Analisis Stakeholder Metode Analisis Data

4 Membuat aktor grid 5 Menyepakati hasil analisis dengan aktor utama Proses penentuan aktor dilakukan dengan beberapa langkah antara lain: a Mengidentifikasi sendiri berdasarkan pengalaman dalam bidang pembangunan wilayah atau berkaitan dengan perencanaan kebijakan. b Mengidentifikasi berdasarkan catatan statistik serta laporan penelitian. Hasil identifikasi ini berupa daftar panjang individu dan kelompok yang terkait dengan pembangunan wilayah pesisir. c Identifikasi aktor menggunakan pendekatan partisipatif dengan teknik snowball yaitu setiap aktor mengidentifikasi aktor lainnya untuk diteliti. Berdiskusi dengan aktor pertama kali teridentifikasi dapat mengungkapkan pandangan mereka tentang keberadaan aktor penting lainnya yang berkaitan dengan pemanfaatan sumberdaya. Metode ini dapat juga membantu mendapatkan pengertian yang lebih mendalam terhadap kepentingan dan keterkaitan aktor. Untuk memudahkan analisis aktor, maka setiap aktor dikategorikan ke dalam lima kategori yakni pemerintah pengambil kebijakan dan lembaga legislatif, swasta pengusaha dan lembaga donor, masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat LSM dan organisasi sosial lainnya, serta perguruan tinggi. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara langsung dan kuesioner terhadap wakil dari masing-masing aktor yang teridentifikasi dari hasil analisis aktor, pengolahan data kualitatif hasil wawancara dikuantitatifkan dengan mengacu pada pengukuran data berjenjang lima, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3. Tabel 3 Ukuran kuantitatif terhadap identifikasi dan pemetaan aktor Skor Nilai Kriteria Keterangan Kepentingan Aktor 5 17-20 Sangat Tinggi Sangat bergantung pada keberadaan sumberdaya 4 13-16 Tinggi Ketergantungan tinggi pada keberadaan sumberdaya 3 9-12 Cukup Tinggi Cukup bergantung pada keberadaan sumberdaya 2 5-8 Kurang Tinggi Ketergantungan pada keberadaan sumberdaya kecil 1 0-4 Rendah Tidak bergantung pada keberadaan sumberdaya Tabel 3 Lanjutan Skor Nilai Kriteria Keterangan Pengaruh Aktor 5 17-20 Sangat Tinggi Jika responnya berpengaruh nyata terhadap aktivitas aktor lain 4 13-16 Tinggi Jika responnya berpengaruh besar terhadap aktivitas aktor lain 3 9-12 Cukup Tinggi Jika responnya cukup berpengaruh terhadap aktivitas aktor lain 2 5-8 Kurang Tinggi Jika responnya berpengaruh kecil terhadap aktivitas aktor lain 1 0-4 Rendah Jika responnya tidak berpengaruh terhadap aktivitas aktor lain Sumber: Haswanto 2006 Untuk mengetahui besarnya kepentingan dan pengaruh masing-masing aktor terhadap pengelolaan sumberdaya di wilayah pesisir, alat analisis selanjutnya adalah analisis grid. Dalam analisis ini, aktor diketegorikan menurut tingkat kepentingan dan pengaruhnya terhadap pengelolaan sumberdaya. Sebaran posisi aktor menurut kepentingan dan pengaruhnya diilustrasikan pada Gambar 8. A . Subjek B. Pemain C. Penonton D. Aktor Gambar 8 Aktor grid Haswanto 2006. • Kotak A subyek menunjukkan kelompok yang memiliki kepentingan yang tinggi terhadap kegiatan tetapi rendah pengaruhnya, mencakup anggota organisasi yang melakukan kegiatan dan responsif terhadap pelaksanaan kegiatan tetapi bukan pengambil kebijakan. Tinggi Rendah Tinggi Rendah Kepentingan Pengaruh • Kotak B pemain merupakan kelompok aktor yang memiliki derajat pengaruh dan kepentingan yang tinggi untuk mensukseskan kegiatan seperti tokoh masyarakat, kepala instansi terkait, dan kepala pemerintahan. • Kotak C penonton mewakili kelompok aktor yang rendah pengaruh dan kepentingannya, Interest mereka dibutuhkan untuk memastikan dua hal yakni: a interest-nya tidak terpengaruh sebaliknya, dan b kepentingan dan pengaruhnya tidak mengubah keadaan. • Kotak D aktor merupakan aktor yang berpengaruh tetapi rendah kepentingannya dalam pencapaian tujuan dan hasil kebijakan.

