Penelitian Terdahulu Analisis Kelayakan Usaha Agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor

19 2 Menentukan sumberdaya yang tersedia atau yang dapat dikembangkan untuk mendukung aktivitas wisata. 3 Mengevaluasi fasilitas dan infrastruktur wisata yang tersedia dan kesesuaiannya dengan permintaan pasar. 4 Mengidentifikasi produk wisata yang paling tepat dikembangkan sesuai dengan basis sumberdaya dan potensi pasar terbesar. 5 Melakukan perkiraan dampak ekonomi yang potensial dari kegiatan wisata. 6 Menyusun rencana implementasi pengembangan dan pemasaran produk wisata. 7 Mengidentifikasi masalah-masalah yang terkait dengan pengembangan produk. 8 Mengidentifikasi sumberdaya yang potensial bagi pembiayaan proyek. Suyitno 2001, diacu dalam Mahaputriana 2006 berpendapat bahwa perencanaan kawasan wisata dapat memberikan berbagai manfaat. Manfaat tersebut adalah : 1 Sebagai pedoman penyelenggaraan wisata. 2 Sebagai sarana untuk memprediksi kemungkinan timbulnya hal-hal di luar dugaan sekaligus alternatif pemecahannya. 3 Sebagai sarana untuk mengarahkan penyelenggaraan wisata sehingga dapat mencapai tujuannya, yaitu mewujudkan wisata secara efektif dan efisien. 4 Sebagai alat ukur tingkat keberhasilan wisata sebagai upaya pengawasan atau evaluasi dalam rangka memberikan umpan balik bagi penyelenggaraan wisata selanjutnya. Menurut Damanik dan Weber 2006, inti dari perencanaan wisata adalah kelayakan. Kelayakan menunjuk pada kepatutan secara ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi. Proyek wisata hanya dapat dikatakan layak dikerjakan apabila mampu memberikan hasil yang diharapkan dan menguntungkan.

2.4. Penelitian Terdahulu

Buana 2009 meneliti tentang analisis kelayakan pengembangan usaha pemancingan Tirta Salak. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa kelayakan usaha pemancingan sangat peka terhadap kenaikan harga input dan penurunan jumlah volume penjualan. Kenaikan harga input dan penurunan volume penjualan 20 dalam batas tertentu dapat menyebabkan usaha pemancingan tidak layak untuk dikerjakan dan mengancam keberlangsungan usaha. Berdasarkan hal ini maka pihak manajemen usaha pemancingan disarankan agar melakukan efisiensi biaya jika ingin melakukan pengembangan terhadap usahanya. Penelitian Buana 2009 menghasilkan kesimpulan bahwa kelayakan usaha pemancingan sangat dipengaruhi oleh kenaikan harga input dan penurunan jumlah wisatawan. Menarik untuk diteliti apakah kelayakan usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang juga dipengaruhi oleh penurunan jumlah wisatawan. Penelitian tentang studi kelayakan dilakukan oleh Setyadi 2009 dengan judul Analisis Kelayakan Usaha dan Kontribusi Pengelolaan Hutan Rakyat Koperasi Hutan Jaya Lestari. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha pada pengelolaan hutan rakyat dan kontribusi pendapatan petani terhadap pendapatan total di Konawe Selatan, Sulawesi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara finansial pengusahaan hutan rakyat tidak layak dijalankan. Usaha pengelolaan hutan rakyat dapat menjadi layak apabila terjadi kenaikan harga kayu. Kontribusi pendatan petani terhadap pendapatan total secara umum dinilai tidak signifikan. Penelitian Setyadi 2009 menghasilkan kesimpulan bahwa usaha hutan rakyat tidak layak dijalankan. Kampung Budaya Sindangbarang merupakan usaha agrowisata yang kegiatan operasionalnya juga dilaksanakan oleh masyarakat sekitar. Menarik untuk diteliti apakah usaha yang dijalankan oleh masyarakat sekitar usaha dapat layak untuk dijalankan dalam kasus usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang. Penelitian tentang studi kelayakan agrowisata juga dilakukan oleh Mahaputriana 2006. Mahaputriana 2006 meneliti tentang kelayakan finansial Taman Agrowisata Bukit Ganjau Riau. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganilisis secara finansial kelayakan usaha Taman Agrowisata Bukit Ganjau Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha Taman Agrowisata Bukit Ganjau Riau layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa kelayakan usaha Taman Agrowisata Bukit Ganjau Riau cenderung tidak terpengaruh terhadap penurunan jumlah wisatawan. 21 Penelitian Mahaputriana 2006 menghasilkan kesimpulan bahwa kelayakan usaha agrowisata relatif tidak terpengaruh dengan penurunan jumlah wisatawan. Menarik untuk diteliti apakah kelayakan usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang dipengaruhi oleh penurunan jumlah wisatawan. Perbandingan penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Perbandingan Penelitian Terdahulu No. Nama Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian 1. Buana Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pemancingan Tirta Salak Menganalisis kelayakan usaha pemancingan Tirta Salak pada aspek finansial dan non-finansial serta menganalisis sensitivitas usaha. Analisis Kelayakan Investasi NPV, IRR, Net BC dan Analisis Pendapatan Usaha pemancingan layak dijalankan. Kenaikan harga input dan penurunan jumlah wisatawan mempengaruhi kelayakan usaha pemancingan. 2. L. Bintang Setyadi Analisis Kelayakan Usaha dan Kontribusi Pengelolaan Hutan Rakyat Koperasi Hutan Jaya Lestari Mengetahui kelayakan usaha, mempelajari sistem pengelolaan hutan rakyat, dan melihat kontribusi petani terhadap pendapatan total. Analisis Kelayakan Investasi NPV, IRR, Net BC dan Analisis Pendapatan Usaha pengelolaan hutan rakyat tidak layak dijalankan. Kontribusi pendapatan petani terhadap pendapatan total tidak signifikan. 3. Mahapu triana Analisis Kelayakan Finansial Taman Agrowisata Bukit Ganjau, Kabupaten Kampar, Propinsi Riau Menganalis kelayakan usaha secara finansial Analisis Kelayakan Investasi dan Analisis Sensitivitas Taman Agrowisata Bukit Ganjau secara finansial layak untuk dijalankan. Penurunan jumlah pengunjung tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelayakan usaha. 22 III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis