Property Right TINJAUAN PUSTAKA
Tabel 1 Tipe hak kepemilikan dalam pemanfaatan sumberdaya alam berdasarkan pemilik, hak dan tugas-tugasnya
Tipe Pemilik
Hak Pemilik Kewajiban Pemilik
• Hak milik pribadi Individu
Penggunaan SDI secara sosial diterima,
kendali akses Penghindaran
penggunaan secara sosial tidak dapat diterima
• Hak bersama Kolektif
Pengaturan bukan pemilik
Pemeliharaan, menghambat tingkat
penggunaan • Hak negara
Warga negara
Menentukan aturan Memelihara tujuan sosial
• Tidak ada hak milik Tidak ada Menangkap Tidak ada
Sumber : Hanna et al. 1996
Common property, menurut Bromley 1991 esensinya adalah hak milik swasta dalam kelompok, dan kelompok yang menentukan siapa yang tidak
diperkenankan mengambil manfaat dari sumberdaya alam “milik bersama”. Sementara itu, open access diartikan sebagai suatu situasi sumberdaya alam tanpa
hak milik no property right. Situasi tersebut muncul karena tidak adanya atau gagalnya sistem pengelolaan dan wewenang yang bertujuan menerapkan norma
dan kaidah tingkah laku yang berhubungan dengan sumberdaya alam. Dengan kata lain, rezim tanpa milik open access sumberdaya muncul akibat gagalnya
ketiga rezim sebelumnya untuk membawa misi kesejahteraan bersama. Di dunia rezim pengelolaan sumberdaya pesisir dan lautan yang dominan
ditemukan adalah rezim milik bersama common property regime dan open access no property right. Common property regime dan open access terbukti
mengalami berbagai kegagalan, baik dalam aspek keberlanjutan sumberdaya perikanan dan juga memunculkan berbagai tipe konflik, sehingga menimbulkan
tragedi kebersamaan tragedy of the common sebagaimana dikemukakan pertama kali oleh Garrett Hardin 1968. Dalam artikelnya yang terbit dalam Journal
Science tahun 1968, menggambarkan rezim pengelolaan sumberdaya alam akses terbuka open access dimana setiap individu yang memiliki akses terhadap
sumberdaya alam yang bersifat langka akan terdorong incentive untuk meningkatkan intensitas pemanfaatannya demi mendapatkan economic return
dalam jangka pendek. Keadaan seperti ini akan menyebabkan setiap individu mendapatkan manfaat yang semakin berkurang.
Hak kepemilikan property right atau status penguasaan sumberdaya perikanan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan alokasi
sumberdaya yang efisien efficient resource allocation. Bagaimana produsen dan konsumen menggunakan sumberdaya ikan dan lingkungan perairan tergantung
pada hak kepemilikan yang mengukur sumberdaya ikan tersebut. Menurut Tietenberg 1992, secara konseptual, struktur hak kepemilikan dalam
pengelolaan sumberdaya alam untuk menghasilkan alokasi yang efisien pada suatu ekonomi pasar yang berfungsi dengan baik, ia harus memiliki 4 karakteristik
penting, yaitu : 1 Universalitas universality. Semua sumberdaya alam adalah milik pribadi
privately owned, dan seluruh hak-haknya dirinci dengan lengkap dan jelas. 2 Eksklusivitas exclusivity. Semua manfaat yang diperoleh dan biaya yang
dikeluarkan sebagai akibat dari pemilikan dan pemanfaatan sumberdaya itu harus dimiliki oleh pemiliknya saja, baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam transaksi atau penjualan ke pihak lain. 3 Dapat dipindahtangankan transferability. Seluruh hak kepemilikan itu bisa
dipindahtangankan dari satu pemilik ke pihak lainnya dengan transaksi yang bebas dan jelas.
4 Terjamin pelaksanaannya enforceability. Hak kepemilikan tersebut harus aman dari perampasan atau pengambilan secara tidak baik dari pihak lain.
Kalau keempat komponen di atas bisa diterapkan dalam sistem pengelolaan sumberdaya perikanan, maka alokasi sumberdaya ikan dapat
berlangsung secara efisien.