104
6.2.3. Manfaat Tambahan dengan Skenario II
Perbandingan terhadap dua skenario finansial bertujuan untuk mengetahui manfaat tambahan dengan dijalankannya skenario II. Kedua skenario ini dapat
dibandingkan dengan membandingkan nilai kriteria kelayakan finansial dan sensitivitas. Perbandingan nilai kriteria kelayakan finansial dan sensitivitas dapat
dilihat pada Tabel 34.
Tabel 34. Perbandingan Nilai Kriteria Kelayakan Finansial dan Sensitivitas
Skenario I dan II
Uraian Skenario I
Skenario II Kriteria
Kelayakan Finansial
NPV
Rp 597,264,637.59 Rp 639.704.205,85
Net BC
1,60 1,64
IRR
15.13 15,76
PP
9.12 tahun 9,06 tahun
Switching Value
Penurunan Jumlah Wisatawan
28,25 31,75
Penurunan Harga Paket Wisata
30,44 33,50
Sumber : Data Primer 2010
Hasil perbandingan
kelayakan finansial
kedua skenario
usaha menunjukkan bahwa nilai tambahan manfaat bersih dengan dibangunnya toko
cinderamata adalah Rp 42.439.568,26 NPV skenario II dikurangkan dengan NPV skenario I. Net BC yang diperoleh usaha dengan membangun toko cinderamata
meningkat dari 1,60 menjadi 1,62. Peningkatan juga dialami oleh nilai IRR yang meningkat dari 15,13 persen menjadi 15,76 persen. Nilai PP yang menurun dari
9,12 tahun menjadi 9,06 tahun menunjukkan bahwa dengan didirikannya toko cinderamata, maka pengembalian modal usaha menjadi lebih cepat. Nilai
switching value menunjukkan bahwa dengan dibangunnya toko cinderamata, maka toleransi kelayakan usaha terhadap penurunan jumlah wisatawan dan harga
paket wisata lebih meningkat.
105
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik demi menjawab tujuan
penilitian adalah : 1 Usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang layak untuk dijalankan
dilihat dari aspek pasar, teknis, manajemen, dan sosial ekonomi lingkungan. Usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang belum dapat dikatakan
layak secara hukum. Dalam aspek pasar, selama dua tahun terakhir Kampung Budaya Sindangbarang mampu mendapatkan pangsa pasar ditengah
meningkatnya permintaan dan penawaran usaha agrowisata di Kabupaten Bogor. Hal ini menunjukkan jasa wisata yang ditawarkan marketable.
Kampung Budaya Sindangbarang juga mampu menetapkan segmenting, targeting, dan positioning serta bauran pemasaran dengan baik. Pada aspek
teknis, lokasi dan fasilitas yang digunakan mampu mendukung kegiatan usaha. Kampung Budaya Sindangbarang juga menggunakan teknologi yang
tepat guna. Pada aspek manajemen, wewenang dan tanggung jawab yang berasal dari struktur organisasi mampu diimplementasikan dengan baik oleh
setiap divisi, namun diperlukan sistem pelatihan dan pengembangan sumberdaya manusia dalam jangka panjang. Pada aspek hukum, Kampung
Budaya Sindangbarang memiliki surat kepemilikan tanah dan izin mendirikan bangunan serta mampu mematuhi aturan dengan membayar pajak daerah
setiap bulannya. Meskipun keberadaan usahanya telah diakui oleh pemerintah, namun Kampung Budaya Sindangbarang belum memiliki izin
usaha tertulis. Pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan secara umum keberadaan usaha Kampung Budaya Sindangbarang mampu memberikan
manfaat bagi masyarakat, pemerintah, dan lingkungan. 2 Skenario I dan II usaha Kampung Budaya Sindangbarang layak untuk
dijalankan secara finansial. Berdasarkan analisis kelayakan finansial dengan melihat nilai NPV, Net BC, IRR, dan PP, manfaat yang dihasilkan usaha
agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang bertambah dengan adanya skenario II.