Sejarah Singkat Provinsi Banten.

abad kemudian berdiri Kadipaten Banten di Surasowan pada tanggal 8 Oktober 1526. Pada tahun 1552 sampai dengan tahun 1570, Maulana Hasanudin Panembahan Surasowan menjadi Sultan Banten pertama. Sejak itulah dimulainya pemerintahan Kesultanan di Banten yang diakhiri oleh Sultan Muhammad Rafi’uddin pada tahun 1813 sampai dengan tahun 1820, yang merupakan Sultan ke dua puluh setelah Sultan dan rakyat masa sebelumnya berperang melawan penjajah. Namun demikian perjuangan rakyat Banten terus berlanjut hingga detik terakhir kaki penjajah berada di Kerajaan Banten. Setelah memasuki masa kemerdekaan muncul keinginan rakyat Banten untuk membentuk sebuah provinsi. Gagasan tersebut muncul pertama kali pada tahun 1953, kemudian pada tahun 1963 terbentuk Panitia Provinsi Banten di Pendopo Kabupaten Serang. Dalam pertemuan antara Panitia Provinsi Banten dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat DPR-GR, terjadi kepakatan untuk memerjuangkan terbentuknya Provinsi Banten. Pada tanggal 25 Oktober 1970 Sidang Pleno Musyawarah Besar Banten mengesahkan Presidium Panitia Pusat Provinsi Banten. Namun ternyata perjuangan untuk membentuk Provinsi Banten dan terpisah dari Jawa Barat tidaklah mudah dan cepat. Selama masa orde baru keinginan tersebut belum bisa tercapai. Pada orde Reformasi perjuangan masyarakat Banten untuk membentuk provinsi Banten berjalan kembali dengan adanya dukungan kebijakan otonomi daerah. Pada tanggal 18 Juli 1999 diselenggarakan Deklarasi Rakyat Banten di Alun-alun Serang. Kemudian Badan Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten menyusun Pedoman Dasar serta Rencana Kerja dan Rekomendasi Komite Pembentukkan Provinsi Banten PPB. Akhirnya pada tanggal 4 Oktober 2000 Rapat Paripurna DPR-RI mengesahkan RUU Provinsi Banten menjadi Undang- Undang No.23 tahun 2000 tentang Pembentukkan Provinsi Banten. Kemudian pada tanggal 17 Oktober 2000, Presiden Abdurrahman Wahid mensahkan UU No. 23 tahun 2000 tentang PPB. Pada tanggal 18 November 2000, dilakukan pelantikan Pejabat Gubernur yaitu H. Hakamudin Djamal sebagai pejabat sementara. Pada tahun 2002 DPRD Banten memilih Dr. Ir. Djoko Munandar, M.Eng dan Hj. Atut Chosiyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten pertama.

4.2 Kondisi Sosial Budaya Masyarakat

Penduduk di Provinsi Banten yang berjumlah kurang lebih 11 juta orang, merupakan bagian dari penduduk Indonesia yang memiliki keanekaragaman dari segi suku bangsa, agama, pekerjaan, status sosial ekonomi, dan lainnya. Penduduk di Provinsi Banten yang tersebar di empat wilayah kabupaten dan empat wilayah kota ini merupakan potensi bagi Provinsi Banten. Potensi dari penduduk tersebut diharapkan dapat membawa dan menciptakan kesejahteraan bagi wilayah dan masyarakatnya itu sendiri. Berikut ini adalah tabel 4.1 yang menginformasikan tentang beberapa indikator sosial di Provinsi Banten untuk kurun waktu tiga tahun, yaitu tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Tabel. 4.1 Beberapa indikator sosial di Provinsi Banten, Periode tahun 2009-2011 Indikator Tahun 2009 2010 2011 Jumlah penduduk miskin orang 775.791 751.000 690.874 Persentase penduduk miskin persen 8,15 7,46 6,26 Angka harapan hidup tahun 64,75 64,90 65,05 Angka melek huruf persen 95,95 96,20 96,25 Indeks Pembangunan Manusia 70,06 70,48 70,95 Pengeluaran per kapita masyarakat ribu rupiah 627,63 629,70 633,64 Tingkat pengangguran terbuka TPT persen 14,97 13,68 13,06 Tingkat partisipasi angkatan kerja TPAK persen 63,74 65,34 67,79 Tingkat pengangguran terbuka TPT menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan persen 1. Tidak tamat SD 7,98 11,27 10,19 2. Tamat SD 14,21 12,79 10,32 3. Tamat SLTP 15,32 14,32 18,93 4. Tamat SLTA 18,70 14,14 14,64 5. Tamat perguruan tinggi 20,67 17,04 6,61 Tingkat partisipasi angkatan kerja TPAK menurut tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan persen 1. Tidak tamat SD 57,37 55,40 56,10 2. Tamat SD 1,92 65,35 67,54 3. Tamat SLTP 55,13 55,01 59,36 4. Tamat SLTA 73,86 74,48 77,16 5. Tamat perguruan tinggi 86,22 87,62 88,14 Sumber: BPS Provinsi Banten, Banten Dalam Angka, 2012. Dari tabel 4.1 dapat ditunjukkan bahwa selama kurun waktu tiga tahun, yaitu tahun 2009 dan tahun 2011, jumlah penduduk miskin di Provinsi Banten berkurang. Meskipun pengelompokkan penduduk menjadi penduduk miskin adalah bersifat relatif bergantung dari lembaga yang menetapkan ketentuan untuk