Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional

66 Tabel 7. Atribut Rumah Makan Dapoer Iboe Setelah Uji Pendahuluan No. Variabel 1 Kekhasan Cita rasa masakan dan minuman khas sunda 2 Kekhasan cita rasa masakan sunda pada menu utama Nasi Timbel 3 Porsi Nasi Timbel 4 Kesegaran lalapan pada Nasi Timbel 5 Keragaman pilihan bumbu pada menu ikan utama pada Nasi Timbel cobek, rujak, acar, goreng,bakar, pepes 6 Kehigienisan Nasi Timbel dan perlengkapan makan yang digunakan 7 Keindahan tampilan Nasi Timbel 8 Tersedia beragam menu pilihan makanan dan minuman khas sunda 9 Tersedia beragam menu pilihan makanan dan minuman bukan khas sunda 10 Harga berbagai menu yang disajikan 11 Harga menu utama Nasi timbel 12 Kesesuaian harga berbagai menu dengan kualitas yang dijanjikan 13 Kesigapan pramusaji 14 Kesopanan dan keramahan pramusaji 15 Kecepatan penyajian 16 Kecepatan transaksi 17 Kesigapan pihak restoran dalam merespon keluhan pelanggan 18 Kemudahan dalam menjangkau lokasi 19 Kenyamanan Dapoer Iboe 20 Alternatif tempat duduk di indoor dan outdoor yang disediakan Rumah Makan Dapoer Iboe lesehan, tempat duduk dari kayu, dan tempat duduk dari plastik 21 Tersedianya fasilitas wi-fi 22 Kebersihan ruang makan 23 Ketersediaan dan kebersihan musholla 24 Ketersediaan dan kebersihan toilet 25 Ketersediaan fasilitas keamanan 26 Ketersediaan Papan nama 27 Word s of mouth informasi yang diperoleh dari mulut ke mulut

4.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode survei. Menurut Simamora 2004, metode survei adalah pengumpulan data primer dengan melakukan tanya jawab dengan konsumen. Jenis pertanyaan dalam kuesioner tersebut adalah pertanyaan berstruktur. Menurut Nazir 2003 pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga 67 konsumen dibatasi dalam memberi jawaban kepada beberapa alternatif saja atau kepada satu jawaban saja. Pertanyaan berstruktur yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk pertanyaan tertutup dan pertanyaan semi terbuka. Pertanyaan tertutup berupa pertanyaan-pertanyaan yang alternatif jawabannya sudah tersedia. Pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang selain memberikan pilihan juga menyediakan tempat untuk menjawab secara bebas apabila jawaban konsumen ada di luar pilihan alternatif yang tersedia. Konsumen yang digunakan adalah konsumen yang sesuai dengan kriteria pada penarikan sampel. Penyebaran kuesioner dilakukan pada hari kerja Senin-Jumat dan hari libur Sabtu, Minggu, dan hari libur nasional. Waktu penyebaran kuesioner adalah sepanjang jam kerja restoran 09.00-23.00 WIB. Pemilihan waktu tersebut dimaksudkan agar seluruh populasi konsumen terwakili pada pagi hari, siang hari maupun pada malam hari, baik mengunjungi Rumah Makan Dapoer Iboe pada hari kerja maupun pada hari libur, sehingga diharapkan hasil yang diperoleh merupakan kesimpulan dari keseluruhan populasi di Rumah Makan Dapoer Iboe.

4.7 Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif descriptive analysis, Customer Satisfaction Index CSI, Importance Performance Anlysis IPA, dan Piramida loyalitas. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakn alat bantu software komputer Microsoft Excel 2007 untuk tabulasi data dan Minitab 14 untuk analisis Importance Performance Anlysis IPA. Berikut ini akan dijelaskan mengenai metode-metode analisis data tersebut.

