76 pencabut bulu dan mesin pendingin ini, maka Kelompok Tani Sumber Mukti
tidak hanya dapat memasarkan itik kepada para pengepul namun juga kepada para pengusaha rumah makan yang menginginkan itik sudah dalam keadaan
bersih. Sehingga apabila Kelompok Tani Sumber Mukti sudah memiliki mesin pencabut bulu dan mesin pendingin ini, maka usaha mereka dapat
semakin lebih meluas dengan tambahan usaha karkas yang juga dapat memberikan keuntungan lebih bagi anggota.
4 Kapasitas kandang yang tidak optimal
Jika dilihat secara umum, kondisi permintaan itik masih cukup tinggi. Bahkan dapat dikatakan hingga saat ini Kelompok Tani Sumber Mukti pun
belum mampu memenuhi seluruh permintaan akan pasokan itik bagi pihak- pihak yang membutuhkan pasokan tersebut. Salah satu kendala tebesar adalah
kapasitas kandang yang dimiliki oleh Kelompok Tani Sumber Mukti. Saat ini Kelompok Tani Sumber Mukti telah memiliki 4 lokasi kandang dengan
ukuran luas ± 100 m
2
. Kelompok Tani Sumber Mukti belum mampu menampung itik dalam jumlah yang lebih besar lagi untuk kemudian
dibesarkan dan hasilnya disalurkan ke pasar tujuan. Sehingga untuk meningkatkan skala produksinya, Kelompok Tani Sumber Mukti harus
berusaha terus untuk membangun kandang baru di wilayah mereka. Namun hal ini pun masih terkendala oleh ketersediaan lahan kosong yang dapat
digunakan untuk membangun kandang karena semakin tingginya penggunaan lahan untuk pemukiman penduduk.
6.3.3 Peluang
1 Membaiknya Perekonomian Nasional dan Daerah
Membaiknya perekonomian daerah akan berdampak pada lingkungan usaha yang kondusif. Pergerakan ekonomi Kabupaten Bekasi tahun 2009
diukur dengan beberapa indikator ekonomi salah satunya adalah Produk Domestik Regional Bruto PDRB yang masih memberikan harapan terhadap
peluang berinvestasi maupun memberikan dampak nilai tambah ekonomi terhadap masyarakat.
77
Tabel 12 . Indikator Sosial-Ekonomi di Kabupaten Bekasi Tahun 2007-2009
Indikator 2007 2008
2009 PDRB ADH Konstan 2000
juta rupiah 46.481.291,40
49.302.484,58 51.789.754,54 Pertumbuhan Ekonomi
6,14 6,07
5,04 Laju Pertumbuhan Penduduk
3,46 3,19 3,69
Konsumsi RTJuta Rupiah 16.663.783,33
18.910.712,91 20.663.736,00 Sumber : BAPEDA Kabupaten Bekasi 2010
Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang digunakan untuk mengukur kinerja
perekonominan daerah yang turunannya adalah laju pertumbuhan ekonomi ataupun pendapatan per kapita. Beberapa indikator yang dapat memberikan
sinyal yang lebih tepat kepada pemerintah daerah dan masyarakat, tentang fundamental ekonomi yang dapat digunakan sebagai bahan penyusun
kebijakan perencanaan pembangunan Tabel 12. Walaupun pertumbuhan 2009 tidak setinggi tahun 2008. Secara rata-
rata laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bekasi selama dua tahun terakhir 2007-2009 memperlihatkan pertumbuhan diatas rata-rata nasional yaitu
masih tumbuh 6 persen per tahun. Pertumbuhan ekonomi di tahun 2009 sebesar 5,04 persen, tidak setinggi pada tahun 2008 6,07 persen. Faktor
eksternal krisis global pada kondisi tahun 2009 cukup mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di tahun tersebut.
Sebagai daerah yang memiliki industri menjadikan Kabupaten Bekasi sebagai daerah para urban untuk mencari pekerjaan sehingga Kabupaten
Bekasi merupakan daerah dengan tingkat urbanisasi tinggi. Ditinjau menurut komposisi pengeluaran berdasarkan PDRB penggunaan atas dasar harga
berlaku, terlihat bahwa komposisi pengeluaran rumah tangga terhadap total PDRB pada tahun 2009 sebesar Rp 20.663.736,00 juta atau memiliki
kontribusi 23,21 persen terhadap total PDRB, sehingga ada peningkatan kontribusi dibandingkan tahun 2008.
