c Kesepakatan masyarakat lainnya terkait pemanfaatan ruang dalam aktivitas budidaya komoditas laut yaitu pemanfaatan bagian dari ruang perairan laut di
sebelah manapun untuk aktivitas yang tidak dilarang oleh hukum, dengan catatan tidak mengganggu pemanfaatan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat saat
masyarakat Pulau Panggang membudidaya komoditas rumput laut dengan melakukan pembagian ruang laut disekitar Pulau Panggang.
6.5. Sistem Pengelolaan dan Alternatif Kebijakan
Komponen sistem pengelolaan memiliki peranan yang penting dalam melaksanakan kebijakan pengelolaan. Komponen ini merupakan perangkat untuk
memberikan pedoman pada semua komponen dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan agar berjalan serasi dan tidak saling mengganggu. Kebijakan
pengelolaan hendaknya dilaksanakan dengan arif dan bijaksana dengan mempertimbangkan sistem sumberdaya alam dan sumberdaya manusia.
Sistem pengelolaan mengarah pada pencapaian “societal objectives” yang dimengerti dan disepakati bersama. Sistem manajemen di kawasan Kepulauan
Seribu ditekankan pada upaya penyadaran melalui jalur birokrasi, hukum dan politik, yaitu sebagai berikut :
1 Melakukan penataan ruang aktivitas yang bertujuan untuk memperkecil dampak kerusakan habitat sumberdaya pesisir dan lautan.
2 Melakukan penataan alokasi lahan dan pemanfaatan sumberdaya agar tidak terjadi tumpang tindih pemanfaatan.
3 Membuat kebijakan, strategi, program dan rencana aksi pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan yang terpadu dan berkelanjutan.
4 Membuat peraturan atau aspek hukum yang terkait dengan pengelolaan dan pengaturan kegiatan di kawasan perairan Kepulauan Seribu.
5 Menentukan nilai kompensasi pada perusahaan yang memberikan kontribusi pencemaran dan kerusakan pada habitat sumberdaya pesisir dan lautan.
6 Memberikan insentif dan disinsentif terhadap upaya pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat dan stakeholder lainnya.
7 Melakukan lebih banyak penelitianriset, asessment dan konservasi stok serta pengumpulan data untuk tersedianya keputusan ilmiah yang mendukung
pengelolaan.
8 Peningkatan infrastruktur, kemampuan teknologi, produktivitas institusi dan individu, melalui pelatihan teknologi marikultur, pelatihan manajemen usaha,
peningkatan kapasitas kelembagaan, dan lain-lain. 9 Peningkatan arus manfaat secara lestari dari perikanan meliputi
pengembangan pasar, kesejahteraan dan kualitas nelayan, sehingga dapat ditekan penjualan ikan ke luar Kepulauan Seribu sehingga struktur harga dapat
ditentukan sendiri. Alternatif kebijakan yang dapat ditempuh diantaranya adalah :
1 Merancang program-program yang dapat meningkatkan daya saing dan pengembangan sistem dan teknologi alternatif yang dapat menekan ekonomi
biaya tinggi yang langsung dapat dirasakan oleh masyarakat perikanan, seperti rumpon, pertanian laut, penyaluran BBM.
2 Penataan sistem produksi perikanan dan pemasaran yang lebih efisien dan kompetitif, termasuk pengembangan kemampuan buididaya laut yang lebih
menghemat BBM. Disamping itu aparat penegak hukum menindak dan memberantas illegal fishing dan pungutan liar yang sangat membebani
nelayan. 3 Pemerintah perlu mengembangkan sistem pengelolaan perikanan dan
program pelestarian sumberdaya ikan melalui kegiatan penstokan ulang atau pertanian laut sea farming untuk jenis ikan yang tidak bermigrasi, seperti
ikan kerapu. Program ini dapat dikembangkan pada daerah-daerah yang memiliki kondisi perairan yang khas seperti atol, goba, dan perairan semi
tertutup semisal teluk.