Tujuan, Asas, dan Manfaat Agrowisata Unsur dan Potensi Agrowisata

15 daya lahan, serta memelihara budaya maupun teknologi lokal indigenous knowledge yang umumnya telah sesuai dengan kondisi lingkungan alaminya. 11 Lobo 2001, diacu dalam Che et al. 2003 mendefinisikan agrowisata sebagai suatu kunjungan ke berbagai kegiatan pertanian, hortikultur, ataupun agribisnis dengan tujuan kesenangan, menambah pengetahuan, atau terlibat secara aktif di dalam kegiatan tersebut. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Maetzold 2002, diacu dalam Che et al. 2003 yang mendefinisikan agowisata sebagai suatu bentuk kegiatan alternatif yang menghubungkan nilai tambah, produksi pertanian modern, atau pemasaran dengan berwisata ke lahan pertanian. Brandth dan Haugen 2007 menegaskan hal serupa bahwa agrowisata merupakan sebuah kegiatan yang dapat mentransformasikan budaya bertani dari produksi pertanian primer menjadi industri jasa melalui kepariwisataan. Secara umum, agrowisata dapat didefinisikan sebagai setiap kegiatan pertanian yang dapat menyediakan produksi pertanian secara langsung kepada masyarakat melalui sistem penjualan eceran dan penyediaan jasa terhadap berbagai produk pertanian yang secara langsung didapatkan di lokasi produksinya Che et al. 2003.

2.2.2. Tujuan, Asas, dan Manfaat Agrowisata

Menurut Indriawati 1997, diacu dalam Mahaputriana 2006, agrowisata memiliki beberapa tujuan. Tujuan pokok agrowisata adalah meningkatkan devisa bagi negara Indonesia. Sedangkan tujuan-tujuan lainnya adalah sebagai berikut : 1 Mengamankan dan melestarikan keberadaan citra produk pertanian Indonesia sebagai salah satu diversifikasi produk wisata Indonesia. 2 Menciptakan iklim berusaha yang baik kepada para pengusaha atau pemilik di bidang pariwisata dalam penyelenggaraan dan pelayanan agrowisata. Lebih lanjut Ferdiansyah 1999, diacu dalam Mahaputriana 2006 mengungkapkan bahwa pemanfaatan agrowisata sebagai sektor yang dapat menghasilkan devisa yang cukup bagi negara, perlu mempunyai koridor yang dapat menjadi asas dalam pengusahaan agrowisata tersebut. Asas-asas tersebut adalah : 11 http:database.deptan.go.idAgrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani [25 Mei 2010] 16 1 Asas manfaat, artinya penyelenggaraan program agrowisata diarahkan agar dapat saling memberikan manfaat dan dampak positif baik bagi ekonomi, politik, sosial, budaya, maupun lingkungan. 2 Asas pelestarian, artinya dalam penyelenggaraan program agrowisata diarahkan agar berperan dalam peningkatan pelestarian plasma nutfah sebagai sumberdaya utama bagi kelestarian alam dan lingkungan. Melalui penerapan asas-asas tersebut diharapkan agrowisata dapat memberikan manfaat secara luas yang dapat dirasakan tidak hanya bagi pengusaha tetapi juga masyarakat sekitar. Secara spesifik, Tirtawinata dan Fachruddin 1999 menjelaskan bahwa agrowisata dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1 Meningkatkan konservasi lingkungan. 2 Meningkatkan nilai estetika. 3 Memberikan nilai rekreasi 4 Meningkatkan kegiatan ilmiahdan pengembangan ilmu pengetahuan. 5 Mendapatkan keuntungan ekonomi.

