free riding. Kedua, biaya pengambilan keputusan bersama mencakup beberapa aktivitas, yaitu a menghadapi permasalahan di bidang perikanan, b
keikutsertaan dalam pertemuan atau rapat, c membuat kebijakan atau aturan, d menyampaikan hasil keputusan, dan e melakukan koordinasi dengan pihak yang
berwenang di tingkat lokal dan pusat. Ketiga, biaya operasional bersama dalam ko-manajemen perikanan dijabarkan lagi menjadi tiga kelompok biaya, dimana
masing-masing kelompok mencakup beberapa kegiatan. Ketiga kelompok biaya tersebut adalah :
1 Biaya pemantauan, penegakan dan pengendalian terdiri dari pemantauan aturan-aturan perikanan, pengelolaan laporan hasil tangkapan, pemantauan
lokasi penangkapan, pemantauan input untuk kegiatan penangkapan, manajemen atau resolusi konflik, serta pemberian sanksi terhadap setiap
pelanggaran. 2 Biaya mempertahankan kondisi sumberdaya terdiri dari perlindungan
terhadap hak-hak penangkapan, peningkatan stok sumberdaya, dan evaluasi terhadap kondisi sumberdaya.
3 Biaya distribusi sumberdaya terdiri dari distribusi hak penangkapan, dan biaya kelembagaan atau keikutsertaan.
2.12. Kebijakan Pengembangan Kelembagaan
Salah satu problem utama dalam pembangunan kelautan sejak Orde Baru sampai saat ini adalah bagaimana menciptakan suatu mekanisme
kelembagaan yang menunjang pengelolaan sumberdaya kelautan. Untuk melakukan suatu analisis dan pengembangan kelembagaan dibutuhkan
framework analisis kelembagaan. Framework tersebut dinamakan Institutional Analysis and Development IAD. Kerangka analisis ini telah digunakan untuk
menguji pengaturan kelembagaan – aransemen kelembagaan institutional arrangement dalam pengelolaan air tanah, common pool resources misalnya
sistem irigasi, kehutanan dan perikanan, organisasi metropolitan dan pengembangan infrastruktur pedesaan. IAD ini dapat digunakan juga untuk
menguji aransemen kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir. Hasil dari analisis dan pengujian ini diharapkan akan mampu mengembangkan suatu
mekanisme kelembagaan yang sesuai Kusumastanto 2003. Secara skematik IAD digambarkan pada Gambar 4.
Gambar 4 Framework analisis dan pengembangan kelembagaan. Modifikasi dari Ostrom, Gardner, and Walker 1999, diacu dalam
Kusumastanto 2003.
IAD secara teoritik merupakan suatu kerangka kerja yang dapat membantu untuk menganalisis performa dan struktur aransemen kelembagaan.
Diferensiasi analisis kelembagaan berasal dari bentuk analisis organisasi yang terfokus pada aturan. Aturan yang bersifat formal hukum, kebijakan,
peraturan dan informal norma sosial Kusumastanto 2003. Oleh karena itu, analisis kelembagaan mencoba untuk menguji
permasalahan yang dihadapi oleh suatu kelompok individu atau organisasi dan bagaimana aturan itu digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
IAD menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi desain kelembagaan seperti karakteristik fisik suatu ekosistem dan problem yang bersifat alami,
budaya individu organisasi, sehingga mampu menyelesaikan problem yang dihadapi. Selain itu, IAD juga dapat melakukan penyusunan kelembagaan yang
bersifat individu maupun organisasi Kusumastanto 2003.
• Atribut fisik dari sistem • Aturankelembagaan
• Atribut masyarakatbudaya Arena aksi :
• Pelaku actor • Situasi yang diputuskan
decision situation Pola interaksi
antar jaringan kerja pemerintah
• Performa kelembagaan • Hasil kebijakan
Evaluasi • Biaya informasi
• Biaya koordinasi • Biaya strategi
Performa kelembagaan secara keseluruhan
• Efisiensi • Keseimbangan fiskal
• Redistribusi keadilan • Akuntabilitas
• Adaptabilitas Evaluasi Dampak
• Menilai hasil dari kebijakan