1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia, dan World Tourism Organization WTO telah mengakui bahwa pariwisata merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi.
1
Wardiyanta 2006 juga menegaskan bahwa dalam dekade terakhir, pariwisata menjadi sangat popular di hampir seluruh kalangan
masyarakat. Pendapat ini juga diperkuat oleh Brau et al. 2008 yang menyebutkan bahwa jumlah perjalanan wisata internasional mengalami
pertumbuhan yang pesat dari 25 juta perjalanan wisata di tahun 1950 menjadi 842 juta perjalanan wisata di tahun 2006.
Indonesia merupakan salah satu negara tujuan wisata dunia dan memiliki sektor pariwisata yang mempunyai potensi dan prospek yang cerah untuk
dikembangkan. Potensi tersebut didukung oleh kekayaan sumberdaya alam, seni budaya, dan adat istiadat yang dimiliki Indonesia. Pada perkembangannya,
Indonesia selalu diramaikan oleh kunjungan wisatawan mancanegara. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia mengalami peningkatan pada
periode 2006-2009 Gambar 1.
1000000 2000000
3000000 4000000
5000000 6000000
7000000
2004 2005
2006 2007
2008 2009
Tahun
Jumlah Wisatawan Mancanegara Orang
Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun 2004-2009.
Sumber : Badan Pusat Statistik 2010
1
http:www.kolom.pacific.netkondisi pariwisata internasional [11 Maret 2010]
2 Sektor pariwisata juga mempunyai peranan penting dalam menunjang
perekonomian nasional. Peranan tersebut ditunjukkan oleh perolehan devisa yang dihasilkan oleh wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia Gambar
2.
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
2004 2005
2006 2007
2008 2009
Tahun
Penerimaan Devisa Juta USD
Gambar 2. Perkembangan Jumlah Devisa yang Dihasilkan Sektor Pariwisata
Tahun 2004-2009.
Sumber : Badan Pusat Statistik 2010
Kontribusi pariwisata terhadap perekonomian Indonesia lewat devisa yang dihasilkannya cenderung fluktuatif. Tahun 2004
– 2006 devisa yang dihasilkan sektor pariwisata mengalami penurunan yang disebabkan penurunan jumlah
wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia. Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya isu terorisme, sehingga terjadi penurunan minat
wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata ke Indonesia. Devisa yang dihasilkan sektor pariwisata kembali meningkat di tahun
2006. Seiring dengan gencarnya pemerintah Indonesia dalam melestarikan budaya nasional dan pariwisata melalui program pemerintah yaitu Visit Indonesia 2008,
jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia mulai mengalami peningkatan. Devisa yang dihasilkan sektor pariwisata juga kembali meningkat
sampai tahun 2008 dengan jumlah USD 7.377,39 juta. Pada tahun 2009 jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia kembali meningkat,
namun penurunan rata-rata lama tinggal dari 8,58 hari di tahun 2008 menjadi 7,69 hari di tahun 2009 menyebabkan perolehan devisa kembali menurun menjadi
USD 6.297,27 juta BPS 2010.
3 Peranan sektor pariwisata dalam membangun perekonomian nasional juga
dapat dilihat pada nilai Produk Domestik Bruto PDB yang dihasilkannya serta kontribusinya dalam pembentukan PDB Nasional. Dalam dekade terakhir
pembangunan pariwisata Indonesia menunjukkan kecenderungan yang terus meningkat Tabel 1. Dengan perolehan PDB pariwisata dan kontribusinya
terhadap PDB Nasional yang terus mengalami peningkatan tiap tahunnya, sektor pariwisata mempunyai peranan yang penting dalam perekonomian Indonesia.
Tabel 1.
