Penentuan sektor basis dengan menggunakan pendekatan

Listrik, Gas, dan Air Bersih 5,95 6,03 5,19 4,88 56,6 49,2 4,8 3,59 5,17 5,17 Bangunan 2,82 0,4 0,35 0,34 0,41 0,39 0,39 0,33 0,45 0,45 Perdagangan , Hotel, dan Restoran 0,14 0,99 0,85 8,02 1,01 0,95 1 8,64 1,16 1,16 Pengangkuta n dan Komunikasi 1,39 1,33 1,1 0,99 1,2 1,03 0,96 0,75 1,01 1,01 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 0,18 0,25 0,24 0,24 0,31 0,29 0,32 2,84 0,39 0,39 Jasa-jasa 0,41 0,42 0,36 0,34 0,44 4,19 4,49 0,37 0,5 0,5 Sumber: BPS Provinsi Banten, Banten Dalam Angka, 2012. Diolah Dari tabel 5.4, dapat ditentukan sektor basis dalam perekonomian Provinsi Banten, di mana jika nilai LQ 1 maka adalah sektor ekonomi tersebut adalah sektor nonbasis dan output dari sektor ekonomi tersebut belum mampu untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah Provinsi Banten sehingga harus melakukan impor komoditas sektor tesebut dari wilayah lainnya. Jika LQ = 1 maka adalah sektor ekonomi tersebut adalah sektor nonbasis namun komoditas yang dihasilkan oleh sektor ekonomi tersebut sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat wilayah Provinsi Banten. Sedangkan jika LQ 1 maka sektor ekonomi tersebut adalah sektor basis di mana komoditas dari sektor ekonomi tersebut selain dapat memenuhi kebutuhan masyarakat wilayah lokalnya Provinsi Banten juga dapat mengekspor sebagian komoditasnya ke wilayah lainnnya. Sektor basis adalah sektor ekonomi yang membentuk perekonomian secara dominan dan mampu berperan di luar batas perekonomian suatu daerah dan juga merupakan sektor ekonomi yang menjadi pusat pertumbuhan di suatu daerah. Yang berarti bahwa sektoral ekonomi yang tergolong dalam sektor basis adalah sektor-sektor yang mampu mendominasi struktur perekonomian suatu daerah bahkan mampu berperan dalam perekonomian dengan daerah lainnya, misalnya kemampuan dalam bidang ekspor barang dan jasa maupun tenaga kerja. Sektor basis merupakan sumber pertumbuhan ekonomi dari suatu wilayah. Maka peranan sektor basis menjadi penting dan perlu dikembangkan agar dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah. Sektor nonbasis adalah sektor ekonomi yang membentuk perekonomian dalam batas suatu daerah. Maksudnya adalah sektor ekonomi yang memiliki peran dalam perekonomian suatu daerah, terutama untuk pemenuhan kebutuhan barang dan jasa maupun tenaga kerja di daerahnya sendiri. Namun jika suatu sektor merupakan sektor nonbasis dan harus mengimpor komoditas sektor ekonominya, maka terdapat ketergantungan dari sektor ekonomi tersebut terhadap penawaran komoditas tersebut dari daerah lainnya. Peranan sektor nonbasis sangat penting, terutama bagi pemenuhan kebutuhan berbagai komoditas di masyarakat wilayah lokal. Dari seluruh sektor ekonomi yang menjadi sektor basis dalam perekonomian Provinsi Banten, terdapat dua sektor yang secara berturut- turut dengan frekwensi yang lebih sering menjadi sektor basis. Sektor ekonomi tersebut adalah sektor Industri Manufaktur dan sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih. Sehingga secara umum dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun Provinsi Banten, perekonomiannya didominasi oleh dua sektor ekonomi tersebut.

5.2.2 Penentuaan sektor unggulan dengan menggunakan pendekatan

metode analisis Shift Share. Metode analisis Shift Share merupakan salahsatu metode analisis yang digunakan untuk menjelaskan kondisi perkembangan ekonomi yang terjadi dalam suatu wilayah. Dalam analisis Shift Share terdapat tiga komponen pertumbuhan yang menjelaskan berbagai indikator mengenai perkembangan ekonomi dari suatu wilayah, baik wilayah pusatnya maupun wilayah regionalnya. Dan yang terutama adalah penjelasan mengenai kondisi perekonomian dari wilayah regionalnya. Melalui analisis Shift Share ini akan dapat diidentifikasi sektor ekonomi unggulan yang merupakan sektor ekonomi yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dari wilayah regionalnya. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode analisis Shift Share, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

