84
F. Indeks Harga Saham
Indeks Harga Saham adalah indikator harga dari seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek. Indeks berfungsi sebagai tren pasar, artinya pergerakan indeks
menggambarkan kondisi pasar pada suatu waktu, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Pasar yang sedang bergairah bullish period atau terjadi transaksi yang aktif
ditunjukkan dengan indeks harga saham yang mengalami kenaikan dan kondisi inilah yang diinginkan. Keadaan stabil ditunjukkan dengan indeks harga saham yang tetap,
sedangkan keadaan lesu bearish period ditunjukkan dengan indeks harga saham yang mengalami penurunan.
92
Sekarang ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga efek, dengan rincian sepuluh indeks harga saham dan satu indeks
obligasi. Kesemua informasi indeks ini secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik sebagai pedoman bagi investor untuk berinvestasi di
pasar modal. Indeks efek ini diantaranya yaitu: 1.
Indeks Individual yaitu indeks harga saham masing-masing emiten.
2.
Indeks Harga Saham Gabungan IHSG menggunakan semua emiten yang
tercatat sebagai komponen perhitungan indeks. Saat ini beberapa emiten tidak dimasukkan dalam perhitungan IHSG, misalnya emiten-emiten eks Bursa Efek
Surabaya karena alasan tidak atau belum ada aktivitas transaksi sehingga belum tercipta harga dipasar. Per 3 Desember 2010, IHSG tercatat sebesar Rp 3.696,26.
92
Pandji Anoraga dan Piji Pakarti, Pengantar Pasar Modal, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, cet.
Kelima, h. 102.
85
3.
Indeks Sektoral menggunakan semua emiten yang ada pada masing-masing
sektor. Setidaknya ada sembilan sektor yang dibagi menjadi tiga kategori, diantaranya yaitu Sektor PrimerEkstraktif sektor pertanian, pertambangan,
Sektor Sekunder Industri Pengolahan dan Manufaktur industri dasar dan kimia, aneka industri, industri barang konsumsi, dan Sektor Tersier Industri jasa dan
non-manufaktur properti dan real estate, transportasi dan infrastruktur, keuangan, perdagangan-jasa dan investasi.
4.
Indeks Papan Utama menggunakan emiten yang masuk dalam kriteria papan
utama. Per Desember 2009, dari 398 emiten yang tercatat di BEI, 177 emiten masuk dalam Papan Utama sedangkan sisanya sebanyak 221 emiten masuk
dalam Papan Pengembangan. Indeks Papan Pengembangan, menggunakan
emiten yang masuk dalam kriteria papan pengembangan. serta 5.
Indeks LQ45 menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan
likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. LQ45 diterbitkan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan
Agustus dengan dievaluasi setiap tiga bulan. Per 3 Desember 2010, indeks LQ45 tercatat sebesar Rp 670,86 dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 2.126 triliun
atau sebesar 66,49 dari total kapitalisasi pasar BEI. 6.
Jakarta Islamic Index JII menggunakan 30 emiten yang masuk dalam kriteria
syariah Daftar Efek Syariah yang diterbikan oleh Bapepam-LK dan termasuk saham yang memiliki kapitalisasi besar dan likuiditas tinggi. JII diterbitkan setiap
enam bulan sekali yaitu bulan Januari dan Juli. Per 3 Desember 2010, JII tercatat
86
sebesar Rp 525,48 dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp 1.085 triliun atau sebesar 33,44 dari total kapitalisasi pasar BEI.
93
7.
Indeks Kompas100 menggunakan 100 emiten yang dipilih berdasarkan
pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Evaluasi dilakukan setiap enam bulan sekali yaitu pada bulan
Februari dan Agustus. 8.
Indeks BISNIS-27 menggunakan 27 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria
tertentu dan merupakan kerja sama antara BEI dengan Harian Bisnis Indonesia. Evaluasi dilakukan setiap bulan enam bulan sekali yaitu pada bulan Mei dan
November. 9.
Indeks PEFINDO25 menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria
tertentu dan merupakan kerja sama antara BEI dengan lembaga rating Pemeringkat Efek IndonesiaPEFINDO. Evaluasi dilakukan setiap bulan enam
bulan sekali yaitu pada bulan Februari dan Agustus. 10.
Indeks SRI-KEHATI menggunakan 25 emiten yang dipilih berdasarkan kriteria
tertentu dan merupakan kerja sama antara BEI dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia KEHATI. SRI merupakan kependekan dari Sustainable and
Responsible Investment . Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan
pedoman investasi bagi pemodal yaitu dengan membuat suatu benchmark indeks baru yang secara khusus memuat emiten yang memiliki kinerja yang sangat baik
93
BAPEPAM‐LK, “Statistik Pasar Modal”, Minggu Ke‐1 Desember 2010: 29 November ‐ 3 Desember
2010, diakses
pada tanggal
18 Desember
2010 dari
http:www.bapepam.go.idpasar_modalpublikasi_pmstatistik_pmindex.htm .