Kerangka Pemikiran Operasional Analisis Kelayakan Usaha Agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor

31 bunga yang berlaku. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku, maka proyek tidak layak untuk dijalankan.

3.1.4.4. Payback Period PP

Payback Period PP atau tingkat pengembalian investasi adalah salah satu metode dalam menilai kelayakan suatu usaha yang digunakan untuk mengukur periode jangka waktu pengembalian modal. Bila nilai PP lebih kecil dibandingkan dengan jangka waktu umur ekonomi proyek maka investasi yang ditanamkan layak, begitu juga sebaliknya Suratman 2002.

3.1.4.5. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas dilakukan untuk meneliti kembali analisis kelayakan proyek yang telah dilakukan. Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh yang akan terjadi apabila keadaan berubah. Hal ini merupakan suatu cara untuk menarik perhatian pada masalah utama proyek yaitu, proyek selalu menghadapi ketidakpastian yang dapat terjadi pada suatu keadaan yang telah diramalkan Gittinger 1986. Gittinger 1986 lebih lanjut mengungkapkan bahwa suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah analisis nilai pengganti switching value. Analisis nilai pengganti mencoba melihat kondisi kelayakan yang terjadi apabila dilakukan perubahan-perubahan dalam biaya dan manfaat. Analisis nilai pengganti dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana perubahan yang terjadi dapat ditoleransi untuk dilaksanakan.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya aktivitas pariwisata dunia. Indonesia sebagai salah satu negara tujuan wisata juga mengalami efek positif tersebut. Aktifitas pariwisata yang meningkat diiringi dengan selera wisatawan yang juga meningkat. Wisatawan tidak hanya ingin memuaskan kebutuhan berekreasi, namun juga mempertimbangkan aspek pendidikan, alam, dan kebudayaan dari obyek wisata yang menjadi tempat tujuan. Peningkatan aktivitas pariwisata dan selera wisatawan tersebut menyebabkan semakin bervariasinya obyek wisata dalam memenuhi kebutuhan wisatawan. Salah satu obyek wisata yang menjadi tren dewasa ini adalah agrowisata. 32 Kampung Budaya Sindangbarang merupakan salah satu jenis usaha agrowisata yang memiliki nuansa sejarah dan kebudayaan sunda. Dalam perkembangannya, usaha Kampung Budaya Sindangbarang telah memasuki tahap kemandirian setelah pendiriannya dibantu oleh pemerintah. Selain itu, ada suatu keputusan usaha manajemen Kampung Budaya Sindangbarang yang telah memasuki tahap mandiri di tahun 2010, yaitu keputusan untuk melakukan pengembangan usaha dengan membangun toko cinderamata. Studi kelayakan usaha digunakan untuk menganalisis kelayakan pada usaha yang baru dibentuk atau apabila terjadi pengembangan usaha yang membutuhkan investasi baru. Studi kelayakan juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan usaha, baik menolak atau menerima rencana usaha, dan mempertahankan atau menghentikan usaha yang sudah ada. Oleh karena itu studi kelayakan sangat diperlukan dalam menilai kelayakan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri, baik usaha yang sedang dijalankan saat ini, maupun pengembangan usaha yang direncanakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usaha, baik usaha yang sudah ada maupun rencana pendirian toko cinderamata, dari aspek non- finansial dan finansial. Aspek non-finansial terdiri dari aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, dan sosial ekonomi lingkungan. Aspek finansial menggunakan kriteria kelayakan investasi dalam penilaian kelayakannya. Kriteria kelayakan investasi yang digunakan adalah NPV, IRR, Net BC, Payback Period, dan analisis sensitivitas menggunakan metode switching value. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi Kampung Budaya Sindangbarang dan menilai tambahan manfaat yang dihasilkan dengan pendirian toko cinderamata. Diagram alir kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 3. 33 Gambar 3. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional Skenario I : Melakukan usaha yang sudah ada tanpa membangun toko cinderamata Skenario II : Membangun toko cinderamata pada usaha yang sudah ada. Layak Tidak Layak Rekomendasi dan penilaian tambahan manfaat yang dihasilkan Rekomendasi perbaikan usaha Kampung Budaya yang telah memasuki tahap kemandirian dalam usahanya. Analisis aspek non-finansial pasar, teknis, hukum, manajemen, dan sosial ekonomi lingkungan dan finansial NPV, Net BC, IRR, PP, dan sensitivitas Rencana pengembangan usaha dengan membangun toko cinderamata Analisis Kelayakan Usaha Kampung Budaya Sindangbarang sebagai salah satu agrowisata yang memiliki nuansa sejarah dan kebudayaan sunda Meningkatnya aktivitas pariwisata dan selera wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata Obyek wisata semakin bervariasi dalam memenuhi permintaan wisatawan 34 IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu