Analisis Kelayakan Finansial Analisis Aspek Finansial Skenario I

95 kilogram bibit dengan harga Rp 3.000 per kilogram. Sedangkan kebutuhan padi uuntuk kegiatan belajar menumbuk padi adalah dua kilogram padi dengan harga Rp 2.000 per kilogram. Dengan asumsi harga konstan selama umur usaha, maka perhitungan biayanya adalah biaya kebutuhan padi dan bibit padi per kunjungan dikalikan dengan jumlah kunjungan wisatawan. Rincian biaya pembelian bibit padi dan padi per tahun dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Biaya Pembelian Padi dan Bibit Padi per Tahun Tahun Biaya Pembelian Bibit Padi dan Padi per Kunjungan Wisatawan Rp Jumlah Kunjungan Wisatawan Total Biaya Pembelian Bibit Padi dan Padi per Tahun Rp 1 10.000 15 150.000 2 10.000 125 1.250.000 3 10.000 88 880.000 4-10 10.000 118 1.180.000 Rata-rata, dengan jumlah yang konstan. Sumber : Data Primer 2010 Jenis biaya yang terakhir adalah pajak. Jenis pajak yang dibebankan kepada usaha Kampung Budaya Sindangbarang adalah pajak daerah. Sesuai dengan surat tagihan pajak dengan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah NPWPD P2000374034411, besarnya pajak yang harus dibayar per bulannya adalah Rp 100.000,-. Perhitungan biaya pajak adalah besarnya pajak yang harus dibayar per bulan dikalikan dengan jumlah bulan dalam satu tahun usaha. Rincian biaya pajak dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24. Biaya Pajak per Tahun Tahun Pajak Daerah per Bulan Rp Jumlah Bulan Biaya Pajak per Tahun Rp 1 100.000 4 400.000 2-10 100.000 12 1.200.000 Rata-rata, dengan jumlah yang konstan. Sumber : Data Primer 2010

6.2.1.3. Analisis Kelayakan Finansial

Analisis kelayakan finansial suatu usaha dapat dilihat berdasarkan proyeksi laba-rugi usaha. Berdasarkan proyeksi laba-rugi usaha Lampiran 6 96 dapat dilihat bahwa usaha Kampung Budaya Sindangbarang memperoleh laba positif setiap tahunnya selama berlangsungnya usaha. Hal ini menunjukkan bahwa Kampung Budaya Sindangbarang mampu mempertahankan nilai komponen pengeluaran selalu lebih kecil daripada nilai komponen penerimaan. Dana sumbangan mampu menutupi komponen biaya variabel dan tetap di tahun pertama usaha. Tahun berikutnya Kampung Budaya Sindangbarang mampu mempertahankan laba positif yang diterimanya sehingga pada akhir tahun usaha, total laba bersih yang didapatkan adalah sebesar Rp 579.552.500,00. Rekapitulasi laba-rugi usaha Kampung Budaya Sindangbarang dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Rekapitulasi Laba-Rugi Usaha Skenario I Tahun Laba Bersih Usaha Rp 1 -97.678.333,33 2 57.666.666,67 3 54.576.666,67 4-10 80.712.500,00 Total 579.552.500,00 Rata-rata, dengan jumlah yang konstan. Sumber : Data Primer 2010 Selain proyeksi laba-rugi, analisis kelayakan finansial dapat dinilai berdasarkan nilai kriteria analisis kelayakan finansial yaitu NPV, Net BC, IRR, dan Payback Period. Arus kas cashflow sebagai dasar perhitungan nilai kriteria kelayakan finansial dapat dilihat pada Lampiran 7, sedangkan hasil kelayakan finansial skenario I dapat dilihat pada Tabel 26. Tabel 26. Hasil Analisis Kelayakan Finansial Skenario I No. Kriteria Kelayakan Finansial Nilai 1 Net Present Value Rp 597,264,637.59 2 Net Benefit Cost Ratio 1,60 3 Internal Rate of Return 15.13 4 Payback Period 9.12 tahun Sumber : Data Primer 2010 Hasil analisis kelayakan finansial menunjukkan nilai NPV sebesar Rp 597.264.637,59, artinya selama usaha Kampung Budaya Sindangbarang mampu 97 menghasilkan nilai manfaat bersih sebesar Rp 597.264.637,59. Nilai NPV yang bernilai lebih dari nol mencerminkan bahwa usaha yang ada dapat memberikan manfaat bersih positif sehingga usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang sudah ada layak untuk dijalankan. Komponen penilaian kelayakan finansial selanjutnya adalah Net BC. Nilai Net BC yang dihasilkan sebesar 1,60 yang artinya setiap Rp 1,- yang dikeluarkan untuk usaha, maka akan menghasilkan manfaat sebesar Rp 1,60. Nilai Net BC yang bernilai lebih besar dari satu menunjukkan bahwa usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang sudah ada layak untuk dijalankan. Kriteria kelayakan finansial yang ketiga adalah IRR. Nilai IRR sebesar 15,13 persen, menunjukkan bahwa tingkat pengembalian internal investasi yang ditanamkan usaha Kampung Budaya Sindangbarang adalah 15,13 persen. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan tingkat discount rate yang digunakan 6,50 persen sehingga sesuai dengan kriteria kelayakan IRR, nilai kelayakan IRR yang lebih besar dari tingkat discount rate yang digunakan menunjukkan bahwa usaha Kampung Budaya Sindangbarang layak untuk dijalankan. Kriteria kelayakan finansial yang terakhir adalah PP. Nilai PP sebesar 9,12 tahun menunjukkan bahwa modal usaha Kampung Budaya Sindangbarang akan kembali dalam waktu sembilan tahun satu bulan 13 hari. Waktu ini lebih cepat daripada umur usaha yang diproyeksikan 10 tahun sehingga usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang sudah ada layak untuk dijalankan.

6.2.1.4. Analisis Sensitivitas