4.7.1 Skala dan Rentang Skala

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert merupakan skala yang dapat memperlihatkan tanggapan konsumen terhadap karakteristik suatu produk sangat setuju, setuju, bimbang, tidak setuju, sangat tidak setuju. Informasi yang diperoleh dengan skala Likert berupa skala pengukuran ordinal, oleh karena itu terhadap hasilnya dapat dibuat rangking 68 tanpa dapat diketahui berapa besarnya selisih antara satu tanggapan dengan tanggapan yang lain Durianto et al 2004. Tahapan penggunaan Skala Likert adalah sebagai berikut : 1. Peneliti mengumpulkan karakteristik produk yang relevan dengan permasalahan yang sedang diteliti. 2. Terhadap karakteristik tersebut diminta tanggapan dari sekelompok responden yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti. Pada umumnya tiap karakteristik alternatif pilihan berjumlah ganjil. Pertanyaan diupayakan sedemikian rupa agar tidak mengarahkan responden ke tendensi tertentu. 3. Tanggapan dikumpulkan dan jawabannya dikonversikan ke skala nilai yang terkait dengan bobot tanggapan. Tanggapan yang memberikan indikasi menyenangi atau setuju diberi skor tertinggi. Dalam hal ini tidak masalah untuk memberikan skor lima untuk tanggapan tertinggi dan satu untuk jawaban terendah. Yang penting adalah konsistensi dari arah sikap yang diperhatikan. Pada penelitian ini, skala Likert digunakan untuk mengukur kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut yang membangun kepuasan konsumen tersebut. Jumlah skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini adalah lima yaitu sangat puas, puas, cukup puas, tidak puas, dan sangat tidak puas. Rentang skala digunakan untuk memberikan interpretasi terhadap penilaian konsumen. Adapun rumus rentang skala : Keterangan : m = skor maksimum n = skor minimum b = banyaknya kelas yang terbentuk

4.7.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik pengunjung, proses keputusan pembelian, dan tingkat loyalitas konsumen di Rumah Makan Dapoer Iboe. Data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner RS = 69 ditabulasikan dalam kerangka tabel yang telah disiapkan, kemuadian data primer tersebut dianalisis untuk melihat hasil yang diperoleh. Karakteristik pengunjung yang dianalisis meliputi usia, jenis kelamin, tempat tinggal, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan status pernikahan. Proses keputusan pembelian yang dianalisis mulai dari tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan pasca pembelian. Tingkat loyalitas konsumen dibagi kedalam lima kategori yaitu switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, dan committed buyer.

4.7.3 Importance Performance Analysis IPA

Importance Performance Analysis IPA merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengukur atribut-atribut dari tingkat kepentingan dengan tingkat kinerja yang diharapkan konsumen. Untuk menjelaskan tingkat kepentingan, digunakan skala Likert. Data yang diperoleh berguna untuk mengetahui tingkat kepentingan secara nyata dari atribut restoran dan atribut produk. Pertanyaan yang diberikan adalah pertanyaan tertutup dimana konsumen diminta untuk memilih jawaban dari pilihan yang ada. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah, diberi angka 1 sangat tidak penting sampai paling tinggi diberi angka 5 sangat penting. Sama halnya dengan menjelaskan tingkat kepentingan, dalam menjelaskan tingkat kinerja juga menggunakan pilihan jawaban dengan skala Likert. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah, diberi angka 1 sangat tidak puas sampai paling tinggi diberi angka 5 sangat puas. Penilaian tingkat kinerja yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen akan diwakili oleh huruf X, sedangkan untuk penilaian tingkat kepentingan diwakili oleh huruf Y untuk menilai kinerja dan kepentingan konsumen digunakan skor seperti terlihat pada Tabel 8. 70 Tabel 8. Skor Penilaian Tingkat Kinerja dan Kepentingan Skor Kinerja Kepentingan Skor 1 Sangat Tidak Puas Sangat Tidak Penting Skor 2 Tidak Puas Tidak Penting Skor 3 Cukup Puas Cukup Penting Skor 4 Puas Penting Skor 5 Sangat Puas Sangat Penting Total penilaian tingkat kinerja dan kepentingan diperoleh dengan cara menjumlahkan skor penilaian yang diberikan konsumen. Hasil perhitungan akan digambarkan dalam diagram kartesius. Masing-masing atribut diposisikan dalam diagram tersebut berdasarkan skor rata-rata, dimana skor rata-rata penilaian kinerja X menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X, sedangkan posisi atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh skor rata-rata tingkat kepentingan Y. Adapun rumus yang digunakan adalah : ∑ ∑ Keterangan : X = Skor rata-rata tingkat kinerja Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan n = Jumlah data konsumen Diagram kartesius merupakan suatu ruang yang dibagi atas empat bagian dan dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik a,b, titik-titik tersebut diperoleh dari rumus : ∑ ∑ Keterangan : a = Batas sumbu X tingkat kinerja b = Batas sumbu Y tingkat kepentingan k = Banyaknya atribut yang diteliti 71 Selanjutnya setiap atribut tersebut dijabarkan dalam diagram kartesius seperti yang terlihat pada Gambar 7. Y Penting I II Prioritas Utama Pertahankan Prestasi III IV Prioritas Rendah Berlebihan Kurang Penting X Kurang Baik Kinerja Baik Gambar 7. Diagram Kartesius Importance and Performance Analysis Sumber : Rangkuti 2006 Masing-masing kuadran pada gambar menunjukkan keadaan yang berbeda : 1. Kuadran I Prioritas Utama Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen namun pada kenyataannya kinerja dari atribut ini belum sesuai dengan yang diharapkan. Artinya tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen masih sangat rendah dan Rumah Makan Dapoer Iboe perlu melakukan perbaikan terus menerus.

