sektor unggulan. Untuk itu, perlu dipaparkan beberapa konsep tentang ketimpangan ekonomi.
2.5.1 Ketimpangan ekonomi
Dalam proses pembangunan ekonomi yang dilaksanakan secara berkesinambungan, terus menerus dan terjadi peningkatan dalam
pertumbuhan ekonomi, suatu negara atau daerah dapat mengalami perkembangan ekonomi yang pesat dan maju. Pengukuran indikator
keberhasilan pembangunan ekonomi yang secara umum menggunakan besaran pendapatan masyarakat per kapita, pada kenyataannya merupakan
indikator yang tidak nyata dalam menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sesungguhnya.
Dalam suatu wilayah nasional atau provinsi, perkembangan ekonomi antarwilayah regionalnya ternyata memiliki perbedaan dalam
berbagai aspek, diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi regionalnya, dan besaran pendapatan per kapita masyarakat. Perbedaan tersebut
merupakan fenomena ketimpangan ekonomi yang terjadi akibat proses pembangunan ekonomi tingkat nasional atau provinsi tanpa mengindahkan
aspek pembangunan ekonomi yang berbasis regional.
Ketimpangan ekonomi antardaerah pada akhirnya merupakan akibat dari sebuah proses pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh
suatu negara atau provinsi. Dari masalah ketimpangan ekonomi tersebut, kemudian memunculkan berbagai permasalahan lainnya, diantaranya
adalah adanya perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi antardaerah karena salahsatu penunjang dari pelaksanaan pertumbuhan ekonomi
adalah tersedianya fasilitas infrastruktur, baik fisik maupun nonfisik, di mana pada daerah yang perkembangan ekonominya tertinggal ternyata
memiliki ketersediaan sarana infrastruktur yang sedikit atau bahkan tidak ada.
Selain hal tersebut di atas, masalah ketimpangan pada dasarnya disebabkan oleh masalah perbedaan pada kepemilikkan sumberdaya
ekonomi dan juga kondisi demografi. Sebagaimana diuraikan oleh Sjafrizal 2008 sebagai berikut:
“Ketimpangan ini pada dasarnya disebabkan oleh adanya perbedaan kandungan sumberdaya alam dan perbedaan kondisi
demografi yang terdapat pada masing-masing wilayah”.
Penyebab yang mendasar tersebut sesungguhnya menggambarkan adanya keanekaragaman dalam hal potensi ekonomi daerah. Hal tersebut
relatif sangat sulit untuk diubah. Sehingga jika dalam penerapan strategi maupun kebijaksanaan pembangunan ekonominya diperlakukan sama
17
Sjafrijal,2008, Loc.Cit, hal.104