung unsur judi maisir. Sesuatu dikatakan sebagai maisir ketika di dalamnya terdapat unsur taruhan dimana pihak yang menang mengambil hartamateri dari yang kalah. Kesimpulannya, short selling merupakan transaksi yang mengandung gharar dan riba, serta merupakan salah satu bentuk maisir yang haram dilakukan.

5. Larangan Merekayasa Permintaan dan Penawaran

Dalam jual beli saham di pasar sekunder, sering kali terjadi manipulasi dengan merekayasa permintaan dan penawaran, tujuannya tidak lain hanya untuk 122 Pada dasarnya game of chance permainan kesempatan merupakan suatu bentuk kegiatan yang memiliki karakter identik dengan untung‐untungan, namun tidak semua praktik game of chance adalah haram. Untuk menentukan bentuk game of chance yang boleh dan yang haram haruslah dilihat faktanya secara teliti. Contoh game of chance yang tidak mengandung maisir yang dilarang, misalkan pihak bank memberikan tiket umrah bagi pemilik tabungan tertentu, umpamakan seratus buah tiket. Semua nasabah deposan pada dasarnya berhak memperoleh paket umrah tersebut, tapi karena tidak mungkin diberikan kepada seluruh nasabah, maka dilakukanlah undian. Undian ini tergolong hadiah, karena nasabah deposan lain tidak menanggung para pemenang paket umrah tersebut. Hal ini disebut non‐zero sum game, artinya si penerima hadiah senang dan si pemberi hadiah juga senang, sehingga bila dijumlahkan senang‐senangnya nilainya lebih besar daripada nihil. Lihat Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islami, 2007 h. 36‐38. 123 Zero sum game adalah situasi dimana keuntungan yang diperoleh oleh satu pihak merupakan kerugian yang sama jumlahnya di pihak lain. Jadi selisih antara keuntungan di satu pihak dengan kerugian di pihak yang lain adalah nihil tidak termasuk biaya‐biaya. Perdagangan opsi merupakan salah satu contoh lain dari zero sum game. 112 mendapatkan capital gain jangka pendek dari para investor yang turut bertransaksi pada saham tersebut. Tindakan ini dikenal dengan istilah goreng saham atau stock cornering . Goreng saham atau stock cornering yaitu merupakan usaha yang dilakukan sekelompok pihak yang berupaya melakukan pembentukan harga sehingga menyebabkan pihak tertentu mengalami kerugian. Cornering dapat dilakukan sendiri- sendiri dengan menggunakan akun rekening kepemilikan sekuritas pada perusahaan pialang yang berbeda, atau cornering dilakukan dengan berkeja sama dengan broker dan investor lain. 124 Strategi yang digunakan adalah membuat demand dan supply yang semu, agar tercipta harga yang semu sesuai yang diharapkan spekulan. Untuk mengharapkan harga naik, para spekulan akan membuat seolah-olah terjadi permintaan yang tinggi dengan target harga yang melonjak. Cara yang digunakan yaitu spekulan bekerja sama dengan beberapa pihak misal dengan perusahaaan sekuritas atau broker, melakukan pembelian saham tertentu secara besar-besaran sambil meniupkan isu-isu positif agar pasar bereaksi dengan meningkatnya permintaan atas saham tersebut. Setelah harga telah mencapai titik tertinggi yang dituju, barulah spekulan melepas saham yang dimilikinya. Umumnya setelah pelepasan saham secara besar-besaran ini, jika fundamental perusahaan tidak kuat, maka harga saham akan jatuh dan investor 124 Caranya bisa dengan melakukan transaksi fiktif atau transaksi semu, dimana pembeli juga sekaligus pejual. Yaitu pembeli menjual suatu saham atas akun rekeningnya di suatu sekuritas tertentu untuk kemudian dibeli menggunakan akun rekening sekuritas lain miliknya, atau dengan melakukan penjualan dan pembelian saham kepada investor lain dalam jaringan mereka. Tindakan jual beli ini dilakukan hanya untuk membentuk harga agar sesuai dengan yang diharapkan spekulan tersebut. 113 lain yang kurang cermat terjebak pada harga beli yang tinggi. Sebaliknya, jika ingin mendapat harga yang lebih rendah, spekulan bekerja sama dengan broker yang dia kenal melakukan transaksi dengan menjual saham sebanyak-banyaknya agar harga turun ke bawah hingga ke level yang diharapkan sambil terus menyebarkan isu-isu negatif. Ketika investor lain juga terpengaruh untuk menjual saham karena menghindari kerugian lebih besar akibat harga terus merosot, spekulan sudah membeli saham kembali saham tersebut dari broker dengan harga lebih rendah sebelum harga mengalami kenaikan kembali. Umumnya saham yang sering digoreng adalah saham-saham dengan kapitalisasi dan likuiditas yang kecil, atau saham kelas menengah yang harganya murah dan investornya masih sedikit, sehingga memudahkan spekulan memborong dan mengendalikan harga karena jumlah sahamnya relatif sedikit. Saham ketegori blue chip ataupun saham yang pemegangnya merata di banyak pihak tidak dikuasai oleh satu pihak akan sulit untuk digoreng. Kasus corneringgoreng saham yang terkuak diantaranya melibatkan broker bermasalah yang sama, sebut saja PT Optima Karya Capital Securities OKCS. OCKS diduga bekerja sama dengan Mahakarya Capital Securities melakukan cornering atas saham PT Triwira Insan Lestari Tbk hingga harga saham berkode TRIL tersebut meroket 97,06 dari kisaran Rp 400 per saham pada 28 Januari 2008 menjadi Rp 1.340 pada 6 Maret 2008. 125 Optima Securities juga diduga melakukan 125 Arif Gunawan S, “Kasus Triwira Masuk Penyidikan Bapepam‐LK”, artikel diakses tanggal 19 Oktober 2010 dari http:bataviase.co.idnode281899 .