2. Kuadran II Pertahankan Prestasi

Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap penting oleh konsumen dan pihak Rumah Makan Dapoer Iboe telah melaksanakan sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen. Hal ini menuntut Rumah Makan Dapoer Iboe untuk dapat mempertahankan posisinya.

3. Kuadran III Prioritas Rendah

Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting pengaruhnya oleh konsumen, dan pada kenyataannya kinerjanya juga tidak terlalu istimewa. Perbaikan atau peningkatan kinerja atribut-atribut yang Kepentingan 72 terdapat dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya kecil terhadap konsumen. 4. Kuadran IV Berlebihan Kuadran ini memuat atribut-atribut yang dianggap kurang penting pengaruhnya bagi konsumen, akan tetapi pelaksanaannya telah dijalankan dengan sangat baik oleh pihak Rumah Makan Dapoer Iboe. Kinerja atribut- atribut yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar Rumah Makan Dapoer Iboe dapat menghemat biaya.

4.7.4 Costumer Satisfaction Index CSI

Model Costumer Satisfaction Index CSI atau Indeks kepuasan Pelanggan digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pelanggan secara menyeluruh dengan pendekatan yang mempertimbangkan tingkat kepentingan dari atribut-atribut yang diukur. Metode pengukuran CSI ini terdiri dari empat tahap perhitungan yaitu : 1. Weight Factor WF, adalah fungsi dari Mean Importance Score atau nilai dari rata-rata tingkat kepentingan MIS-i masing-masing atribut yang dinyatakan dalam bentuk persen terhadap total Mean Importance Score untuk seluruh atribut yang diuji. WF = MIS – i Total MIS – i 2. Weighted Score WS, dalah fungsi dari Mean Satisfication Score MSS dikali dengan Weighting Factor WF. Mean Satisfication Score atau nilai rata tingkat kepuasan diperoleh dari nilai rata-rata tingkat performance atau nilai rata-rata tingkat kinerja dari suatu atribut. WS = MSS × WF 3. Weight Average Total WAT, adalah fungsi dari total Weighted Score WS atribut ke-1 α 1 hingga atribut ke-n α n . WAT = WS α 1 + WS α 2 + … + WS α n 4. Customer Satisfaction Index, yaitu fungsi dari nilai Weight Average WA dibagi dengan Highest Scale HS atau yang dinyatakan dalam bentuk persen. Skala maksimum diperoleh dari ukuran skala Likert yang digunakan 73 dalam pembobotan tingkat kepentingan dan kinerja. Maka dalam penelitian ini skala maksimum yang digunakan yaitu lima. CSI = WA ×100 HS Tingkat kepuasan konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe secara menyeluruh dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan konsumen berdasarkan kriteria pada Tabel 9. Sedangkan Penentuan angka indeks pada kriteria nilai CSI menggunakan skala numerik dengan rumus sebagai berikut : Rs = m - n b Keterangan : Rs : rentang skala m : skor tertinggi n : skor terendah b : jumlah kelas dalam penelitian ini digunakan skala maksimal lima Tabel 9. Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index CSI Angka Indeks Interpretasi 0,00 – 0,20 Sangat tidak puas 0,21 – 0,40 Tidak puas 0,41 – 0,60 Cukup puas 0,61 – 0,80 Puas 0,81 – 1.00 Sangat puas Sumber : Data Primer 2010

