146 Atribut produk tersedianya beragam menu pilihan makanan dan minuman
khas sunda dan tersedianya beragam menu pilihan makanan dan minuman bukan khas sunda, berdasarkan pemetaan diagram kartesius Importance Performance
Analysis IPA atribut-atribut tersebut berada pada kuadran IV yang artinya adalah atribut tersebut memiliki kepentingan yang rendah tetapi kinerjanya
dinilai baik oleh konsumen. Keberagaman menu pilihan makanan dan minuman khas sunda dan non khas sunda sebenarnya tidak terlalu penting bagi konsumen,
namun pada kenyataannya konsumen puas terhadap keberagaman yang disajikan walaupun merasa atribut ini berlebihan. Oleh karena itu, pihak Rumah Makan
Dapoer Iboe sebaiknya lebih mempertajam perkiraanya dalam melakukan proses perbelanjaan, agar lebih memprioritaskan pilihan menu makanan dan minuman
yang digemari konsumen. Hal tersebut dilakukan agar dapat meminimalisir pengeluaran Rumah Makan Dapoer Iboe.
8.3.2 Harga
Harga merupakan salah satu unsur penting dalam strategi pemasaran. Berdasarkan hasil pemetaan dengan menggunakan diagram kartesius Importance
Performance Analysis IPA, harga berbagai menu yang disajikan dan harga menu utama nasi timbel berada pada kuadran III yang artinya adalah atribut
tersebut memiliki kepentingan yang rendah dan kinerja di lapangan juga dinilai rendah oleh konsumen. Dalam penelitian ini harga dinilai tidak terlalu penting
oleh konsumen adalah dalam artian konsumen tidak mempermasalahkan harga berbagai menu yang disajikan dan harga menu utama nasi timbel. Hal ini sesuai
dengan karakteristik konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe yang sebagian dari mereka adalah kelas menengah keatas dengan tingkat pengahasilan yang besar.
Hal ini dapat terlihat dari karakteristik konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe dimana 32 persen konsumen memiliki pendapatan Rp 2.500.000 – Rp 3.499.999,
sedangkan manurut karakteristik konsumen bahwa sebanyak 31 persen konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe merupakan pelajarmahasiswa. Sehingga untuk
seukuran peajarmahasiswa pendapatan sebesar itu sudah tergolong besar. Adapun atribut harga yaitu kesesuaian harga berbagai menu dengan
kualitas yang dijanjikan, berdasarkan hasil pemetaan dengan menggunakan diagram kartesius Importance Performance Analysis IPA atribut tersebut berada
147 pada kuadran I yang artinya adalah atribut tersebut memiliki kepentingan yang
tinggi tetapi kinerjanya masih dinilai kurang baik oleh konsumen. Karena sebelum konsumen melakukan proses pemesanan, konsumen tersebut akan
melihat berbagai menu yang ditawarkan dan menaruh harapan pada menu yang dipesan. Ketika menu yang dipesan dihidangkan dan ternyata kualitasnya tidak
sesuai dengan harapan dan harga yang harus konsumen bayar maka konsumen akan mengalami ketidakpuasan. Pihak Rumah Makan Dapoer Iboe harus
memperbaiki kinerja dari atribut ini agar kepuasan konsumen terhadap atribut ini bertambah. Pihak Dapoer Iboe dapat memperbaiki kinerja atribut ini dengan cara
selalu memberikan kualitas terbaik terhadap seluruh menu yang ditawarkannya. Karena sesuai dengan analisis karakteristik konsumen sebelumnya yang
kebanyakan merupakan kalangan menengah keatas yang lebih mementingkan kualitas dibandingkan harga. Begitu pula dengan hasil perhitungan loyalitas
konsumen yaitu masih ada 36 persen konsumen tergolong dalam kriteria switcher buyer yang artinya konsumen yang berada pada kriteria tersebut akan beralih ke
rumah makan lain jika kenaikan harga yang dilakukan pihak Rumah Makan Dapoer Iboe tidak sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Oleh karena itu, pihak
Rumah Makan Dapoer Iboe sebaiknya meningkatkan harga yang sebanding dengan kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan, karena pada umumnya
konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe tidak mempermasalahkan faktor harga asalkan harga tersebut mencerminkan kualitas yang ditawarkan. Kenaikan harga
tersebut nantinya akan dikompensasikan untuk perbaikan produk salah satunya porsi pada nasi timbel.
8.3.3 Tempat