Saham dan Ruang Lingkupnya Kata saham diyakini berasal dari bahasa arab ‘sahama’

69 perusahaan setelah semua kewajiban dilunasi, baik untuk para kreditur maupun para pemegang saham preferen. b. Saham preferen preferred stock, adalah saham yang memberikan hak untuk mendapatkan dividen lebih dahulu dari saham biasa yang besarnya tetap. Apabila perusahaan dilikuidasi, maka pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham setelah para kreditur, dan kemungkinan memperoleh penghasilan tambahan dalam pembagian laba perusahaan. Disamping penghasilan tetap yang dijamin kontinuitas serta besarannya, dividen tidak dipengaruhi oleh laba perusahaan. Saham preferen terdiri dari beberapa jenis, diantaranya yaitu Cumulative prefererred stock , Non-cumulative preferred stock, Participating preferred stock , Non-participating preferred stock, serta Convertible preferred stock . 84 84 Cumulative prefererred stock, saham preferen ini memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen yang sifatnya komulatif dalam suatu prosentase atau jumlah tertentu, artinya kalau pada tahun tertentu yang dibayarkan tidak mencukupi atau tidak membayar dividen sama sekali akan diperhitungkan pada tahun‐tahun berikutnya sampai saat dibagikan dividen. Kumulatif ini tidak berlaku pada saat perusahaan dilikuidasi jika tidak terdapat saldo laba ditahan. Non‐cumulative preferred stock, pemegang saham ini mendapatkan prioritas dalam pembagian dividen hingga suatu prosentase atau jumlah tertentu tetapi tidak berlaku kumulatif, yaitu dividen tahun‐tahun sebelumnya yang belum dibayar tidak perlu dilunasi pada tahun berikutnya. Jadi jika akan membagi dividen untuk pemegang saham biasa, kewajiban yang ada hanyalah membayar dividen saham preferen untuk tahun tersebut. Participating preferred stock, pemegang saham ini disamping memperoleh dividen tetap seperti yang telah ditentukan, juga diberi hak untuk memperoleh bagian dividen tambahan setelah saham biasa memperoleh jumlah dividen yang sama dengan jumlah tetap yang diperoleh saham preferen. Non‐participating preferred stock, pemegang saham ini setiap tahunnya memperoleh dividen terbatas sebesar tarif dividennya. Convertible preferred stock, saham jenis ini mempunyai preferensi untuk ditukar dengan surat berharga lain. Hak konversi umumnya meliputi penukaran saham preferen dengan saham biasa. Dalam hal‐hal tertentu, saham preferen mungkin dapat dikonversi dengan obligasi, sehingga para investor mempunyai kebebasan untuk merubah posisi mereka dari pemegang saham menjadi kreditur. 70 Saham Biasa common stock Saham Preferen preferred stock a. Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jika perusahaan di likuidasi. b. Memiliki hak suara proporsional one share one vote, c. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba, d. Hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya. a. Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen, b. Tidak memiliki hak suara, c. Pembayaran dividen dalam jumlah tetap, d. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditur apabila perusahaan dilikuidasi, e. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap, f. Dapat dikonversikan menjadi saham biasa ataupun obligasi Tabel 3.2 Perbedaan Saham Biasa dengan Saham Preferen Berdasarkan kinerja perdagangan, saham dibedakan menjadi; a. Blue-chip stock, 85 yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen. b. Income stock, yaitu saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham. 85 Istilah blue chip diambil dari permainan poker di mana chip berwarna biru blue merupakan kepingan yang paling berharga dan memiliki nilai paling tinggi. Di Bursa Efek Indonesia, saham ‐saham yang masuk ke dalam Indeks LQ‐45 dikategorikan sebagai saham Blue‐chip karena memiliki fundamental yang baik.