Konsep Pembangunan Ekonomi Regional

masyarakatnya harus bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah dengan partisipasi masyarakatnya, dengan dukungan sumberdaya yang diperlukan untuk merancang dan membangun ekonomi daerahnya”. 7 Untuk dapat mencapai tujuan terciptanya lapangan kerja yang banyak di daerah, diperlukan partispasi aktif dari masyarakat dan pemerintah daerah, dalam bentuk pengelolaan investasi di sektor riil. Adanya kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah daerah, akan saling melengkapi, yaitu dari pihak masyarakat adanya kegiatan investasi dan pengembangan sektor riil. Sedangkan dari pihak pemerintah daerah, yaitu menyediakan instrumen kebijaksanaan bidang ekonomi yang dapat mendukung kegiatan investasi masyarakat, dan juga menyediakan infrastruktur yang dibutuhkan dalam kegiatan ekonomi masyarakat.

2.2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Dalam menganalisis perkembangan pembangunan ekonomi, tidak dapat dilepaskan dengan adanya perkembangan dari teori pertumbuhan ekonomi. Teori pertumbuhan ekonomi yang berkembang, dan dijadikan sebagai pedoman dalam menganalisis pembangunan bidang ekonomi, mengalami perkembangan sejak jaman kaum Klasik sampai dengan sekarang, dan dibutuhkan untuk mengidentifikasi berbagai faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Sukirno 2006 menjelaskan bahwa teori pertumbuhan ekonomi yang berkembang saat ini meliputi:

2.2.1 Teori – Teori Pertumbuhan Ahli Ekonomi Klasik

Dalam kelompok teori pertumbuhan ekonomi klasik, para ahli ekonominya secara umum menjelaskan tentang sebab-sebab dari persoalan yang muncul dalam proses pembangunan. Ahli ekonomi yang termasuk dalam kelompok ini adalah Smith, Richardo, Malthus, Mill, Menger, Marshal, Walras, dan Wicksel. Seperti yang dijelaskan dalam Sukirno 2006 sebagai berikut: “Ahli-ahli ekonomi Klasik, di dalam menganalisis masalah- masalah pembangunan, terutama ingin mengetahui tentang sebab- sebab perkembangan ekonomi dalam jangka panjang dan corak proses pertumbuhannya”. 8 Uraian tersebut di atas menjelaskan bahwa para ahli dari kelompok neoklasik melakukan analisis faktor penyebab dari berbagai permasalahan dalam pembangunan. Diantara permasalahan yang dianalisis adalah 7 Ibid, hal. 134 8 Sukirno, 2006, Ekonomi Pembangunan, Proses dan Dasar Kebijakan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, hal.244 mengenai faktor penyebab terjadinya ketimpangan ekonomi antarwilayah yang terjadi akibat proses pembangunan.

2.2.2 Teori Schumpeter

Teori ini dikemukakan oleh Schumpeter yang ditulis dalam bukunya yaitu The Theory of Economic Development, yang diterbitkan pada tahun 1911. Dalam Sukirno 2006 dijelaskan sebagai berikut: “Salahsatu pendapat Schumpeter yang penting, yang selanjutnya merupakan landasan teori pembangunannya , adalah keyakinan bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem yang paling efisien untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang cepat. Walaupun demikian, dalam jangka panjang Schumpeter memberikan ramalan yang sangat pesimistik mengenai proses pembangunan, yaitu sistem kapitalisme akhirnya akan mengalami keadaan tidak berkembang atau stagnation”. 9 Schumpeter dalam tulisannya menjelaskan mengenai pentingnya peranan para pengusaha untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Karena, hanya para pengusaha saja yang dapat meningkatkan daya kreatifitas dan produktifitas dari setiap sumberdaya yang ada dalam suatu perekonomian. Dan hanya para pengusaha saja yang memiliki perilaku dalam kegiatan berinvestasi.

2.2.3 Teori Harrod-Domar

Teori ini dikemukakan oleh dua orang ahli ekonomi, yang sebetulnya berasal dari masa yang berbeda, yaitu R. F. Harrod yang tulisannya dengan judul “An Essay in Dynamic Theory” pada tahun 1936, dan Evsey Domar dengan judul tulisannya adalah “Expansion and Employment” pada tahun 1947, dan “Capital Expansion: Rate of Growth and Employment” pada tahun 1949. Tetapi karena inti dari teori tersebut sangat sama, maka dewasa ini dikenal sebagai teori Harrod-Domar. Seperti yang dijelaskan dalam Sukirno 2006 sebagai berikut: “Dalam teori Harrod-Domar pembentukan modal dipandang sebagai pengeluaran yang akan menambah kesanggupan suatu perekonomian untuk menghasilkan suatu barang, maupun sebagai pengeluaranyang akan menambah permintaan efektif seluruh masyarakat”. 10 Konsep pertumbuhan ekonomi yang dijelaskan oleh Harrod-Domar, menekankan pada pentingnya kegiatan investasi untuk menunjang pertumbuhan setiap sektor ekonomi yang berkembang. Investasi dapat 9 Ibid, hal.251 10 Sukirno, Loc.Cit, hal.257