Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3
Dengan adanya instrumen-instrumen tersebut, pasar modal merupakan wahana yang menarik sebagai tempat penggalangan dana yang memberikan berbagai
pilihan kepada para pemilik dana dalam berinvestasi. Jumlah dan pilihan ini semakin banyak mulai dari yang relatif tinggi risikonya sampai pada pilihan yang risikonya
rendah. Pasar modal terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder. Pasar primer sangat penting untuk menaikkan modal baru dan bergantung pada permintaan modal. Pasar
sekunder memiliki kontribusi signifikan dengan memfasilitasi perdagangan sekuritas. Hingga kini, transaksi pada pasar sekunder sangatlah beragam mulai dari transaksi
yang kontraknya jual beli biasa, hingga transaksi dengan kontrak yang bersifat turunan derivatif.
Ada banyak sekali instrumen finansial yang dapat dikategorikan kedalam transaksi derivatif ini, beberapa contoh diantaranya yang umum dikenal yaitu
transaksi berjangka futures, option, warrant, right, repurchasing repo, dsb. Tujuan utama dari transaksi derivatif ini yaitu untuk mengalihkan risiko ataupun
mengambil suatu risiko tergantung apakah posisinya sebagai pelaku pelindung nilai hedger atau sebagai spekulator. Akan tetapi, umumnya transaksi derivatif lebih
didominasi oleh perdagangan spekulatif dari pada perdagangan lindung nilai dalam artian yang sesungguhnya.
Salah satu penyebab krisis keuangan Amerika yang kemudian menjalar ke negara-negara lain adalah produk derivatif yang dilaksanakan oleh perusahaan atau
individu. Transaksi derivatif di dunia dalam waktu tujuh tahun telah meningkat sebanyak lebih dari tiga kali lipat, yaitu dari 100 trilliun dollar US pada tahun 1998
4
menjadi 330 trilliun dollar US pada tahun 2006. Sudah banyak korban yang disebabkan oleh transaksi ini baik di luar negeri, seperti Barings, LTCM, Madoff’s,
maupun di Indonesia seperti PT Elnusa Tbk, dan lainnya.
5
Secara teori, transaksi derivatif ibarat sebuah mata uang yang memiliki dua sisi. Satu sisi berfungsi sebagai
alat lindung atau penjaminan agar suatu usaha dapat produktif dan efisien. Disisi lain, transaksi derivatif juga merupakan alat spekulasi yang bertujuan mendapatkan
keuntungan dari transaksi itu sendiri.
6
Di dalam syariah, aktivitas yang memiliki unsur-unsur spekulatif dikategorikan sebagai maisir perjudianspekulasi.
y7tΡθè=t↔ó¡o„ Ç∅tã
Ìôϑy‚ø9 ÎÅ£÷yϑø9uρ
ö≅è yϑÎγŠÏù
ÖΝøOÎ ×Î7Ÿ2
ßìÏ≈oΨtΒuρ Ĩ¨Ζ=Ï9
yϑßγßϑøOÎuρ çt9ò2r
⎯ÏΒ yϑÎγÏèø¯Ρ
3 …
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan maisir judi. Katakanlah: ‘Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi
manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya’.” QS. Al- Baqarah [2]: 219
Bahkan maisir dikatakan sebagai perbuatan setan dan disejajarkan dengan perbuatan dosa besar lainnya seperti syirik dan khamar hal yang memabukkan.
pκš‰r¯≈tƒ t⎦⎪Ï©
þθãΨtΒu™ yϑ¯ΡÎ
ãôϑsƒø: çÅ£øŠyϑø9uρ
Ü|ÁΡF{uρ ãΝ≈s9ø—F{uρ
Ó§ô_Í‘ ô⎯ÏiΒ
È≅yϑtã Ç⎯≈sÜø‹¤±9
çνθç7Ï⊥tGô_sù öΝä3ª=yès9
tβθßsÎ=øè? ∩®⊃∪
5
Rizqullah, “Transaksi Derivatif”, majalah Sharing edisi 27 Maret 2009 h. 50.
