Implikasi dari Perda No 11 tahun 2003 tentang Pola Dasar

berbagai metode analisis pada penelitian ini perlu memperhatikan aspek perubahan yang terjadi. Sehingga dalam menguraikan penjelasan mengenai implementasi dari kebijakan pemerintah yang dikaitkan dengan masalah ketimpangan ekonomi dan klasifikasi daerah di Provinsi Banten, peneliti memperhatikan perubahan asumsi yang terjadi tersebut. Salahsatu tujuan dari implementasi kebijakan Pemerintah Daerah Provinsi Banten yaitu Perda No 11 tahun 2003 tentang Pola Dasar Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Banten Tahun 2002-2022, adalah terjadinya perubahan kondisi ketimpangan ekonomi antardaerah kabupaten dan kota agar dapat terwujudnya aspek pemerataan bagi kesejahteraan masyarakat di Provinsi Banten.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Analisis sektor unggulan dari perekonomian suatu wilayah diperlukan agar dapat diidentifikasi sektor ekonomi manakah yang merupakan sumber pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Terdapat beberapa metode analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis sektor unggulan suatu wilayah. Diantaranya adalah metode analisis sektor basis yaitu metode Location Quotient LQ, metode analisis sektor unggulan yaitu metode Shift Share dan metode tipologi Klassen. Dari masing-masing metode analisis didapatkan kesimpulan baik mengenai sektor basis maupun sektor unggulan. Kesimpulan tersebut tidak selalu sama, namun secara umum ketiga metode analisis tersebut mampu menghasilkan kesimpulan secara umum yang sama. Hasil dari analisis ketiga metode tersebut, kemudian dibandingkan dan dibuat kesimpulan baru, yang kemudian menjadi kesimpulan akhir dari kegiatan identifikasi sektor unggulan. Didapatkan kesimpulan secara umum, bahwa sektor unggulan yang berkembang di Provinsi Banten untuk periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2011 adalah sektor industri manufaktur, sektor listrik, gas, dan air bersih, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor pengangkutan dan komunikasi. Keempat sektor ekonomi tersebut merupakan sektor ekonomi modern. Sektor unggulan di Provinsi Banten tersebut, kemudian dibandingkan dengan sektor unggulan di kabupaten dan kota. Dengan menggunakan teknik analisis yang sama, didapatkan kesimpulan, bahwa terdapat satu wilayah yaitu Kabupaten Lebak yang sektor unggulannya sama sekali tidak sama dengan sektor unggulan di Provinsi Banten. Sementara itu Kabupaten Pandeglang memiliki satu sektor unggulan yang sama dengan sektor unggulan di Provinsi Banten. Perbandingan sektor unggulan antara wilayah perekonomian provinsi dan kabupaten atau kota tersebut kemudian dikaitkan dengan kondisi ketimpangan ekonomi antarwilayah di Provinsi Banten. Studi analisis yang mengaitkan antara sektor unggulan dengan kondisi ketimpangan ekonomi ini merupakan studi pendahuluan. Pada studi pendahuluan ini disimpulkan bahwa jika sektor unggulan suatu wilayah regional tidak sama dengan sektor unggulan di wilayah nasionalnya, maka wilayah regional tersebut akan menjadi wilayah yang kurang maju. Pemerintah Daerah Provinsi Banten menetapkan suatu kebijaksanaan bidang ekonomi yang mengarah kepada upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Diantaranya adalah kebijaksanaan yang mengarah kepada penciptaan sektor unggulan di sektor peranian dan menurunkan tingkat ketimpangan ekonomi. Bukan hal yang mudah untuk dicapai, karena strategi kebijaksanaan tersebut harus bersaing dengan pesatnya perkembangan sektor ekonomi modern lainnya yang telah mengalami kemajuan sebelumnya. Maka hasilnya adalah, sampai dengan kurun waktu tahun 2011 sektor pertanian belum dapat menjadi sektor unggulan di tingkat provinsi. Bahkan untuk kondisi ketimpangan ekonomi di Provinsi Banten pun masih tetap tinggi.

6.2. Saran-saran

Beberapa hal yang perlu dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Banten terkait dengan upaya untuk menciptakan sektor pertanian sebagai sektor unggulan diantaranya adalah fokus pada penyediaan sarana fisik yang dibutuhkan oleh sektor pertanian, dan dukungan terhadap aspek kelembagaan yang dapat menyediakan akses permodalan bagi sektor petanian. Untuk sarana fisik di sektor pertanian dapat diterapkan berbagai strategi mulai dari penyediaan secara mandiri, kemitraan sampai dengan pelimpahan tanggungjawab kepada pemerintah pusat dan daerah. Aspek kelembagaan yang perlu ditingkatkan peranannya adalah aspek kelembagaan yang mampu menyediakan akses permodalan bagi petani, terutama petani gurem hanya penggarap lahan. Diantaranya adalah lembaga koperasi, BUMN, dan perbankan. Penyediaan modal dengan pola bagi hasil dan mampu bertoleransi dengan rendahnya tingkat produktifitas dan ketidakpastian perlu disediakan dengan jangkauan yang luas terutama ke peloksok desa. Sektor pertanian di Provinsi Banten juga perlu dilakukan revitalisasi dengan cara modernisasi alat produksi sehingga akan meningkatkan produksinya.