4.4.3. Analisis Konflik Pengelolaan Sumberdaya Ikan

Untuk menganalisis berbagai konflik antar pemangku kepentingan stakeholders dalam pemanfaatan sumberdaya ikan di Kepulauan Seribu digunakan pendekatan yang dilakukan oleh Fisher et al. 2000. Dalam metode analisis ini, sebelumnya dipahami dahulu mengapa konflik itu terjadi : 1 agar dipahami latar belakang dan sejarah suatu situasi dan kejadian-kejadian saat ini, 2 identifikasi kelompok yang terlibat, dan tidak hanya kelompok yang menonjol saja; 3 agar memahami pandangan semua kelompok dan lebih mendalami bagaimana hubungan mereka satu sama lain; 4 identifikasi faktor-faktor dan kecenderungan-kecenderungan yang mendasari konflik; dan 5 agar belajar dari kegagalan dan juga kesuksesan Fisher et al. 2000.

4.4.4. Analisis Pendapatan terhadap Kesejahteraan Pembudidaya

Dalam penelitian ini akan dihitung besarnya pendapatan pembudidaya ikan sebagai implikasi dari adanya pemberian dana bergulir revolving fund yang menjadi basis pembinaan kegiatan kelompok melalui pembelian benih ikan kerapu di tingkat pembudidaya, sehingga dapat diketahui pengaruh keberhasilan sistem pemberian dana bergulir tersebut terhadap pendapatan pembudidaya yang bermuara kepada tingkat kesejahteraan pembudidaya sebagai penerima dana. Untuk itu persamaan yang digunakan untuk menghitung pendapatan pembudidaya adalah : π= TR - TC…………………………………………… 1 Dimana : π Pendapatan : Pendapatan TR Total Revenue : Total Penerimaan TC Total Cost : Total Biaya

4.4.5. Analisis Biaya Transaksi

Masing-masing biaya transaksi yang dihadapi kelompok masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan di Kepulauan Seribu tidak selalu sama. Komponen biaya transaksi terkait dengan mekanisme internal pelaksanaan organisasi kelompok masyarakat program sea farming di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu yang akan dihitung adalah meliputi biaya pengambilan keputusan Z1, biaya operasional bersama Z2, dan biaya informasi Z3. Untuk menghitung besarnya total biaya transaksi TrC menurut Anggraini 2005 adalah : = TrCij ∑ Zij …………………………………….……………1.1

4.4.6. Analisis Keefektifan Biaya

Analisis Keefektifan Biaya AKB adalah suatu teknik untuk memilih berbagai pilihan strategis dengan keterbatasan sumberdaya. Partowidagdo 1999 menyatakan bahwa AKB digunakan apabila sulit untuk memberikan nilai uang pada manfaat. Pada analisis ini diukur berapa rasio biaya terhadap satuan manfaat pelayanan publik, sehingga lebih mudah diaplikasikan. Secara matematis AKB dapat ditulis sebagai berikut Partowidagdo 1999 : AKB = ∑ Biaya ∑ Manfaat …………………………………………. 3 Terkait dengan hal tersebut maka analisis ini dimaksudkan untuk melihat efektifitas biaya mekanisme internal pelaksanaan organisasi kelompok masyarakat komunitas pembudidaya Kelompok Sea Farming di Kelurahan Pulau Panggang Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu KAKS. Berdasarkan persamaan 2 dan 3 maka persamaan untuk menghitung AKB dapat ditulis menjadi : 2