66 sangat dibutuhkan dalam pendistribusian itik dari Kelompok Tani Sumber Mukti
ke pasar tujuan. Sehingga diharapkan sarana transportasi yang memiliki keunggulan lebih efisein karena lebih irit bahan bakar ini, dapat meningkatkan
kapasitas pengiriman serta menghemat biaya transportasi.
6.2.2 Lingkungan Industri
6.2.2.1 Ancaman Pendatang Baru
Hambatan bagi masuknya pendatang baru pada usaha peternakan itik dapat berupa kebutuhan modal, keunggulan biaya, kebijakan pemerintah, dan akses
terhadap bahan baku. Kebutuhan modal terutama yang berkaitan dengan kebutuhan akan sumber daya manusia yang unggul akan sangat sulit diperoleh
jika dari masing-masing anggota tidak memiliki keinginan yang kuat untuk berkembang dan menjalankan sebuah usaha dengan baik. Sumber daya manusia
yang ada dalam dunia peternakan itik seringkali hanya menganggap usaha peternakan itik sebagai usaha sampingan yang dinggap tidak perlu diupayakan
dalam hal peningkatan nilai tambah yang lebih baik dari usaha tersebut. Namun pada Kelompok Tani Sumber Mukti, keseluruhan sumber daya manusia yang
dimiliki sudah mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai budidaya itik yang baik serta disertai dengan tekad yang kuat untuk terus melakukan pengembangan
dalam hal pengelolaan kegiatan usaha peternakan itik yang mereka lakukan. Dalam hal keunggulan biaya, Kelompok Tani Sumber Mukti telah
menemukan sumber pakan alternatif baru yang mampu menekan biaya pakan sebagai salah satu komponen biaya terbesar yang dibutuhkan dalam usaha
peternakan khususnya peternakan itik. Hal ini tentu berbeda dengan apa yang dilakukan oleh usaha peternakan lain yang masih menggunakan sumber pakan itik
berupa pakan buatan yang tentu membutuhkan biaya cukup besar dalam memenuhinya. Sehingga dapat diartikan bahwa keungguan biaya yang dimiliki
oleh Kelompok Tani Sumber Mukti dapat menjadi modal kuat untuk bersaing dengan para peternak lainnya.
Selain itu, Kelompok Tani Sumber Mukti yang juga diketuai oleh seorang Ketua Gapoktan dan Ketua KTNA Kecamatan, dan pengurus harian KTNA
Kabupaten maka akan semakin memperkuat jaringan serta kemitraan terutama yang berkaitan dengan kebijakan dari pemerintah setempat. Secara tidak langsung,
67 Kelompok Tani Sumber Mukti dapat memperoleh informasi seluas-luasnya
mengenai kebijakan pemerintah yang dapat mendorong pengembangan usaha peternakan itik pada umumnya.
Hambatan yang terakhir dapat berupa akses terhadap bahan baku produksi yaitu bibit itik. Usaha peternakan itik yang dikelola secara intensif masih belum
banyak ditemukan terutama di wilayah Kabupaten Bekasi. Jaringan luas yang sudah dimiliki oleh Kelompok Tani Sumber Mukti dapat menjadi tantangan
tersediri bagi pendatang baru untuk mengetahui pemasok-pemasok bibit itik yang potensial.
Saat ini ada beberapa pendatang baru di wilayah Kabupaten Bekasi yang juga melakukan usaha peternakan itik secara intensif yang kebanyakan juga
berbentuk kelompok-kelompok tani. Sementara usaha perorangan yang bermunculan hanya berupa usaha sampingan yang dikelola masyarakat Kabupaten
Bekasi sebagai usaha tambahan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Pada dasarnya pengetahuan mengenai beternak itik dapat dengan mudah dipelajari oleh
semua orang, namun untuk melakukan usaha peternakan itik yang baik perlu juga melakukan strategi-strategi dalam menjalankan usaha agar usaha tersebut dapat
terus berkembang dan mencapai tujuan yang diinginkan.
6.2.2.2 Ancaman Produk Pengganti