78
Tabel 13 . Tingkat Inflasi di Indonesia Tahun 2010-2011
Bulan 2010 2011
Januari 0,84 0,89
Februari 0,30 0,13
Maret -0,14 -0,32
April 0,15
na Mei 0,29
na Juni 0,97
na Juli 1,57
na Agustus 0,76
na September 0,44 na
Oktober 0,06 na
November 0,60 na Desember 0,92 na
Tahunan 6,96 na
Keterangan : na = data tidak tersedia Sumber : BPS Republik Indonesia 2011
Berdasarkan trend inflasi yang dialami oleh masyarakat Indonesia Tabel 13, maka dapat diketahui bahwa daya beli masyarakat Indonesia
cukup baik karena nilai inflasinya sangat rendah bahkan negatif, dimana hal tersebut tentu dapat meningkatkan tingkat konsumsi penduduk. Dampak
terhadap usaha peternakan itik Kelompok Tani Sumber Mukti sendiri dapat meningkatkan jumlah penjualannya dengan didukung adanya kestabilan
pasokan bibit itik. 2
Banyaknya pasar lokal potensial untuk pemasaran itik Pengertian pasar secara tekstual dalam teori ekonomi mengandung
unsur permintaan, penawaran, dan harga. Artinya, pasar adalah alat teknis untuk mengalokasikan barang dan jasa. Pasar tradisional bisa menjadi
indikator bagi dinamika perekonomian di suatu kawasan. Bila pasar tradisional sepi, perekonomian di kawasan tersebut sedang lesu. Sebaliknya
bila pasar ramai, perekonomian di kawasan tersebut sedang berkembang. Hal inilah yang mungkin dapat dimanfaatkan oleh Kelompok Tani Sumber Mukti
guna meningkatkan saluran distribusi serta meningkatkan kuantitas penjualannya.
79 Saat ini Kelompok Tani Sumber Mukti belum secara intensif memasok
itik ke pasar-pasar lokal yang berada di Kabupaten Bekasi Tabel 14. Walaupun demikian ada beberapa pedagang yang memang langsung
mendatangi Kelompok Tani Sumber Mukti untuk membeli itik yang akan dipasarkan di wilayah Kabupaten Bekasi. Namun itu pun belum dilakukan
secara rutin dan kontinu. Peluang yang cukup besar terkait keberadaan pasar lokal adalah dengan dibangunnya pasar khusus unggas yang berada di
Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi sebagai bentuk kompensasi dari dikeluarkannya Perda. DKI Jakarta No.4 Tahun 2007. Pasar unggas yang
biasanya menjadi tujuan pemasaran bagi peternak itik yang ada di Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Cirebon, dan Indramayu akan menuju pasar yang
ada di Kecamatan Tarumajaya.
Tabel 14 . Banyaknya Pasar Swasta dan Pasar Desa menurut Kecamatan di
Kabupaten Bekasi Tahun 2009
Kecamatan Banyaknya Pasar Unit
Swasta Desa Setu 4
1 Serang Baru
- 1
Cikarang Pusat 2
- Cikarang
Selatan 10 - Cibarusah 8
1 Kedungwaringin
2 1
Cikarang Utara 18
3 Karangbahagia 2
- Cibitung 13
1 Tambun Selatan
7 1
Tambun Utara 5
- Babelan 11
1 Tarumajaya 4
1 Sukatani 3
1 Sumber : BPS Jawa Barat 2010
80 3
Kabupaten Bekasi sebagai pusat industri Sebagai salah satu daerah yang menjadi pusat industri, tentu
memberikan dampak tersendiri bagi kehidupan masyarakat yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi. Selain berdampak pada terbukanya kesempatan
bagi masyarakat sekitar untuk mencari lapangan pekerjaan pada industri tersebut, namun ternyata kondisi itu pun berhubungan dengan pengembangan
usaha peternakan di Kabupaten Bekasi khususnya pada Kelompok Tani Sumber Mukti. Keberhasilan Kelompok Tani Sumber Mukti dalam
menemukan sumber pakan alternatif baru berupa sisa-sisa makanan catering yang berasal dari pabrik-pabrik membuka peluang yang semakin lebar dengan
semakin bertambahnya jumlah industri di Kabupaten Bekasi. Menurut data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat tahun 2009,
jumlah industri besar dan kecil di Kabupaten Bekasi adalah 10.695 unit usaha dengan 192.649 tenaga kerja.
Keberadaan unit usaha yang terjadi di Kabupaten Bekasi tersebut, memberikan kesempatan bagi usaha catering untuk memasok makanan bagi
para karyawan yang bekerja pada industri. Sehingga diharapkan sisa-sisa makanan catering dari para karyawan pabrik dapat terus menjadi sumber
pakan andalan bagi usaha peternakan itik Kelompok Tani Sumber Mukti. 4
Pertumbuhan penduduk Tingkat konsumsi terhadap makanan berbanding lurus dengan
peningkatan jumlah penduduk. Hal ini juga terjadi pada makanan yang berupa daging-dagingan khususnya daging itik. Dengan semakin meningkatnya
jumlah penduduk di wilayah penghasil komoditi pangan, maka akan semakin membuka peluang bagi produsen pangan tersebut untuk terus menghasilkan
produk agar dapat memenuhi kebutuhan penduduk yang jumlahnya semakin meningkat. Kelompok Tani Sumber Mukti sebagai penghasil daging itik
mengharapkan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di sekitar wilayah usaha mereka, akan membuka kesempatan untuk meningkatkan
pangsa pasar bagi itik yang mereka hasilkan.