2.2.3. Unsur dan Potensi Agrowisata

Pengembangan agrowisata di setiap lokasi selalu merupakan pengembangan yang terpadu antara pengembangan masyarakat desa, alam terbuka yang khas, pemukiman desa, budaya dan kegiatan pertaniannya serta sarana pendukung wisata seperti transportasi, akomodasi dan komunikasi Betrianis 1996. Spillane 1991, diacu dalam Mudana 2007 menyebutkan bahwa untuk dapat mengembangkan suatu kawasan menjadi kawasan pariwisata termasuk agrowisata, ada lima unsur yang harus dipenuhi yaitu : 1 Attractions atau atraksi. Dalam konteks pengembangan agrowisata, atraksi yang dimaksud adalah, hamparan kebun atau lahan pertanian, keindahan alam, keindahan taman, budaya petani tersebut serta segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas pertanian tersebut. 2 Facilities atau fasilitas. Fasilitas yang diperlukan seperti penambahan sarana umum, telekomunikasi, hotel dan restoran pada sentra-sentra pasar. 3 Infrastructure atau infrastruktur. Infrastruktur yang dimaksud dalam bentuk sistem pengairan, jaringan komunikasi, fasilitas kesehatan, terminal 17 pengangkutan, sumber listrik dan energi, sistem pembuangan kotoran atau pembuangan air, jalan raya dan sistem keamanan. 4 Transportation atau transportasi. Transportasi yang dimaksud dalam bentuk transportasi umum, terminal bis, sistem keamanan penumpang, sistem informasi perjalanan, tenaga kerja, kepastian tarif, peta kota atau objek wisata. 5 Hospitality atau keramah-tamahan. Keramah-tamahan masyarakat dan akan menjadi cerminan keberhasilan sebuah sistem pariwisata yang baik. Syamsu 2001 menyebutkan bahwa terdapat faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan suatu agrowisata dalam kaitannya dengan atraksi yang ditawarkan sebagai objek wisata. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut : 1 Kelangkaan. Jika wisatawan melakukan wisata di suatu kawasan agrowisata, wisatawan mengharapkan suguhan hamparan perkebunan atau taman yang mengandung unsur kelangkaan karena tanaman tersebut sangat jarang ditemukan pada saat ini. 2 Kealamiahan. Kealamiahan atraksi agrowisata, juga akan sangat menentukan keberlanjutan dari agrowisata yang dikembangkan. Jika objek wisata tersebut telah tercemar atau penuh dengan kepalsuan, pastilah wisatawan akan merasa sangat tertipu dan tidak mungkin berkunjung kembali. 3 Keunikan. Keunikan dalam hal ini adalah sesuatu yang benar-benar berbeda dengan objek wisata yang ada. Keunikan dapat saja berupa budaya, tradisi, dan teknologi lokal dimana objek wisata tersebut dikembangkan. 4 Pelibatan tenaga kerja. Pengembangan agrowisata diharapkan dapat melibatkan tenaga kerja setempat, setidak-tidaknya meminimalkan tergusurnya masyarakat lokal akibat pengembangan objek wisata tersebut. 5 Optimalisasi penggunaan lahan. Lahan-lahan pertanian atau perkebunan diharapkan dapat dimanfaatkan secara optimal, jika objek agrowisata ini dapat berfungsi dengan baik. 6 Keadilan dan pertimbangan pemerataan. Pengembangan agrowisata diharapkan dapat menggerakkan perekonomian masyarakat secara keseluruhan, baik masyarakat petani atau desa, penanam modal atau investor, 18 regulator dengan melakukan koordinasi didalam pengembangan secara detail dari input-input yang ada. 7 Penataan kawasan. Agrowisata pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga membentuk objek wisata yang menarik. Kegiatan pengembangan agrowisata diarahkan pada terciptanya penyelenggaraan dan pelayanan yang baik sehingga sebagai salah satu produk pariwisata Indonesia, agrowisata dapat dilestarikan dan dikembangkan dalam upaya diversifikasi pertanian dan pariwisata Deasy 1998, diacu dalam Masang 2006. Arah pengembangan agrowisata tersebut nantinya diharapkan dapat menggali potensi-potensi yang ada dalam pengembangan agrowisata. Secara jelas Alikodra 1990, diacu dalam Mahaputriana 2006 mengungkapkan bahwa potensi tersebut dapat dilihat dari tiga aspek yaitu : 1 Potensi objek wisata. Indonesia mempunyai sumberdaya pertanian yang melimpah. 2 Potensi pasar. Peranan agrowisata dalam pariwisata masyarakat adalah meningkatkan keanekaragaman objek dan lamanya kunjungan dari segi penawaran dan mempengaruhi peningkatan minat berwisata dengan semakin banyak objek wisata yang ditawarkan dari segi permintaan. 3 Kondisi dan perkembangan sarana pendukungnya. Perkembangan agrowisata yang ditentukan oleh aspek ini, antara lain transportasi, telekomunikasi, akomodasi, kemudahan memasuki Indonesia, dan jaminan keamanan.

2.3. Studi Kelayakan Pariwisata