4.7.5 Analisis Tingkat Loyalitas

Pemetaan loyalitas konsumen dilakukan dengan screening. Penyusunan pertanyaan dan pemberian skor merupakan modifikasi berdasarkan penjabaran mengenai tingkatan loyalitas yang dikemukaan Aaker 1997. Konsumen diberikan beberapa butir pertanyaan yang terdiri dari empat pertanyaan untuk tingkat switcher buyer, empat pertanyaan untuk tingkat habitual buyer dan satisfied buyer, tiga pertanyaan untuk liking the brand, dan dua pertanyaan untuk commited buyer. Adapun ketentuan dan tahapan pemetaan sebagai berikut : 74 1. Masing- masing butir pertanyaan untuk setiap tingkatan diberikan tiga alternatif jawaban, dimana tiap jawaban tersebut memiliki skor 1,2, hingga 3. Dari tiap skor yang diberikan merupakan indikator yang menggambarkan perilaku dari konsumen tersebut. 2. Menghitung nilai tengah suatu tingkatan loyalitas dengan rumus : Skor = 2 x jumlah pertanyaan dalam suatu tingkatan. Skor 2 merupakan nilai tengah yang menjadi patokan konsumen tersebut termasuk dalam suatu tingkatan tertentu. Misal, suatu tingkatan loyalitas terdiri dari 3 pertanyaan, nilai tengah dari suatu tingkatan loyalitas tersebut adalah : Skor = 2 x 3 = 6 Apabila total skor konsumen ternyata lebih kecil atau sama dengan 6 menunjukkan bahwa konsumen tersebut tergolong dalam suatu tingkatan loyalitas yang dimaksud. Dengan kata lain konsumen tidak perlu disaring ke tingkatan loyalitas yang lebih tinggi. Namun apabila total skor yang diperoleh konsumen lebih dari 6, maka konsumen tersebut dapat melanjutkan penyaringan ke tingkatan loyalitas yang lebih tinggi. 3. Konsumen akan disaring mulai dari tingkatan loyalitas yang paling dasar yaitu switcher buyer, dimana terdapat empat pertanyaan dalam tingkatan ini. Maka nilai tengahnya adalah : Skor = 2 x 4 = 8. Jika skor total konsumen kurang dari atau sama dengan nilai tengahnya ≤ 8 maka konsumen tergolong switcher buyer dan penyaringan dapat dihentikan sampai pada batas nilai tersebut. Namun jika skor total konsumen lebih dari nilai tengahnya 8, maka ada kemungkinan konsumen tergolong dalam tingkatan loyalitas selanjutnya sehingga dapat melanjutkan pertanyaan ke tingkat loyalitas habitual buyer dan satisfied buyer. 4. Tingkatan selanjutnya penyaringan konsumen yang termasuk kategori habitual buyer dan satisfied buyer. Pada dasarnya kedua tingkatan loyalitas hampir sama, namun yang membedakannya adalah biaya peralihan yang ditanggung oleh konsumen. Maka pertanyaan tingkatan ini dapat disatukan. Terdapat empat pertanyaan, sehingga nilai tengahnya adalah : 75 Skor = 2 x 4 = 8. Responden yang termasuk habitual buyer adalah responden yang lulus pada kategori switcher buyer dan memiliki skor empat sampai delapan pada kategori habitual buyer dan satisfied buyer artinya responden tersebut merupakan pembeli yang rela menanggung biaya peralihan berupa waktu, biaya, dan risiko apababila rumah makan mengalami perubahan merek. Responden yang termasuk satisfied buyer merupakan responden yang lulus pada kategori switcher buyer, serta memiliki skor lebih dari delapan pada kategori habiatual dan satisfied buyer, tetapi tidak lulus kategori liking the brand. Responden tersebut rela menanggung switching cost tetapi belum sepenuhnya menyukai brand rumah makan. 5. Responden yang termasuk liking the brand adalah responden telah lulus pada kategori switcher buyer, habitual buyer, dan satisfied buyer serta memiliki skor lebih dari enam pada kategori liking the brand, tetapi tidak lulus pada kategori committed buyer. Responden kategori ini telah menyukai merek tetapi belum terbentuk komitmen yang tinggi seperti merekomendasikan dan mengajak orang lain. 6. Responden yang termasuk committed buyer adalah responden yang telah lulus pada kategori switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, dan liking the brand, serta memiliki skor lebih dari empat pada kategori committed buyer. Setelah melakukan pemetaan loyalitas ke dalam tingkatannya, selanjutnya adalah menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari apa yang telah dipetakan. Interpretasi tersebut dilakukan dengan analisis deskriptif.