81
Tabel 15 . Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk di sekitar Wilayah Usaha
Kelompok Tani Sumber Mukti Tahun 2010
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan persen
DKI Jakarta 9607787
0,17 Kabupaten Bekasi
2629551 4,69
Kota Bekasi 2336489
3,48 Indonesia
237 556 363 1,49
Sumber : BPS Republik Indonesia data diolah tahun 2011
Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Indonesia adalah sebesar 237.556.363 orang, yang terdiri dari
119.507.580 laki-laki dan 118.048.783 perempuan. Distribusi penduduk Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa yaitu sebesar 58 persen, yang
diikuti oleh Pulau Sumatera sebesar 21 persen. Secara nasional, laju pertumbuhan penduduk Indonesia per tahun selama sepuluh tahun terakhir
adalah sebesar 1,49 persen. Dengan demikian konsumen potensial terhadap usaha peternakan itik Kelompok Tani Sumber Mukti pun akan semakin besar.
5 Dukungan kelembagaan pemerintah
Kegiatan usaha peternakan itik Kelompok Tani Sumber Mukti selalu berada dalam bimbingan dan pengawasan Petugas Penyuluh Lapang PPL
yang ada di Kecamatan Babelan. PPL yang berada dibawah naungan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kelautan BP3K juga berkoordinasi
dengan BP4K Kabupaten Bekasi untuk melakukan pendampingan langsung terhadap kegiatan usaha yang dijalankan oleh Kelompok Tani Sumber Mukti.
Selain itu Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bekasi juga turut berperan katif dalam upaya peningkatan serta pengembangan usaha
yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sumber Mukti. Kondisi seperti ini tentu menjadi sebuah modal bagi Kelompok Tani Sumber Mukti untuk terus
memajukan usaha peternakan itik mereka baik dalam hal optimalisasi input dan output maupun peningkatan kegiatan budidaya itik melalui dukungan dari
pihak eksternal dalam hal ini pemerintah melalui DinasBadan terkait. 6
Perkembangan teknologi informasi Setiap aktivitas usaha tentu memerlukan teknologi untuk mengkatalis
segala proses operasional usaha yang dijalankan. Keberadaan teknologi
82 khususnya pada bidang informasi berupa internet berdampak positif bagi
usaha peternakan Kelompok Tani Sumber Mukti sebagai media untuk memperkenalkan sekaligus membuka informasi seluas-luasnya bagi
keberadaan usaha perternakan itik yang dijalankan oleh Kelompok Tani Sumber Mukti. Selain itu dengan perkembangan teknologi alat komunikasi
dan provider yang semakin berlomba-lomba dalam memberikan pelayanan kepada konsumennya, memberikan kesempatan bagi penguna jasa
telekomunikasi seperti yang dilakukan Kelompok Tani Sumber Mukti untuk saling bertukar informasi yang berkaitan dengan aktivitas usaha maupun
pengembangan bisnisnya. Sehingga ketika Kelompok Tani Sumber Mukti telah mampu memanfaatkan perkembangan teknologi secara positif, maka hal
ini akan semakin memberikan kemudahan dalam melakukan aktivitas, termasuk aktivitas usaha peternakan itik.
7 Dikeluarkannya Perda. DKI Jakarta No.4 tahun 2007
Perda Jakarta No.4 tahun 2007 tentang Pengendalian, Pemeliharaan, dan Peredaran Unggas melarang para peternak itik untuk menjual atau
mendistribusikan itik dalam kondisi hidup memasuki wilayah kota Jakarta sebagai upaya penanggulangan terhadap penyakit flu burung. Ternyata bagi
Kelompok Tani Sumber Mukti, hal ini justru dapat menjadikan peluang bagi pengembangan usaha peternakan itik mereka. Para peternak itik yang berasal
dari Kabupaten Bekasi, Karawang, Subang, Indramayu, dan Cirebon tentu tidak dapat memasarkan itik ke pasar unggas yang ada di wilayah Jakarta.
Kemudian sebagai kompensasi dari dikeluarkannya peraturan pemerintah daerah tersebut, maka Pemerintah DKI Jakarta bekerja sama dengan
pemerintah Kabupaten Bekasi untuk merelokasi pasar unggas yang sebelumnya berada di daerah Cilincing, Jakarta Timur untuk kemudian
dipindahkan ke daerah Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Sehingga Kelompok Tani Sumber Mukti yang berada di wilayah Kabupaten Bekasi yang secara
geografis memiliki lokasi yang lebih dekat dengan pasar unggas yang baru dapat memperoleh kesempatan untuk mendistribusikan itik ke lokasi pasar
unggas yang lebih dekat sekaligus dapat berpeluang pula melakukan usaha karkas agar dapat tetap memasuki pasar yang berada di wilayah Jakarta.
83
6.3.4 Ancaman