22
III. KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis
Gittinger 1986 menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber daya untuk memperoleh
keuntungan atau manfaat. Proyek pertanian biasanya diartikan sebagai kegiatan investasi yang mengubah sumber-sumber finansial menjadi barang-barang kapital
yang dapat menghasilkan keuntungan atau manfaat-manfaat setelah beberapa periode waktu.
Soeharto 1997 berpendapat bahwa kegiatan proyek dapat diartikan sebagai suatu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas,
dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Tugas tersebut dapat berupa
membangun pabrik, membuat produk baru atau melakukan penelitian dan pengembangan. Sementara itu, bisnis merupakan usaha yang berkesinambungan
sehingga tidak mempunyai batasan waktu untuk berakhir. Studi kelayakan adalah penelitian yang mendalam terhadap suatu ide
bisnis tentang layak atau tidaknya ide tersebut untuk dilaksanakan. Studi kelayakan bila diletakkan pada objek pendirian sebuah usaha baru disebut studi
kelayakan proyek. Namun, jika objeknya adalah pengembangan usaha usaha sudah berjalan, namun direncanakan ada pengembangan maka disebut studi
kelayakan bisnis Subagyo 2007. Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang
tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasikan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal
untuk waktu yang ditentukan Herlianto dan Pujiastuti 2009. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Jumingan 2009, bahwa studi kelayakan bisnis merupakan
penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek dilaksanakan dengan berhasil. Sedangkan Kasmir dan Jakfar 2003 berpendapat bahwa studi kelayakan bisnis
adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu usaha
23 atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya
usaha tersebut dijalankan. Menurut Nurmalina et al. 2009 tujuan dilakukannya studi kelayakan
bisnis adalah : 1 Mengetahui secara pasti tingkat manfaat yang dicapai dalam suatu bisnis.
2 Memilih alternatif bisnis yang paling menguntungkan. 3 Menentukan prioritas investasi dari berbagai alternatif bisnis yang paling
menguntungkan. 4 Mengurangi pemborosan sumberdaya.
Tujuan dari studi kelayakan bisnis adalah untuk menilai apakah suatu proyek dapat memberikan manfaat bagi pihak yang akan melaksanakan proyek
tersebut Jumingan 2009. Hal yang hampir serupa dikemukakan oleh Damanik dan Weber 2006 bahwa studi kelayakan memuat analisis tentang masalah yang
mungkin terjadi jika suatu proyek akan dijalankan dan kemungkinan untuk mengatasinya secara efektif.
Warnell 1999, diacu dalam Damanik dan Weber 2006 mengemukakan bahwa studi kelayakan dilakukan untuk maksud berikut ini :
1 Mengevaluasi kondisi nyata suatu produk atau layanan. 2 Mengevaluasi peluang pengembangan produk dan jasa.
3 Mengevaluasi peluang penciptaan produk dan jasa baru. 4 Mengidentifikasi penyandang dana yang potensial bagi proyek.
Subagyo 2007 berpendapat bahwa tujuan dari studi kelayakan adalah untuk mengetahui apakah suatu proyek akan mendatangkan keuntungan atau
kerugian. Dengan kata lain, untuk memperkecil tingkat risiko kerugian dan memastikan bahwa investasi yang akan dilakukan memang menguntungkan.
3.1.2. Aspek Kelayakan Bisnis