Perumusan Masalah Analisis Kelayakan Usaha Agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor

7

1.2. Perumusan Masalah

Kampung Budaya Sindangbarang merupakan badan usaha perseorangan, dan pendiriannya berasal dari modal pemilik dan dana bantuan grants dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Pemerintah kemudian melepas sepenuhnya tanggung jawab kelangsungan usaha kepada pemilik. Setiap keputusan usaha, diserahkan sepenuhnya kepada pihak manajemen agar usaha Kampung Budaya Sindangbarang dapat berjalan mandiri. Kampung Budaya Sindangbarang melakukan suatu keputusan usaha dengan membangun toko cinderamata di tahun 2010. Sebenarnya toko cinderamata telah ada dari tahun kedua usaha, namun toko cinderamata yang ada masih bersifat non-permanen. Besarnya potensi toko cinderamata yang ada pada masa lalu menyebabkan manajemen Kampung Budaya Sindangbarang menilai perlu untuk membangun toko cinderamata secara permanen. Manajemen Kampung Budaya Sindangbarang menilai ada beberapa manfaat yang dihasilkan dengan dibangunnya toko cinderamata yaitu meningkatkan pendapatan, memberdayakan potensi masyarakat sekitar, memberikan alternatif kepada wisatawan, dan meningkatkan citra perusahaan di mata wisatawan. Keputusan usaha manajemen Kampung Budaya Sindangbarang yang telah memasuki tahap kemandirian memerlukan penilaian terhadap aspek usaha baik aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, sosial ekonomi lingkungan, maupun finansial. Studi kelayakan usaha digunakan untuk menganalisis kelayakan pada usaha yang baru dibentuk atau apabila terjadi pengembangan usaha yang membutuhkan investasi baru Kasmir dan Jakfar 2003. Studi kelayakan usaha juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan usaha, baik menolak atau menerima rencana usaha, dan mempertahankan atau menghentikan usaha yang sudah ada Nurmalina et al. 2009. Oleh karena itu, diperlukan studi kelayakan untuk melihat kelayakan dan kelangsungan usaha Kampung Budaya Sindangbarang yang telah mandiri dalam menghadapi ketidakpastian risiko dunia bisnis. Usaha agrowisata Kampung Budaya Sindangbarang dapat dibagi menjadi dua skenario usaha yaitu, skenario I berupa usaha yang sedang dijalankan tanpa membangun toko cinderamata dan skenario II berupa pengembangan usaha 8 dengan membangun toko cinderamata. Penilaian terhadap dua skenario usaha, baik dari aspek non-finansial maupun finansial, ditujukan untuk melihat manfaat tambahan yang dihasilkan dengan dibangunnya toko cinderamata. Jumlah kunjungan wisatawan dan harga paket wisata merupakan dua faktor yang dapat mempengaruhi kelayakan usaha Kampung Budaya Sindangbarang. Berdasarkan wawancara dengan pihak manajemen Kampung Budaya Sindangbarang, penurunan kunjungan wisatawan dapat mempengaruhi pendapatan usaha. Kampung Budaya Sindangbarang juga beberapa kali menurunkan harga paket wisata untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Untuk itu, analisis sensitivitas diperlukan untuk mengakomodasi unsur ketidakpastian kondisi usaha di masa yang akan datang terhadap penurunan jumlah wisatawan dan harga paket wisata. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian sebagai berikut : 1 Bagaimana kelayakan usaha Kampung Budaya Sindangbarang dilihat dari aspek non-finansial yang mencakup aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek hukum, dan aspek sosial ekonomi lingkungan? 2 Bagaimana kelayakan aspek finansial usaha Kampung Budaya Sindangbarang dalam dua skenario usaha, yaitu skenario I dengan menjalankan usaha yang sudah ada tanpa melakukan pengembangan usaha dan skenario II yaitu melakukan pengembangan usaha dengan membangun toko cinderamata? 3 Bagaimana sensitivitas usaha Kampung Budaya Sindangbarang apabila terjadi penurunan jumlah wisatawan dan harga paket wisata?

1.3. Tujuan Penelitian