melalui berbagai inovasi dalam penerapan sanksi hukum, termasuk pemberian insentif dan disinsentif supaya dapat lebih mendekati rasa keadilan yang
berkembang di dalam masyarakat Adrianto et al. 2011. Sistem aturan main yang disepakati oleh Kelompok Sea Farming adalah
yang tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Lampiran 1 dan 2
. Aturan main tersebut sebenarnya mengacu pada faktor kelembagaan pengelola yang mencakup unsur-unsur : 1 wewenang authority, 2 hak
kepemilikan right, 3 aturan rules, 4 monitoring, accountability, dan enforcement, 5 sanksi sanction. Pemanfaatan sumberdaya laut biasanya
dikontrol oleh kewenangan tradisi yang secara alami mencerminkan organisasi masyarakat dan pemilik hak ownership. Kelembagaan formal yang dibentuk
oleh masyarakat umumnya terkait dengan aktivitas kesehariannya.
7.2.3. Sistem Hak
Beberapa hak yang harus dipenuhi dalam pengelolaan sea farming menurut Adrianto et al. 2011, diantaranya adalah :
a. Kelompok usaha anggota sea farming berhak memanfaatkan dan mengelola di wilayah sea farming sesuai dengan peruntukkannya dan luas yang telah
ditentukan. b. Kelompok usaha anggota sea farming berhak mendapatkan pembinaan dan
pelatihan dalam rangka meningkatkan kemampuannya di bidang budidaya perikanan.
7.2.4. Pengaturan Hubungan Kepemilikan
Kelembagaan berfungsi sebagai pengaturan hubungan kepemilikan. Hak kepemilikan right sistem pengelolaan berada pada seluruh masyarakat Pulau
panggang dengan memenuhi persyaratan tertentu untuk bergabung dalam kelembagaan sea farming. Sehingga tercermin adanya kejelasan substansi dan
struktur hak kepemilikan melalui penentuan bagaimana suatu hak dapat digunakan. Melalui aturan ini ditetapkan area sea farming dan siapa yang dijinkan
menangkap dan siapa yang tidak, dan bagaimana aturan jika orang luar ikut memanfaatkan. Agar hak-hak dapat diterapkan perlu adanya monitoring
pelaksanaan aturan monitoring, accountability, dan enforcement. Sedangkan bagi yang melanggar akan terkena sanksi hukumnya.
7.2.5. Sistem Sanksi
Sanksi yang disepakati sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku menurut Adrianto et al. 2011, diantaranya adalah :
a. Setiap orang atau badan hukum dalam yurisdiksi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu harus mentaati setiap hukum maupun peraturan yang
berlaku, yang ditetapkan oleh pemerintah; b. Setiap orang atau badan hukum yang melakukan pelanggaran dan atau
kejahatan terhadap lingkungan hidup dalam yurisdiksi Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu berlaku ketentuan sanksi yang ditetapkan
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku; c. Selain dari POLRI atau alat penegak hukum lainnya, Bupati Kepala Daerah
dapat memberikan wewenang kepada Kepala Suku Dinas Perikanan dan Pertanian untuk mengusut segala pelanggaran terhadap peraturan yang
berlaku.
7.2.6. Kelembagaan Informal Pengelolaan Sea Farming
Beberapa norma atau aturan tak tertulis yang berlaku dalam pengelolaan sea farming umumnya sama dengan norma-norma yang dijumpai dalam
masyarakat Kepulauan Seribu, diantaranya adalah : a Meliburkan kegiatan pada hari Jumat.
b Kebiasaan untuk menyisihkan sebagian hasil panen budidaya ikan kerapu terutama saat hasil banyak untuk dibagikan kepada anak yatim piatu maupun
janda. c Kesepakatan masyarakat lainnya terkait pemanfaatan ruang dalam aktivitas
budidaya ikan kerapu yaitu pemanfaatan bagian dari ruang perairan laut di sebelah manapun untuk aktivitas yang tidak dilarang oleh hukum, dengan
catatan tidak mengganggu pemanfaatan sebelumnya.