134
Keterangan : A : Committed Buyer 16 persen
B : Liking the Brand 15 persen C : Satisfied Buyer 16 persen
D : Habitual Buyer 17 persen E : Switcher Buyer 36 persen
Gambar 9. Piramida Loyalitas Rumah Makan Dapoer Iboe
Pada penelitian ini, loyalitas konsumen terhadap kualitas produk Rumah Makan Dapoer Iboe diukur berdasarkan beberapa pertanyaan indikator yang
ditujukan untuk masing-masing kategori loyalitas, yaitu switcher buyer, habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, committed buyer. Misalnya untuk
kategori switcher buyer, konsumen diberikan pertanyaan mengenai reaksi terhadap kenaikan harga di Rumah Makan Dapoer Iboe, reaksi konsumen jika
rumah makan lain mengadakan diskon harga, dan reaksi konsumen jika rumah makan lain menawarkan paket bonus.
7.3.1 Switcher Buyer
Berdasarkan Gambar 9, konsumen yang termasuk kedalam konsumen kategori switcher buyer yaitu sebesar 36 persen 36 orang dari 100 orang
responden. Hal ini menandakan bahwa konsumen yang berada pada kategori ini sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada Rumah Makan Dapoer Iboe.
Konsumen yang berada pada kategori switcher buyer merupakan konsumen yang sensitif terhadap perubahan harga, sehingga pada tingkatan loyalitas merek
berada pada urutan paling rendah atau bawah. Indikasi dari konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe yang sensitif terhadap harga adalah apabila harga rata-rata
menu makanan dan minuman di Rumah Makan Dapoer Iboe meningkat maka konsumen akan pindah ke rumah makan lain yang sejenis yang lebih murah
namun ada kemungkinan kembali lagi ke Rumah Makan Dapoer Iboe. Begitu
E D
135 halnya apabila rumah makan lain menawarkan diskon harga dan paket bonus
seperti buy two get one, maka konsumen akan berpindah ke rumah makan lain yang meberikan hal tersebut, akan tetapi ada kemungkinan konsumen kembali ke
Rumah Makan Dapoer Iboe. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan bahwa karakteristik umum dari
konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe berdasarkan variabel pekerjaan terbanyak adalah konsumen yang sudah bekerja baik bekerja sebagai wiraswasta, pegawai
swasta, PNS, dan anggota DPR. Hal tersebut memperlihatkan bahwa konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe adalah konsumen yang berpendidikan. Dengan
tingkat pendidikan yang tinggi tentu konsumen Rumah Makan Dapoer Iboe memiliki rasionalitas yang baik terhadap penilaian kinerja produk terhadap
kesesuaian harga yang dibayar konsumen. Sehingga konsumen yang termasuk kedalam kategori switcher buyer bukan semata-semata berfikir tentang harga
saja, tetapi juga berfikir kesesuaian harga yang dibayar dengan kualitasmutu produk yang diperoleh. Untuk mengurangi jumlah konsumen yang termasuk ke
dalam kategori ini, pihak Rumah Makan Dapoer Iboe harus hati-hati dalam menetapkan harga dimana harga tersebut harus sesuai dengan kualitas yang
diberikan. Selain itu, pihak Rumah Makan Dapoer Iboe juga dapat melakukan promosi seperti pemberian bonus atau diskon kepada konsumennya. Karena cara
tersebut dapat membuat konsumen ragu untuk pindah ke rumah makan lain dan dapat menghambat konsumen untuk berpindah ke rumah makan lain. Hal ini
sesuai dengan hasil analisis pengambilan keputusan pembelian konsumen sebelumnya, yang menyatakan bahwa kebanyakan dari konsumen terpengaruh
oleh promosi. Konsumen yang sudah termasuk ke dalam kategori switcher buyer tidak
akan diperhitungkan lagi ke dalam kategori konsumen dengan tingkat loyalitas yang lebih tinggi, karena 36 konsumen sudah termasuk kedalam kategori
switcher buyer maka konsumen yang akan diuji loyalitasnya pada tingkatan yang lebih tinggi berjumlah 64 orang konsumen. Penentuan persentase jumlah
konsumen yang termasuk ke dalam kategori habitual buyer, satisfied buyer, liking the brand, committed buyer tetap berdasarkan konsumen yang berjumlah
100 orang.
136
7.3.2 Habitual Buyer