4.8 Definisi Operasional

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini secara operasional didefinisikan sebagai berikut : 1. Konsumen adalah orang yang sedang melakukan pembelian di Rumah Makan Dapoer Iboe. 2. Produk Rumah Makan Dapoer Iboe merupakan sesuatu yang dijual atau ditawarkan oleh Rumah Makan Dapoer Iboe kepada konsumen untuk 76 diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi, sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen, 3. Responden adalah orang yang berusia 17 tahun atau lebih yang pernah mengunjungi Rumah Makan Dapoer Iboe sebanyak dua kali. 4. Usia adalah umur responden ketika penelitian ini dilakukan yang diukur dalam satuan tahun berkisar antara 17-65 tahun. 5. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir responden pada saat penelitian dilakukan. 6. Pengeluaran konsumsi adalah jumlah pengeluaran responden dalam satuan rupiah yang digunakan pada saat melakukan pembelian di Rumah Makan Dapoer Iboe. 7. Kekhasan cita rasa masakan dan minuman khas sunda merupakan tanggapan panca indera perasa konsumen terhadap berbagai menu masakan dan minuman khas sunda yang disajikan oleh Rumah Makan Dapoer Iboe sehingga konsumen mendapati cita rasa masakan dan minuman khas sunda yang diharapkan. 8. Kekhasan cita rasa masakan sunda pada menu utama Nasi Timbel adalah tanggapan panca indera perasa konsumen terhadap menu utama Nasi Timbel yang disajikan Rumah Makan Dapoer Iboe sehingga konsumen mendapati kekhasan cita rasa masakan sunda pada Nasi Timbel tersebut. 9. Porsi Nasi Timbel adalah ukuran seberapa sesuai dan lengkapnya Nasi Timbel yang disajikan. 10. Kesegaran lalapan pada Nasi Timbel adalah ukuran seberapa segar lalapan yang disajikan pada Nasi Timbel. 11. Keragaman pilihan bumbu cobek, rujak, acar, asam manis, pepes, goreng kering, dan bakar untuk ikan utama gurame, mas, nila, bujair pada Nasi Timbel adalah seberapa lengkap pilihan bumbu yang disediakan oleh Rumah Makan Dapoer Iboe, dan pilihan bumbu tersebut selalu ada ketika dipesan oleh konsumen. 12. Kehigienisan Nasi Timbel dan perlengkapan makan yang digunakan adalah tingkat kebersihan Nasi Timbel yang disajikan dan perlengkapan makan yang digunakan. 77 13. Keindahan tampilan Nasi Timbel adalah tingkat penataan dan kerapihan Nasi Timbel ketika disajikan. 14. Ketersedian beragam menu pilihan makanan dan minuman khas sunda adalah tingkat kesiapan Rumah Makan Dapoer Iboe dalam menyediakan beragam menu pilihan makanan dan minuman khas sunda. 15. Ketersedian beragam menu pilihan makanan dan minuman bukan khas sunda adalah tingkat kesiapan Rumah Makan Dapoer Iboe dalam menyediakan beragam menu pilihan makanan dan minuman bukan khas sunda. 16. Harga berbagai menu yang ditawarkan adalah nilai uang yang harus dibayarkan konsumen terhadap berbagai menu yang ditawarkan dan apakah sesuai dengan nilai yang diberikan produk. 17. Harga menu utama Nasi Timbel yang ditawarkan adalah nilai uang yang harus dibayarkan konsumen terhadap menu utama Nasi Timbel apakah sesuai dengan nilai yang diberikan produk. 18. Kesesuaian harga berbagai menu adalah kesesuaian harga berbagai menu tersebut dengan kualitas yang dijanjikan. 19. Kesigapan Pramusaji adalah tingkat ketanggapan pramusaji Rumah Makan Dapoer Iboe dalam melayani konsumen sejak awal konsumen memasuki rumah makan. 20. Kesopanan dan keramahan pramusaji adalah bagaimana pramusaji Rumah Makan Dapoer Iboe dapat membuat konsumen senang dan dihormati dengan adanya sapaan, senyuman, dan tutur kata serta perbuatan. 