Perbandingan dengan Penelitian Terdahulu

19 mengembangkan usaha dan menghadapi permasalahan yang akan terjadi pada Koperasi. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE, EFE, IE, SWOT dan rancangan arsitektur strategik. Berdasarkan hasil analisis internal didapatkan bahwa kekuatan utama KSU Sari Sono adalah adanya kualitas bahan baku dan produk, sedangkan kelemahan utama KSU Sari sono adalah pelayanan terhadap konsumen yang kurang baik. Hasil identifikasi faktor eksternal menghasilkan peluang yang sangat berpengaruh berupa banyaknya konsumen potensial, sedangkan ancaman yang sangat berpengaruh berupa isu negatif tentang melinjo. Posisi KSU Sari Sono berada pada Kuadran V hold and maintence sehingga strategi yang dapat dilakukan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Program kegiatan dikelompokkan kedalam dua kegiatan besar yaitu program yang bersifat bertahap dan program yang dilakukan terus-menerus.

2.5.2 Perbandingan dengan

Penelitian Terdahulu Perbedaan utama penelitian ini dengan penelitian terdahulu terletak pada permasalahan, objek, dan lokasi. Perbedaan mendasar untuk penelitian mengenai strategi pengembangan usaha antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu terlihat dari alat analisis yang digunakan pada proses formulasi strategi yang dimulai dari tahap input hingga tahap keputusan akhir, walaupun memang sebagian besar penelitian mengenai strategi pengembangan usaha menggunakan alat analisis berupa matriks IFE dan EFE sebagai tahap input input stage, matriks IE dan SWOT sebagai tahap pencocokan matching stage, dan matriks QSP sebagai tahap keputusan decision stage. Selain itu dari hasil analisis yang menggunkan matriks IE menghasilkan posisi yang menunjukkan organisasi usaha berada pada kondisi jaga dan pertahankan hold and maintence. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini setelah mengidentifikasi lingkungan usaha yang mempengaruhi strategi organisasi adalah matriks IFE dan EFE tahap input yang bertujuan untuk mengevaluasi faktor-faktor strategis lingkungan internal dan eksternal, namun pada penelitian terdahulu terdapat penelitian yang tidak menggunakan alat analisis berupa matriks IFE dan EFE seperti penelitian yang dilakukan oleh Nurlaela 2010. Sehingga pada penlititan ini, faktor kunci strategis internal dan eksternal terlebih dahulu diukur tingkat kepentingannya melaluui skor yang diperoleh untuk kemudian digunakan sebagai 20 bahan pertimbangan dalam penyusunan strategi pengembangan usaha. Selain itu, pada penelitian terdahulu dalam tahap input ada pula yang menambahkan dengan menggunakan alat analisis berupa matriks CPM untuk mengidentifikasi pesaing- pesaing utama suatu perusahaan serta kekuatan dan kelemahan khusus mereka dalam hubungannya dengan posisi strategis perusahaan sampel seperti yang dilakukan oleh Mayasari 2010. Pada tahap pencocokan, penelitian ini menggunakan matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan saat ini dan matriks SWOT untuk mendapatkan alternatif strategi dari hasil pencocokan faktor strategis lingkungan. Sementara pada penelitian lain tahap pencocokan ini dapat pula dilakukan dengan menggunakan alat analisis matriks SPACE seperti yang dilakukan oleh Dalimunthe 2010 untuk menghasilkan strategi yang lebih spesifik dan sesuai dengan pengamatan dan lingkungan. Penentuan alat analisis pada tahap pencocokan ini disesuaikan dengan kondisi unit usaha sebagai objek penelitian. Penelitian pada Kelompok Tani Sumber Mukti dengan skala usaha yang relatif kecil sesuai dengan alat analisis menggunakan matriks IE dan SWOT untuk menentukan strategi generik berdasasrkan posisi bersaing sekaligus alternatif strategi yang dapat dilaksanakan. Selain itu, tahapan yang berbeda dari penelitian sebelumnya adalah tahap akhir dari proses formulasi strategi sebagai rancangan implementasi strategi dimana penelitian ini dilakukan melalui pendekatan arsitektur strategik. Perancangan strategi tersebut dimaksudkan untuk mempermudah organisasi usaha dalam menjawab tantangan untuk mencapai sasaran dengan membuat peta yang memuat rencana tindakan yang bersifat umum agar pelaku usaha dapat menyusun langkah adaptif yang fleksibel dalam menghadapi perubahan dimasa mendatang. Penelitian yang dilakukan sebelumnya diakhiri dengan tahap keputusan menggunakan alat analisis berupa matriks QSP untuk menentukan prioritas strategi yang dapat dijalankan seperti yang dilakukan oleh Dalimunthe 2010 dan Mayasari 2010, namun dalam tahap akhir proses formulasi strategis juga dapat dilakukan melalui AHP seperti yang dilakukan oleh Puspitasiwi 2010 untuk memecah permasalahan usaha yang kompleks menjadi komponen-komponen sehingga dapat terlihat dengan jelas akar permasalahan yang ada. 21 III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis