Rasio PDRB Provinsi Banten dan PDB Indonesia periode tahun 2002-2011

Tabel. 5.7 Interpretasi indikator Ri untuk Provinsi Banten, Periode tahun 2002-2011 41 Sektor ekonomi Nilai indikator Ri Interpretasi Pertanian 0,35 Peningkatan yang terjadi pada output sektor pertanian nasional sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDB sebesar 0,35 persen. Pertambangan dan Penggalian 48,61 Peningkatan yang terjadi pada output sektor pertambangan dan penggalian nasional sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDB sebesar 48,61 persen. Industri Manufaktur 0,51 Peningkatan yang terjadi pada output sektor industri manufaktur nasional sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDB sebesar 0,51persen. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,92 Peningkatan yang terjadi pada output sektor listrik, gas dan air bersih nasional sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDB sebesar 0,92 persen. Bangunan 0,90 Peningkatan yang terjadi pada output sektor bangunan nasional sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDB sebesar 0,90 persen. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 0,80 Peningkatan yang terjadi pada output sektor perdagangan, hotel dan restoran nasional sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDB sebesar 0,80 persen. Pengangkutan dan Komunikasi 2,17 Peningkatan yang terjadi pada output sektor pengangkutan dan komunikasi nasional sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDB sebesar 2,17 persen. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 16,95 Peningkatan yang terjadi pada output sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan nasional sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDB sebesar 16,95 persen. Jasa-jasa 0,67 Peningkatan yang terjadi pada output 41 Interpretasi nilai Ri dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Analisis Shift Share untuk Provinsi Banten periode tahun 2002-2011 sektor jasa-jasa nasional sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDB sebesar 0,67 persen. Total 71,87 Peningkatan yang terjadi pada output perekonomian nasional sebesar 1 persen, maka akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDB sebesar 71,87 persen. Dari tabel 5.7, dapat ditunjukkan bahwa nilai Ri terbesar adalah sektor pertambangan dan penggalian yaitu sebesar 48,61. Hal tersebut menunjukkan bahwa kontribusi sektor pertambangan dan penggalian memiliki potensi yang besar dalam menciptakan nilai PDB Indonesia sebesar 48,61 persen jika terjadi peningkatan kegiatan produksi di sektor tersebut sebesar 1 persen. Sedangkan untuk nilai Ri terkecil adalah sektor pertanian yaitu sebesar 0,35. Hal tersebut menunjukkan bahwa penambahan PDB Indonesia dari sektor pertanian hanya sebesar 0,35 persen jika terjadi peningkatan kegiatan produksi di sektor tersebut sebesar 1 persen. Tabel. 5.8 Nilai indikator ri untuk Provinsi Banten, Periode tahun 2002-2011 42 Sektor ekonomi Nilai indikator ri Interpretasi Pertanian 0,48 Peningkatan yang terjadi pada output sektor pertanian Provinsi Banten sebesar 1 persen akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDRB Provinsi Banten sebesar 0,48 persen. Pertambangan dan Penggalian 0,98 Peningkatan yang terjadi pada output sektor pertambangan dan penggalian Provinsi Banten sebesar 1 persen akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDRB Provinsi Banten sebesar 0,98 persen. Industri Manufaktur 0,83 Peningkatan yang terjadi pada output sektor industri manufaktur Provinsi Banten sebesar 1 persen akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDRB Provinsi Banten sebesar 0,83 persen. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,59 Peningkatan yang terjadi pada output sektor listrik, gas dan air bersih Provinsi Banten sebesar 1 persen akan menyebabkan terjadinya peningkatan 42 Interpretasi nilai ri dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode analisis Shift Share untuk Provinsi Banten periode tahun 2002-2011 PDRB Provinsi Banten sebesar 0,59 persen. Bangunan -0,70 Penurunan yang terjadi pada output sektor bangunan Provinsi Banten sebesar 1 persen akan menyebabkan terjadinya penurunan PDRB Provinsi Banten sebesar 0,70 persen. Perdagangan, Hotel, dan Restoran 13,48 Peningkatan yang terjadi pada output sektor perdagangan, hotel dan restoran Provinsi Banten sebesar 1 persen akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDRB Provinsi Banten sebesar 13,48 persen. Pengangkutan dan Komunikasi 1,19 Peningkatan yang terjadi pada output sektor pengangkutan dan komunikasi Provinsi Banten sebesar 1 persen akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDRB Provinsi Banten sebesar 1,19 persen. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3,07 Peningkatan yang terjadi pada output sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Provinsi Banten sebesar 1 persen akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDRB Provinsi Banten sebesar 3,07 persen. Jasa-jasa 0,94 Peningkatan yang terjadi pada output sektor jasa-jasa Provinsi Banten sebesar 1 persen akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDRB Provinsi Banten sebesar 0,94 persen. Total 20,86 Peningkatan yang terjadi pada output sektoral ekonomi Provinsi Banten sebesar 1 persen akan menyebabkan terjadinya peningkatan PDRB Provinsi Banten sebesar 20,86 persen. Dari tabel 5.8, dapat menunjukkan bahwa nilai ri terbesar adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran yaitu sebesar 13,48. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel dan restoran dapat meningkatkan nilai PDRB Provinsi Banten sebesar 13,48 persen jika terjadi peningkatan kegiatan produksinya sebesar 1 persen. Sedangkan nilai ri terkecil adalah sektor bangunan yaitu sebesar -0,70. Hal ini menunjukkan bahwa sektor bangunan mampu menyebabkan terjadinya penurunan terhadap PDRB Provinsi Banten sebesar 0,70 persen jika terjadi penurunan terhadap kegiatan produksi sektor tersebut sebesar 1 persen. Berdasarkan nilai indikator ri, di mana nilai indikator tersebut menjelaskan perubahan yang terjadi pada sektor ekonomi Provinsi Banten, diidentifikasi sektor ekonomi yang dapat dianggap sebagai sektor unggulan adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, dengan pertimbangan bahwa nilai ri dari ketiga sektor ekononomi tersebut adalah lebih dari 1 satu.