21. Kecepatan penyajian adalah seberapa cepat pesanan konsumen diterima oleh konsumen. 22. Kecepatan transaksi adalah seberapa cepat kasir melakukan proses transaksi dengan konsumen. 23. Kesigapan pihak Dapoer Iboe dalam merespon keluhan pelanggan adalah tingkat kepekaan pihak Dapoer Iboe dalam merespon keluhan konsumen tanpa menimbulkan kesalahpahaman. 24. Kemudahan dalam menjangkau lokasi adalah seberapa mudah lokasi Rumah Makan Dapoer Iboe dapat dijangkau oleh konsumen. 78 25. Kenyamanan rumah makan adalah situasi Rumah Makan Dapoer Iboe yang membuat konsumen senang berada di rumah makan yang diukur dari ukuran rumah makan, kesejukkan rumah makan, keharuman rumah makan dan kebersihan rumah makan. 26. Aternatif tempat duduk di indoor dan outdoor adalah alternatif pilihan tempat duduk yang disediakan Rumah Makan Dapoer Iboe di indoor dan outdoor yang dapat dipilih oleh konsumen yaitu berupa lesehan, tempat duduk dari kayu, dan tempat duduk dari plastik. 27. Tersedianya fasilitas wi-fi adalah adanya fasilitas wi-fi yang disediakan oleh Rumah Makan Dapoer Iboe dan tingkat keterjangkauan akses wi-fi dari semua meja serta ketanggapan pramusaji dalam memberikan password kepada konsumen. 28. Kebersihan ruang makan adalah kondisi Rumah Makan Dapoer Iboe, baik ruangan, lantai, meja dan kursi yang bersih dari kotoran, debu serta kontaminasi lain. 29. Ketersediaan dan kebersihan musholla adalah tersedianya musholla di Rumah Makan Dapoer Iboe dan kebersihannya terjaga juga letaknya yang mudah ditemukan konsumen. 30. Ketersediaan dan kebersihan toilet adalah tersedianya toilet di Rumah Makan Dapoer Iboe dan kebersihannya terjaga juga letaknya yang mudah ditemukan konsumen. 31. Ketersediaan fasilitas keamanan adalah terdapat petugas keamanan di Rumah Makan Dapoer Iboe, yaitu petugas yang berjaga di rumah makan dan di tempat parkir. 32. Papan nama adalah posisi dan tingkat kemencolokkan papan nama Rumah Makan Dapoer Iboe. 33. Words of mouth merupakan promosi yang efektif dalam mempengaruhi minat konsumen terhadap jasa yang ditawarkan. 79 V GAMBARAN UMUM RUMAH MAKAN DAN KARAKTERISTIK KONSUMEN DAPOER IBU

5.1 Sejarah dan Perkembangan Rumah Makan Dapoer Iboe

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN D I RUMAH MAKAN Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen di Rumah Makan Inibaru Rajanya Steak.

0 4 17

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN DI RUMAH MAKAN Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen di Rumah Makan Inibaru Rajanya Steak.

0 1 15

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA RUMAH Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Rumah Makan Spesial Sambal Di Surakarta.

0 3 16

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA RUMAH Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Rumah Makan Spesial Sambal Di Surakarta.

0 2 13

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Rumah Makan Spesial Sambal Di Pabelan.

0 1 14

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN PADA RUMAH Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Rumah Makan Spesial Sambal Di Pabelan.

0 1 14

Analisis Kepuasan Konsumen dan Loyalitas Konsumen (Studi Kasus Di "Cafe Rumah Kopi TIKALA".

0 0 116

Analisis pengaruh kepuasan terhadap loyalitas konsumen pada Rumah Makan Tantene : studi kasus pada pelanggan di Rumah Makan Tantene.

0 3 108

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN TANTENE

0 1 106

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA RUMAH MAKAN TANTENE

0 1 106