Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu mempunyai visi: ”Kepulauan Seribu sebagai Ladang dan Taman Kehidupan Bahari yang berkelanjutan”.
Dengan visi ini, maka prioritas program yang dikembangkan adalah budidaya perikanan, industri pariwisata bahari, kawasan daerah perlindungan laut atau
konservasi. Program sea farming menjadi program andalan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, dengan percontohan di Pulau Semak Daun
Kelurahan Pulau Panggang. Luas kawasan daratan Pulau Semak Daun 0,5 ha dengan kawasan perairan karang 315 ha terdiri dari rataan terumbu “reef flat” 250
ha dan laguna atau goba seluas 25 ha. Pertimbangan dalam pemilihan lokasi tersebut adalah kawasan ini sangat
potensial untuk pengembangan program budidaya perairan karena memiliki perairan dengan rataan terumbu yang luas. Kawasan potensial untuk budidaya laut
di Kepulauan Seribu diperkirakan mencapai 4.376,04 ha yang terdiri dari reef flat 4.027,45 ha; laguna 320,6 ha; selat 23 ha dan teluk 4,99 ha.
4.2. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah metode studi kasus. Maksud dari kasus dalam penelitian ini adalah kelembagaan pengelolaan
sumberdaya ikan di Kepulauan Seribu. Nazir 1988 menyatakan bahwa penelitian kasus adalah penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari
keseluruhan personalitas. Subyek penelitian dapat saja individu, kelompok, lembaga, maupun masyarakat.
Hasil dari penelitian kasus merupakan suatu generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok, lembaga, dan sebagainya. Ruang
lingkup studi dapat mencakup segmen atau bagian tertentu atau mencakup siklus kehidupan individu, kelompok, dan sebagainya, baik dengan penekanan terhadap
faktor-faktor kasus tertentu, ataupun keseluruhan faktor-faktor dan fenomena- fenomena, tergantung dari tujuannya. Studi kasus lebih menekankan pengkajian
variabel yang cukup banyak pada jumlah unit yang kecil. Ini berbeda dengan metode survei, dimana peneliti cenderung mengevaluasi variabel yang lebih
sedikit tetapi dengan unit sampel yang relatif besar Nazir 1988. Nazir 1988 mengungkapkan langkah-langkah pokok dalam meneliti
kasus adalah sebagai berikut :
1 Merumuskan tujuan penelitian 2 Menentukan unit-unit studi, sifat-sifat mana yang akan diteliti dan hubungan
apa yang akan dikaji serta proses-proses apa yang akan menuntun penelitian 3 Menentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik
pengumpulan data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia
4 Mengumpulkan data 5 Mengorganisasikan informasi dan data yang terkumpul serta menganalisis
untuk membuat interpretasi dan generalisasi 6 Menyusun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari hasil
penelitian. Yin 1996 menyatakan bahwa ada 6 sumber bukti yang dapat dijadikan
fokus bagi pengumpulan data studi kasus adalah: 1 dokumen, 2 rekaman arsip, 3 wawancara, 4 observasi langsung, 5 observasi pemeran serta, dan 6
perangkat fisik. Dalam hal ini diperlukan dua kategori data yaitu data utama dan data penunjang. Data utama diperoleh dari pencatatan langsung di lapangan,
wawancara pada beberapa pembudidaya ikan dan pengamatan kejadian-kejadian khusus yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Data penunjang diperoleh
dari dokumen atau arsip tertulis serta laporan hasil penelitian serta publikasi lainnya.
4.3. Metode Pengumpulan, Jenis, Sumber dan Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh langsung dari para aktor yang terlibat
dalam pengelolaan sumberdaya ikan di Kepulauan Seribu. Teknik pengumpulan data primer ini dilakukan melalui wawancara secara mendalam kepada para aktor,
dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah terstruktur. Sementara itu data sekunder diperoleh melalui data-data literatur perikanan Kabupaten Administrasi kepulauan
Seribu, dokumen hasil penelitian dan dokumen-dokumen lainnya yang terkait. Secara lengkap jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 2.