59 berbagai aktivitas usaha. Pada tingkat keputusan pembiayaan, para anggota
Kelompok Tani Sumber Mukti melakukan upaya untuk mengumpulkan modal dari berbagai sumber modal yang ada dan menentukan sumber modal yang paling
sesuai dengan kondisi keuangan mereka. Dalam kasus tertentu, Kelompok Tani Sumber Mukti melakukan pengumpulan dana yang berasal dari anggota dimana
kemudian dana tersebut digunakan untuk kepentingan kelompok. Sementara itu, hingga saat ini Kelompok Tani Sumber Mukti belum melakukan keputusan
dividen, karena Kelompok Tani Sumber Mukti belum memiliki sumber modal yang berasal dari investor.
Kondisi keuangan Kelompok Tani Sumber Mukti dapat dikatakan cukup baik, hal ini dapat dilihat dari struktur modal yang ada dimana modal pribadi lebih
besar dari pada modal pinjaman. Masing-masing anggota masih mampu mencari sumber pendanaan bagi keberlangsungan usahanya, karena hingga saat ini usaha
mereka pun dapat dikatakan masih dapat berjalan dengan baik. Selain itu, mereka juga masih memiliki aset berupa tanah yang dapat digunakan sebagai jaminan
ketika terdapat permasalahan keuangan.
6.1.4 Produksi dan Operasi
Proses produksi yang berhubungan dengan bahan baku dan sarana produksi usaha peternakan itik yang dimiliki Kelompok Tani Sumber Mukti
antara lain bibit itik, pakan, kandang, serta sarana transportasi berupa sepeda motor yang dibutuhkan untuk mendistribusikan itik ke pasar tujuan. Bibit itik dari
usaha peternakan Kelompok Tani Sumber Mukti adalah itik-itik yang belum mencapai bobot standar untuk dipasarkan dari peternakan yang dilakukan secara
konvensional. Kandang itik yang dimiliki oleh Kelompok Tani Sumber Mukti cukup memenuhi standar kelayakan, diantaranya terdapat ruang adaptasi, ruang
pembesaran, dan ruang bebas. Sarana berupa tempat pakan dan minum yang cukup memadai juga tersedia dalam kandang pembesaran itik. Sarana produksi
yang dimiliki oleh Kelompok Tani Sumber Mukti diperoleh dari pribadi anggota yang kemudian digunakan secara bersama-sama antar anggota kelompok. Bahkan
untuk sarana berupa tempat pakan dan minum bagi itik dibuat sendiri oleh para anggota dengan memanfaatkan benda-benda rumah tangga yang sudah tidak
terpakai lagi. Untuk memenuhi permintaan yang tinggi akan daging itik maka
60 Kelompok Tani Sumber Mukti perlu menambah kandang baru, karena dengan 4
kandang yang saat ini dimiliki akan sulit untuk membesarkan itik dengan perputaran usaha yang cukup cepat.
Proses budidaya itik yang dilakukan oleh Kelompok Tani Sumber Mukti diawali dengan mendatangkan bibit itik yang berasal dari pemasok bandar yang
dari daerah Karawang dan Subang. Kemudian itik-itik yang baru tiba, dimasukkan ke dalam ruang adaptasi. Dalam ruang adaptasi ini, itik yang baru tiba dirawat
selama 3 sampai 7 hari untuk mengenal lingkungan barunya dengan memberikan pakan umum berupa pur atau dedak. Namun mendekati hari ke tujuh, itik-itik
tersebut mulai diberikan pakan berupa makanan sisa catering pabrik sebelum dipindahkan ke ruang pembesaran. Pada hari ke-8, itik-itik tersebut dipindahkan
ke ruang pembesaran untuk dibesarkan selama kurang lebih 8 hari dengan diberikan pakan berupa makanan sisa catering pabrik serta diberi minum dan
vitamin. Pada saat masa pembesaran setiap hari itik-itik tersebut dilepaskan di ruang bebas agar mereka dapat bermain dengan itik-itik lainnya sehingga itik-itik
tersebut tidak mengalami stress yang dapat berdampak pada berkurangnya selera makan. Setelah hari ke-15 barulah itik-itik tersebut dikelompokkan berdasarkan
bobotnya. Kemudian setelah proses pengelompokkan selesai, itik-itik yang masih dalam keadaan hidup diikat sebanyak lima ekor per ikat untuk kemudian
didistribusikan ke pedagang pengepul RPU. Aktivitas perawatan dan pemeliharaan itik untuk mencegah terhadap timbulnya penyakit dilakukan dengan
menyemprotkan cairan disinfektan pada kandang dan melakukan pembersihan kandang secara rutin.
Kelompok Tani Sumber Mukti belum memanfaatkan teknologi dalam proses budidaya itik mereka. Hal ini dikarenakan mereka menganggap bahwa
dalam melakukan usaha pembesaran itik tidak memerlukan sarana yang tergolong modern. Akan tetapi, apabila mereka ingin mengembangkan usaha dengan
melakukan usaha karkas, maka Kelompok Tani Sumber Mukti harus memiliki sarana berupa mesin pencabut bulu dan mesin pendingin daging yang saat ini
belum mereka miliki. Kapasitas dari satu unit kandang dapat menampung ± 1000 ekor. Jumlah
penjualan itik yang dapat dipasarkan oleh Kelompok Tani Sumber Mukti dapat
61 terus meningkat apabila pasokan terhadap bibit itik juga dapat semakin besar,
karena hingga saat ini terdapat kandang anggota yang masih kosong belum terisi oleh pasokan itik. Kelompok Tani Sumber Mukti belum memiliki perjanjian
khusus dengan para pemasok untuk menyuplai itik, sehingga apabila pemasok kekurangan persediaan itik maka pihak Kelompok Tani Sumber Mukti dengan
modal jaringan yang luas harus mencari pemasok lain untuk menyuplai itik kepada Kelompok Tani Sumber Mukti.
Dalam mencukupi persediaan itik yang akan dibesarkan oleh Kelompok Tani Sumber Mukti, maka sebelum itik yang sedang dibesarkan sudah memenuhi
bobot standar untuk dikirim ke pedagang pengepul, bibit itik harus sudah dipesan dan siap untuk dikirim menggantikan itik yang nantinya sudah memenuhi bobot
standar untuk dijual. Sehingga jumlah itik yang terdapat dalam kandang selalu optimal untuk memenuhi target penjualan berdasarkan permintaan konsumen.
Seluruh anggota dari Kelompok Tani Sumber Mukti sudah terampil dalam melakukan usaha pembesaran itik pedaging. Mereka sudah mampu
mengaplikasikan ilmu atau pengetahuan mengenai standar kerja yang dibutuhkan dalam melakukan usaha pembesaran itik. Kualitas dari itik yang dihasilkan pun
memiliki kelebihan yaitu daging yang lebih lunak ketika itik tersebut diolah. Kelunakan daging tersebut disebabkan oleh itik yang dihasilkan oleh Kelompok
Tani Sumber Mukti dipelihara secara intensif dengan pemberian pakan dan minum secara khusus di dalam kandang sehingga itik tidak dibiarkan mencari
pakan sendiri. Akibatnya otot dari daging itik yang dihasilkan oleh Kelompok Tani Sumber Mukti tidak mengeras sehingga dagingnya pun terasa lunak ketika
diolah.
6.1.5 Penelitian dan Pengembangan