6
Rizqullah. “Transaksi Derivatif: Apa dan Bagaimana menurut Islam?” Artikel diakses pada tanggal
4 Januari 2010 dari http:rizqullah.niriah.comekonomi
‐islam71 .
5
“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya meminum khamar, berjudi, berkorban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah,
7
adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar
kamu mendapat keberuntungan.” QS. Al-Maidah [5]: 90
Menurut perspektif ekonomi syariah, penyebab utama krisis yang terjadi saat ini adalah satanic trinity, yaitu trinitas setan yang terdiri dari riba, maisir dan gharar
ketidakjelasan. Sistem dan pasar keuangan dan capital market di Amerika telah didominir oleh setan tiga serangkai atau trinitas setan satanic trinity yang terdiri
dari 1 bunga riba dalam transaksi keuangan; Praktek riba terlihat jelas pada bisnis derivatif yang sangat laris di pasar uang dan pasar modal AS. 2 Produk derivatif
yang tak jelas underline-transaction-nya itu disebut juga dengan gharar, karena ketidakjelasan produk riilnya. Produk gharar ini disamarkan dengan istilah produk
hybrids dan derivatives yang dibungkus dan dikemas dengan mekanisme
securitisation insurance atau guarantee; 3 Perilaku dan praktek spekulatif atau untung-untungan maisir yang juga tanpa dilandasi transaksi riil.
8
Di dalam sistem ekonomi konvensional yang menganut paham kapitalisme, praktek bunga, maisir, dan gharar di pasar uang dan pasar modal menjadi kewajaran.
7
Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. Orang Arab Jahiliyah menggunakan
anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan apakah mereka akan melakukan suatu
perbuatan atau tidak. Caranya ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu.
Setelah ditulis masing‐masing yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak
ditulis apa‐apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Kabah. Bila mereka hendak
melakukan sesuatu, maka mereka meminta supaya juru kunci Kabah mengambil sebuah anak panah
itu. Terserahlah nanti apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan
tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, maka
undian diulang sekali lagi.
8
Agustianto. “Bahaya Transaksi Derivatif”, artikel diakses pada 5 Maret 2010 dari
http:www.pesantrenvirtual.comindex.phpekonomi ‐syariah1261‐bahaya‐transaksi‐derivatif
.
6
Konsep ekonomi konvensional yang sampai saat ini masih kontroversial digunakan di industri keuangan Islam, antara lain penerapan time value of money atau positive time
preference serta margin trading, disamping belum adanya variabel benchmark untuk
menentukan tingkat diskonto discount rate dari sekuritas ataupun pembiayaan syariah.
9
Para ulama fiqih sepakat bahwa transaksi-transaksi yang mengandung riba, maisir
, serta gharar dilarang dalam Islam. Persoalannya, bagaimana ketiga hal ini terdefinisikan di dalam konteks transaksi finansial khususnya pada pasar modal.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik melakukan sebuah penelitan
dengan berjudul “Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Transaksi Finansial Di Pasar Modal Indonesia”
. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk memperjelas permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan ini, maka perlu penulis sampaikan batasan dan rumusan masalah pada skripsi ini. Di
dalam skripsi ini, penulis membatasi penelitian pada perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia BEI, dengan perumusan masalah sebagai berikut.
1. Sejauh mana pasar modal syariah telah dikembangkan di Indonesia?
2. Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam menentukan suatu efek dan
aktifitas transaksi telah melanggar prinsip syariah? 3.
Apa saja bentuk transaksi finansial yang tidak sesuai menurut prinsip syariah pada pasar modal di Indonesia BEI?
9
M. Nadratuzzaman Hosen, Materi Da’wah Ekonomi Syariah, Jakarta: PKES,2008, h. 194.
7