5.2.2.3 Analisis komponen pertumbuhan wilayah Provinsi Banten periode tahun 2002-2011

Dalam analisis Shift Share, komponen pertumbuhan ekonomi suatu daerah meliputi tiga komponen, pertama adalah komponen Pertumbuhan Nasional PN, pada komponen ini menjelaskan mengenai dampak dari pengaruh kebijakan ekonomi yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat terhadap kondisi perekonomian Provinsi Banten. Komponen PN juga dapat dikatakan sebagai nilai pertambahan dari output wilayah, baik secara sektoral ekonomi maupun total, akibat adanya pertumbuhan output dari wilayah nasionalnya. Secara umum pertumbuhan ekonomi nasional periode tahun 2002-2011 telah memengaruhi peningkatan PDRB Provinsi Banten sebesar 0,000000074 persen. Nilai PN terbesar adalah berasal dari sektor industri manufaktur, hal ini menunjukkan bahwa perkembangan sektor industri manufaktur di Provinsi Banten sangat dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi nasional. Sedangkan nilai PN yang terkecil adalah berasal dari sektor pertambangan dan penggalian, yang berarti kebijakan ekonomi nasional mengenai sektor pertambangan dan penggalian tidak terlalu memengaruhi perkembangan sektor pertambangan dan penggalian di Provinsi Banten. Berdasarkan dari nilai PNij yang didapatkan, seperti yang ditunjukkan pada tabel 5.9, maka sektor ekonomi yang dapat dikatakan sebagai sektor unggulan yaitu sektor industri manufaktur. Hal tersebut terjadi karena sektor industri mampu membentuk peningkatan nilai output sektornya paling besar jika terjadi perlakuan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Sektor industri manufaktur memiliki tingkat sensitifitas yang paling besar terhadap perubahan kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintah. Tabel. 5.9 Nilai Komponen Pertumbuhan Nasional PN di Provinsi Banten, Periode tahun 2002-2011 Sektoral ekonomi PN ij juta rupiah PN ij persen Pertanian 4.252.517,84 0,000000074 Pertambangan dan Penggalian 46.393,25 0,000000074 Industri Manufaktur 23.300.162,53 0,000000074 Listrik, Gas, dan Air Bersih 1.956.517,50 0,000000074 Bangunan 7.925.902,57 0,000000074 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1.130.025,61 0,000000074 Pengangkutan dan Komunikasi 3.519.456,29 0,000000074 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 771.323,78 0,000000074 Jasa-jasa 1.919.962,38 0,000000074 Total 44.822.261,73 0,000000074 Sumber: Hasil perhitungan nilai analisis Shift Share Provinsi Banten periode tahun 2002- 2011. diolah Kedua adalah komponen Pertumbuhan Proporsional PP, yaitu pada tabel 5.10, komponen ini menunjukkan besarnya kontribusi sektoral ekonomi dan pertumbuhannya yang berkembang di Provinsi Banten. Komponen PP juga dapat dikatakan sebagai pertambahan nilai dari kontribusi dari setia sektoral ekonomi wilayah regional akibat adanya pertumbuhan output nasional PDB. Sektor ekonomi yang memiliki nilai PP terbesar adalah sektor ekonomi memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukkan PDRB Provinsi Banten. Sektor ekonomi yang memiliki nilai PP terbesar tersebut adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan. Sedangkan sektor ekonomi yang memiliki nilai PP terkecil adalah sektor pertanian. Nilai PP dari sektor pertanian yang negatif, yaitu - Rp 2.589.229,13 juta, menunjukkan bahwa perkembangan output sektor pertanian mengalami penurunan. Dari sembilan sektor ekonomi yang berkembang di Provinsi Banten, hampir semua sektor, kecuali sektor pertanian termasuk dalam kelompok sektor yang memiliki pertumbuhan yang positif, karena nilai PP nya adalah lebih dari 0 PP 0. Dan sektor ekonomi yang merupakan sektor dengan kontribusi terbesar adalah sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, karena sektor tersebut memiliki nilai PP terbesar. Namun bila dilihat dari nilai pertumbuhan sektor ekonomi yang memberikan kontribusi terhadap pembentukkan PDRB Provinsi Banten, yang merupakan sektor yang potensial adalah sektor pertambangan dan penggalian, karena memiliki nilai pertumbuhan PP yang terbesar. Sektor ekonomi yang dapat dianggap sebagai