83
6.3.4 Ancaman
1 Merebaknya penyakit flu burung
Merebaknya penyakit yang menyerang hewan unggas yang juga dapat membahayakan kesehatan bagi manusia bila mengkonsumsi hewan unggas
yang telah terjangkit penyakit tersebut, menimbulkan trauma tersendiri bagi masyarakat lain yang sebelumnnya terbiasa untuk mengkonsumsi aneka
olahan daging unggas termasuk itik. Keadaan ini sempat menurunkan jumlah permintaan terhadap daging unggas di pasaran. Akibat fatal yang dapat
ditimbulkan terhadap manusia termasuk kematian, mengharuskan masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam membeli daging unggas. Bahkan belum lama
ini di Kabupaten Bekasi ditemukan kasus kematian burung secara tiba-tiba yang disebabkan oleh penyakit flu burung. Kewaspadaan juga sangat
dibutuhkan oleh para peternak hewan unggas untuk menghasilkan daging unggas yang memenuhi standar keamanan pangan untuk dikonsumsi.
Sehingga pencegahan awal sebenarnya berada di tangan para peternak hewan unggas termasuk oleh Kelompok Tani Sumber Mukti untuk terus mengawasi
kesehatan itik yang meraka pelihara, selain agar tidak membahayakan bagi konsumenya namun juga tidak menyebabkan kerugian pada Kelompok Tani
Sumber Mukti karena itik yang mereka pelihara dapat mati jika terserang penyakit flu burung ini.
2 Penyempitan lahan kosong untuk pemukiman
Salah satu latar belakang yang menjadi alasan bagi dilaksanakannya usaha peternakan itik Kelompok Tani Sumber Mukti adalah karena mereka
berusaha memanfaatkan lahan kosong yang berada di sekitar wilayah tempat tinggal mereka untuk melakukan aktivitas usaha produktif. Kelompok Tani
Sumber Mukti berusaha memanfaatkan lahan sempit untuk melakukan aktivitas usaha sebagai upaya dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Namun inisiatif tersebut juga dapat terkendala dengan kemungkinan dilakukannya konversi lahan menjadi lahan pemukiman. Sehingga lahan yang
sebelumnya memang masih kosong dan belum dimanfaatkan, sewaktu-waktu dapat berubah menjadi tempat bermukim bagi penduduk. Hal ini menjadi
ancaman tersendiri selama belum adanya kesadaran dari masyarakat bahwa
84 lahan disekitar lingkungan tempat tinggal kita sebenarnya dapat dimanfatkan
sebagai lokasi bagi kegiatan usaha yang potensial. Data pada Tabel 16 menunjukkan bahwa penggunaan lahan untuk
perumahan sudah cukup tinggi. Diperkirakan jumlah tersebut akan semakin naik apabila kesadaran masyarakat akan pentingnya pemanfaatan lahan untuk
perekonomian rakyat semakin rendah. Pada dasarnya pengalihfungsian lahan kosong untuk pemukiman ini juga didorong oleh faktor ekonomi yang
dimiliki masyarakat.
Tabel 16 . Penggunaan Lahan menurut Desa di Kecamatan Babelan Ha
Tahun 2009
Desa Perumahan Sawah
Ladangtegalan Industri
Lain-Lain Bahagia na
20,00 -
- -
Kebalen na na
na na
na Babelankota 207,82
460,00 -
- Kedungpengawas 7,00
50,80 -
- -
Kedungjaya 185,00 430,00
- 18,00
na Bunibakti na
500,00 219,00
- -
Muarabakti 183,00 250,00
86,00 20,00 -
Pantaihurip 150,00 412,00
- - -
Huripjaya 40,00 325,00
72,00 23,00
na Kec.Babelan na
na na
na na
Keterangan : na = data tidak tersedia Sumber : BPS Kabupaten Bekasi 2010
3 Kemudahan memasuki industri peternakan itik
Usaha peternakan itik pada dasarnya merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh semua orang. Karena sebenarnya dengan pengetahuan
dan keteranpilan yang terbatas pun seseorang dapat beternak itik. Selain itu sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada usaha peternakan itik pun tidak
terlalu rumit dan hampir semua orang mampu memperolehnya. Kondisi seperti ini yang menyebabkan hambatan terhadap pelaku usaha peternakan
itik lain untuk masuk menjadi relatif kecil. Karena siapapun, dimanapun, dan kapanpun orang dapat beternak itik, karena karakterisitik dari hewan itik
tersebut yang memang tidak memerlukan perlakukan khusus dalam membudidayakannya serta sifat daya tahan tubuh serta kemampuan
85 beradaptasi itik yang mendukung siapa saja untuk masuk dalam dunia
peternakan itik. Sehingga apabila hambatan untuk masuk industri peternakan itik pun kecil, maka dapat mengancam bagi kondisi usaha yang terjadi pada
Kelompok Tani Sumber Mukti. 4
Kekuatan tawar-menawar pemasok cukup tinggi Keberadaan bandar itik sebagai pemasok bibit itik bagi usaha
peternakan yang dikelola secara intensif tidak begitu besar. Karena bandar yang ada pun pada umumnya memasarkan sebagian besar itik yang mereka
titipkan pada peternakan konvensional, langsung dijual kepada para pengepul, pedagang atau saluran distribusi lainnya. Akibatnya itik-itik yang dapat
dibesarkan kembali oleh peternak intensif terkadang terbatas jumlahnya. Kondisi seperti ini lebih mengkhawatirkan dengan tidak adanya kontrak
perjanjian kerjasama antara pihak pemasok dengan Kelompok Tani Sumber Mukti. Sehingga itik sebagai bahan baku utama bagi usaha peternakan itik
Kelompok Tani Sumber Mukti harus disurvei kembali ke bandar-bandar lainnya yang sanggup memenuhi pasokan itik. Hal ini tentu dapat mengancam
bagi kelancaran aktivitas usaha yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sumber Mukti serta mempengaruhi keseluruhan biaya peroduksi karena adanya biaya
peralihan pemasok.
86
VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
PETERNAKAN ITIK KELOMPOK TANI SUMBER MUKTI
7.1 Analisis Matriks IFE dan EFE Kelompok Tani Sumber Mukti