Produk Domestik Bruto PDB Pariwisata dan Kontribusinya Terhadap PDB Nasional Tahun 2001-2008
Tahun PDB Pariwisata
Atas Dasar Harga Berlaku triliun Rp Kontribusi terhadap
PDB Nasional
2001 49,10
3,53 2002
75,25 5,41
2003 81,34
5,85 2004
88,61 6,38
2005 101,69
7,32 2006
118,67 8,54
2007 134,89
9,71 2008
153,25 11,03
Sumber : Biro Pusat Statistik 2009
Laporan yang dikeluarkan WTO tahun 1990 menunjukkan adanya kecenderungan dan perkembangan baru dalam dunia kepariwisataan yang mulai
muncul pada tahun 1990-an.
2
Kecenderungan ini ditandai oleh berkembangnya gaya hidup dan kesadaran baru akan penghargaan yang lebih terhadap nilai-nilai
hubungan antar manusia dengan lingkungan alamnya. Perkembangan baru tersebut secara khusus ditunjukkan melalui bentuk- bentuk keterlibatan wisatawan
dalam kegiatan-kegiatan di luar lapangan out-door, kepedulian akan permasalahan ekologi dan kelestarian alam, kemajuan ilmu pengetahuan dan
pendidikan, serta penekanan dan penghargaan akan nilai-nilai masyarakat. Perubahan kecenderungan wisatawan asing untuk mengunjungi obyek daya tarik
wisata alam ini sesuai dengan The International Ecotourism Society yang
2
http:www.geocities.comariyanto eks79home.htm [11 Maret 2010]
4 memprediksikan bahwa pertumbuhan dari wisatawan yang berkunjung ke obyek
ekowisata berkisar antara 10-30 persen tiap tahunnya di seluruh dunia.
3
Sektor pertanian merupakan sektor penting dalam perekonomian Indonesia, namun kinerja sektor pertanian masih under value Kusnadi dan Jahroh
2009. Untuk itu, Departemen Pertanian Indonesia menilai perlu adanya suatu usaha diversifikasi yang harus dilaksanakan secara terpadu, serasi, dan merata
disesuaikan dengan kondisi tanah, air dan iklim, dengan tetap memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta memperhatikan pola
kehidupan masyarakat setempat. Sejalan dengan kebijaksanaan umum tersebut, terlihat bahwa antara pariwisata dan pertanian dapat saling mengisi dan
menunjang dalam meningkatkan daya saing produk pariwisata dan pertanian Indonesia. Salah satu jalan untuk menghubungkan potensi pariwisata dan
pertanian adalah dengan mengembangkan agrowisata. Agrowisata merupakan suatu diversifikasi produk agribisnis yang
menggabungkan konsep kepariwisataaan bernuansa alam ekowisata dengan pertanian. Agrowisata tidak hanya merupakan usaha di bidang jasa yang
menawarkan jasa pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap pemandangan indah dan segar, tetapi juga dapat menjadi media promosi produk pertanian,
memberikan sinyal bagi peluang pengembangan diversifikasi produk agribisnis, media pendidikan masyarakat, serta dapat menjadi andalan pada sektor pertanian
dan pariwisata.
4
Posisi agrowisata dalam agribisnis terdapat di dalam processing subsystem Nainggolan 2005.
Indonesia memiliki berbagai provinsi dengan potensi agrowisata yang sangat besar, salah satunya adalah Jawa Barat. Kabupaten Bogor merupakan salah
satu daerah tujuan wisata primadona di Jawa Barat. Dilihat dari kondisi geografisnya, Kabupaten Bogor merupakan daerah potensi penyebaran wisatawan
karena letaknya yang berdekatan dengan ibukota negara Indonesia, DKI Jakarta. Kondisi ini menyebabkan Kabupaten Bogor tiap tahunnya selalu ramai dikunjungi
wisatawan mancanegara maupun nusantara Tabel 2.
