Karakteristik Kelembagaan TINJAUAN PUSTAKA

Pengawasan monitoring terhadap tindakan setiap aktor, penegakan sanksi bagi para pelanggar dan pemberian reward kepada mereka yang taat aturan semuanya diatur dalam operational rule. Operational rule berubah seiring dengan perubahan teknologi, sumberdaya, budaya, keadaan ekonomi, dan lain-lain Ostrom 1990. Rules: Constitutional Collective choice Operational Levels of Analysis Constitutional choice Collective choice Operational choice Processes: Formulation Governance Adjudication Modification Policy-making Management Adjudication Appropriation Provision Monitoring Enforcement Gambar 1 Hubungan antara rules dan level analisis kelembagaan Ostrom 1990. Walaupun operational rule berubah secara spontan, namun dalam pelaksanaannya ada ketentuan-ketentuan atau kesepakatan-kesepakatan mengenai bagaimana operational rule tersebut berubah. Ketentuan-ketentuankesepakatan- kesepakatan tersebut disebut collective choice rule, yaitu aturan mengenai bagaimana operational rule dibuat atau diubah, siapa yang melakukan perubahan, dan kapan perubahan tersebut harus berlangsung. Hasil pekerjaan aktor-aktor yang bermain pada level collective choice akan langsung berpengaruh pada operational rule Ostrom 1990. Kelembagaan pada constitutional choice level mengatur, utamanya, mengenai siapa yang berwenang bekerja pada level collective choice dan bagaimana mereka bekerja. Constitutional rule merupakan rule tertinggi yang tidak semua kelompok, organisasi atau komunitas memilikinya. Collective choice rule berbeda dengan constitutional rule walaupun aktor yang terlibat dalam pembuatannya kemungkinan sama.

2.4. Property Right

Dalam literatur ekonomi sumberdaya, istilah property right hak kepemilikan didefinisikan sebagai serangkaian hak yang menggambarkan tentang hak milik owner’s right, keistimewaan privileges dan pembatasan-pembatasan dalam penggunaan sumberdaya Tietenberg 1992. Charles 2001 mengklasifikasikan property right menjadi dua bagian, yaitu property right regime dan types of right. Property right regime terdiri atas non property, state property, common property dan private property. Secara lengkap klasifikasi property right tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2 Klasifikasi hak kepemilikan Property right Charles 2001. Hanna et al. 1996 membagi 4 tipe rezim hak kepemilikan dalam sistem pengelolaan sumberdaya alam, yaitu : 1 hak kepemilikan pribadi private property regime; 2 hak milik bersama common property regime; 3 hak milik negara state property regime; dan 4 tanpa hak milik open acces regime. Karakteristik masing-masing rezim hak kepemilikan berdasarkan unit pemegang hak kepemilikan dan hak pemilik, serta tugas-tugas pemilik sebagaimana tersaji pada Tabel 1. Hak Kepemilikan Tipe Hak Kepemilikan Rezim Hak Kepemilikan Hak Pengalihan Hak Eksklusif Hak Pengelolaan Hak Pemanfaatan Hak Akses Akses Terbuka Negara Masyarakat Swasta Perusahaan Individu Tabel 1 Tipe hak kepemilikan dalam pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan pemilik, hak dan tugas-tugasnya Tipe Pemilik Hak Pemilik Kewajiban Pemilik • Hak milik pribadi Individu Penggunaan SDI secara sosial diterima, kendali akses Penghindaran penggunaan secara sosial tidak dapat diterima • Hak bersama Kolektif Pengaturan bukan pemilik Pemeliharaan, menghambat tingkat penggunaan • Hak negara Warga negara Menentukan aturan Memelihara tujuan sosial • Tidak ada hak milik Tidak ada Menangkap Tidak ada Sumber : Hanna et al. 1996 Common property, menurut Bromley 1991 esensinya adalah hak milik swasta dalam kelompok, dan kelompok yang menentukan siapa yang tidak diperkenankan mengambil manfaat dari sumberdaya alam “milik bersama”. Sementara itu, open access diartikan sebagai suatu situasi sumberdaya alam tanpa hak milik no property right. Situasi tersebut muncul karena tidak adanya atau gagalnya sistem pengelolaan dan wewenang yang bertujuan menerapkan norma dan kaidah tingkah laku yang berhubungan dengan sumberdaya alam. Dengan kata lain, rezim tanpa milik open access sumberdaya muncul akibat gagalnya ketiga rezim sebelumnya untuk membawa misi kesejahteraan bersama. Di dunia rezim pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan yang dominan ditemukan adalah rezim milik bersama common property regime dan open access no property right. Common property regime dan open access terbukti mengalami berbagai kegagalan, baik dalam aspek keberlanjutan sumberdaya perikanan dan juga memunculkan berbagai tipe konflik, sehingga menimbulkan tragedi kebersamaan tragedy of the common sebagaimana dikemukakan pertama kali oleh Garrett Hardin 1968. Dalam artikelnya yang terbit dalam Journal Science tahun 1968, menggambarkan rezim pengelolaan sumberdaya alam akses terbuka open access dimana setiap individu yang memiliki akses terhadap sumberdaya alam yang bersifat langka akan terdorong incentive untuk meningkatkan intensitas pemanfaatannya demi mendapatkan economic return dalam jangka pendek. Keadaan seperti ini akan menyebabkan setiap individu mendapatkan manfaat yang semakin berkurang.