Ukuran Ketimpangan Pembangunan Antarwilayah

dalam perhitungan , namun demikian indeks ini cukup lazim digunakan dalam mengukur ketimpangan pembangunan antar wilayah”. 20 Indeks Williamson ini telah banyak diaplikasikan oleh banyak peneliti untuk mengukur tingkat ketimpangan ekonomi antarwilayah, dan hasil analisis dari indeks ini masih digunakan untuk menjelaskan kondisi perkembangan pembangunan di suatu daerah. Selain indeks Williamson, ada juga indeks lain yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan ekonomi antarwilayah, yaitu indeks Theil. Adapun pengertian dari indeks Theil menururt Sjafrizal 2008 adalah: “Indeks ini dapat menghitung ketimpangan dalam daerah dan antar daerah secara sekaligus, sehingga cakupan analisa menjadi lebih luas. Dalam kasus Indonesia, dengan menggunakan metode ini dapat dihitung ketimpangan dalam provinsi dan kabupatenkota serta antar provinsi, kabupaten dan kota. Dengan menggunakan indeks ini dapat pula dihitungan kontribusi dalam presentase masing-masing daerah terhadap ketimpangan pembangunan wilayah scara keseluruhn sehingga dapat memberikan implikasi kebijakan yang cukup penting”. 21 Indeks Theil yang pernah digunakan oleh Akita dan Alisyahbana 2002 dalam studinya yang dilakukan di Indonesia mengenai ketimpangan ekonomi di Indonesia, mempunyai kelebihan tertentu. Pertama, indeks ini dapat menghitung ketimpangan dalam daerah dan antar daerah secara sekaligus, sehingga cakupan analisa menjadi lebih luas. Dalam kasus Indonesia, dengan menggunakan metode ini dapat dihitung ketimpangan dalam provinsi dan kabupaten atau kota serta antar provinsi, kabupaten dan kota. Kedua, dengan menggunakan indeks ini dapat pula dihitungan kontribusi dalam presentase masing-masing daerah terhadap ketimpangan pembangunan wilayah secara keseluruhan sehingga dapat memberikan implikasi kebijakan yang cukup penting.

2.6. Kebijaksanaan untuk menekan Ketimpangan Ekonomi

Berbagai persoalan yang muncul akibat kegiatan pembangunan ekonomi di suatu daerah perlu ditangani secara seksama melalui berbagai strategi dan kebijaksanaan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat maupun daerah. Hal tersebut merupakan bentuk intervensi dari pemerintah bagi perekonomian. Penetapan bentuk kebijakan pemerintah perlu dianalisis agar dapat sesuai dengan kebutuhan bagi kondisi perekonomian yang dihadapi. Dalam rangka analisis tersebut, perlu ditetapkan berbagai sasaran dan tujuan dari kebijakan yang akan diterapkan, misalnya mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah, penyediaan lapangan kerja, dan menurunkan tingkat ketimpangan 20 Sjafrijal, 2008, Loc.Cit, hal.108 21 Ibid, hal.109 ekonomi antarwilayah dalam satu provinsi. Menurut Sjafrizal 2008, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan kebijaksanaan yang diarahkan untuk menekan tingkat ketimpangan ekonomi antarwilayah adalah sebagai berikut: “Kebijakan pembangunan regional pada dasarnya merupakan intervensi pemerintah, baik secara nasional maupun regional untuk mendorong proses pembangunan daerah secara keseluruhan”. 22 Uraian tersebut di atas menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan intervensi pemeritah dalam proses pembangunan adalah adanya kebijakan pembangunan regional yang ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun daerah yang disusun secara berkesinambungan dan didasarkan pada kebutuhan pembangunan di daerah tersebut.

2.6.1. Perlunya Kebijakan Pembangunan Regional

Hal pertama yang perlu dilakukan untuk mengatasi ketimpangan ekonomi antarwilayah menurut Sjafrizal 2008 adalah adanya kebijakan pembangunan regional, seperti yang dijelaskan sebagai berikut: “Kebijakan pembangunan pada dasarnya adalah merupakan keputusan atau tindakan yang ditetapkan oleh pejabat pemerintah berwenang atau pengambil keputusan publik guna mewujudkan suatu kondisi pembangunan atau masyarakat yang diinginkan, baik pada saat sekarang maupun untuk periode tertentu di masa datang”. 23 Kebijakan pembangunan regional dibutuhkan untuk menetapkan berbagai keputusan kebijakan yang diambil baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang ditujukan kepada daerah tertentu agar dapat memenuhi kebutuhan perekonomian daerah tersebut sehingga dapat dinikmati hasilnya oleh masyarakat daerah yang bersangkutan. Maka kebijakan pembangunan regional harus berbasis pemberdayaan potensi ekonomi daerah. Karena setiap daerah memiliki potensi yang berbeda- beda, maka pihak pemerintah daerahlah yang seharusnya terlibat secara langsung dalam penetapan kebijakan pembangunan daerahnya.

2.6.2. Sasaran Kebijakan Regional

Hal kedua yang perlu dilakukan untuk mengatasi ketimpangan ekonomi menurut Sjafrizal 2008 adalah dengan menentukan sasaran dalam kebijakan regional, seperti yang dijelaskan sebagai berikut: 22 Ibid, hal.154 23 Ibid, hal.154