3
http:www.ecotourism.org [11 Maret 2010]
4
http:www.database.deptan.go.id..viewfitur.asp [5 Juli 2010]
5
Tabel 2. Perkembangan Wisatawan yang Berkunjung ke Obyek Wisata di
Kabupaten Bogor Tahun 2002 – 2009
Tahun Wisatawan
Mancanegara orang Wisatawan
Nusantara orang Jumlah
Wisatawan orang
2002 42.515
1.793.720 1.836.235
2003 1.504
1.788.774 1.790.278
2004 18.028
1.498.321 1.516.349
2005 23.397
1.747.584 1.770.981
2006 122.100
1.688.861 1.810.961
2007 24.055
2.009.371 2.033.426
2008 25.263
2.077.039 2.102.302
2009 22.007
2.339.148 2.361.155
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor 2010
Kondisi pariwisata Kabupaten Bogor yang semakin positif menyebabkan bertumbuhnya obyek wisata yang ada di Kabupaten Bogor. Hingga saat ini ada 43
obyek wisata yang tersebar di empat bagian zona wisata Kabupaten Bogor. Beberapa obyek wisata yang terkenal diantaranya adalah Taman Safari Indonesia,
Wisata Agro Gunung Mas, Taman Wisata Mekarsari dan Curug Nangka. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke empat obyek wisata tersebut merupakan yang
terbesar di Kabupaten Bogor. Dengan potensi sumberdaya alam dan pertanian yang melimpah serta kondisi alam yang mendukung, di masa yang akan datang
obyek wisata di Kabupaten Bogor termasuk agrowisata diprediksi akan terus bertambah seiring dengan pengembangan potensi pariwisata yang direncanakan
oleh Pemerintah Kabupaten Bogor di tahun 2010.
5
Kecenderungan positif terhadap iklim pariwisata dan rencana pengembangan pariwisata yang
dicanangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor menjadikan daya tarik bagi investor dalam berusaha di bidang pariwisata khususnya agrowisata.
Kampung Budaya Sindangbarang merupakan salah satu usaha agrowisata yang terletak di Desa Pasir Eurih, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.
Kampung Budaya Sindangbarang menawarkan fasilitas penginapan dan kunjungan sehari dengan nuansa pedesaan, keindahan alam, kesejukan udara,
edukasi pertanian, kebudayaan sunda, serta peninggalan sejarah. Wisatawan yang
5
http:www.kompas.compemkab bogor serius garap pariwisata [11 Maret 2009]
6 berkunjung ke Kampung Budaya Sindangbarang dapat menikmati sajian kesenian
gamelan khas sunda, mendapatkan pendidikan pertanian dengan fasilitas belajar menanam padi, menumbuk padi dan menangkap ikan, serta pengenalan situs-situs
sejarah yang terletak di sekitar lokasi usaha. Di luar kegiatan usahanya, Kampung Budaya Sindangbarang juga dikenal masyarakat luas karena setiap satu tahun
sekali mengadakan upacara Serentaun, yaitu upacara musim panen raya yang diperingati sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil
panen yang diperoleh masyarakat Kecamatan Tamansari. Upacara Serentaun ini melibatkan masyarakat sekitar dan menimbulkan daya tarik dan apresiasi dari
berbagai pihak baik wisatawan maupun pemerintah yang diwakili oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. Semua daya tarik tersebut
membuat Kampung Budaya Sindangbarang dari sejak berdirinya pada September 2007, selalu diramaikan oleh wisatawan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Perkembangan Wisatawan yang Berkunjung ke Kampung Budaya
Sindangbarang Tahun 2007-2009
Tahun Jumlah Wisatawan
Nusantara orang Jumlah Wisatawan
Mancanegara orang Jumlah wisatawan
orang
2007 496
10 506
2008 5.429
52 5.481
2009 5.135
144 5.279
2010 2.909
34 2.943
sampai bulan Juli 2010 Sumber : Manajemen Kampung Budaya Sindangbarang 2010 diolah
Mayoritas wisatawan yang datang adalah rombongan anak sekolah dan karyawan perusahaan yang berasal dari Jabodetabek. Hal ini dikarenakan
kebutuhan wisatawan yang ingin menikmati suasana pedesaan dan alam yang indah setelah lelah dengan rutinitas di daerah perkotaan. Selain itu, wisatawan
mancanegara juga kerap mengadakan kunjungan ke Kampung Budaya Sindangbarang dengan tujuan berwisata dan mengenal kebudayaan dan kehidupan
masyarakat pedesaan Indonesia.
7
1.2. Perumusan Masalah