5.2.2.1 Analisis perubahan PDRB Provinsi Banten dan PDB Indonesia periode tahun 2002-2011.

Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten terjadi karena adanya pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto PDRB yang dihasilkan dalam perekonomiannya. Nilai PDRB Provinsi Banten mengalami peningkatan sejak kurun waktu tahun 2002 sampai dengan tahun 2011. Maka bila dihitung laju pertumbuhannya adalah bernilai positif. Laju pertumbuhan yang positif tersebut terjadi di hampir seluruh sektor ekonomi yang berkembang di perekonomian Provinsi Banten, kecuali sektor bangunan. Nilai total laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Banten tersebut sebesar 90,54 persen. Laju pertumbuhan sebesar itu terjadi pada kurun waktu 10 tahun, dimana dalam kurun waktu yang cukup lama tersebut, tentu saja telah terjadi perubahan yang cukup besar. Tabel. 5.5 Nilai perubahan PDRB provinsi Banten dan PDB Indonesia periode tahun 2002 dan 2011 Sektor ekonomi PDRB tahun 2002 juta rupiah PDRB tahun 2011 juta rupiah Perubahan PDRB juta rupiah Persen PDB tahun 2002 juta rupiah PDB tahun 2011 juta rupiah Perubahan PDB juta rupiah Persen Pertanian 4.691.510,71 6.921.500,00 2.229.989,29 47,53 231.613.500,00 313.727.800,00 82.114.300,00 35,45 Pertambangan dan Penggalian 51.182,48 101.500,00 50.317,52 98,31 962.190,00 189.179.200,00 188.217.010,00 19.561,31 Industri Manufaktur 25.705.468,21 47.034.200,00 21.328.731,79 82,97 419.387.800,00 634.246.900,00 214.859.100,00 51,23 Listrik, Gas, dan Air Bersih 2.158.491,31 3.442.200,00 1.283.708,69 59,47 9.868.200,00 18.920.500,00 9.052.300,00 91,73 Bangunan 8.744.103,66 2.590.500,00 -6.153.603,66 -70,37 84.469.800,00 160.090.400,00 75.620.600,00 89,52 Perdagangan, Hotel, dan Restoran 1.246.679,60 18.055.700,00 16.809.020,40 1348,30 243.266.600,00 437.250.700,00 193.984.100,00 79,74 Pengangkutan dan Komunikasi 3.882.774,28 8.510.800,00 4.628.025,72 119,19 76.173.100,00 241.285.200,00 165.112.100,00 216,76 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 850.948,52 3.465.700,00 2.614.751,48 307,27 13.152.300,00 236.076.700,00 222.924.400,00 1.694,95 Jasa-jasa 2.118.162,56 4.100.400,00 1.982.237,44 93,58 138.982.400,00 232.464.600,00 93.482.200,00 67,26 Total 49.449.321,33 94.222.500,00 44.773.178,67 90,54 1.217.875.890,00 2.463.242.000,00 1.245.366.110,00 102,26 Sumber: Struktur PDRB Provinsi Banten seperti yang terlihat pada tabel 5.5, didominasi oleh output yang disumbangkan oleh sektor industri manufaktur, di mana nilai output yang dihasilkan menunjukkan peningkatan dari tahun 2002 sebesar Rp 25.705.468,21 juta meningkat di tahun 2011 menjadi Rp 47.034.200 juta. Hal ini berarti sektor industri manufaktur merupakan sektor yang memberikan kontribusi terhadap PDRB yang terbesar. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang memberikan kontibusi terhadap PDRB yang terkecil, di mana nilai output yang dihasilkan pada tahun 2002 adalah sebesar Rp 51.182,48 juta, dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar Rp 101.500,00 juta. Besarnya kontribusi sektor industri manufaktur pada perekonomian Provinsi Banten tersebut, merupakan gambaran dari kondisi perekonomian Provinsi Banten yang menjadikan sektor industri manufaktur sebagai komponen utama dalam pembentukkan PDRB. Perkembangan sektor industri yang merupakan pengembangan dari konsep pembangunan nasional yang menentukan Wilayah Jawa Barat Bagian Barat yaitu Wilayah Banten untuk menjadi sentra pengembangan industri manufaktur yang bersifat padat modal. Hal tersebut ditunjang oleh kondisi geografis Wilayah