Ketimpangan ekonomi Teori ketimpangan ekonomi

dengan daerah lain yang kaya akan sumberdaya ekonomi dan secara geografis juga potensial, maka hasilnya tentu saja tidak akan sama. Kebutuhan setiap daerah terhadap strategi dan kebijaksanaan pembangunan adalah tidak sama, dan sangat perlu disesuaikan dengan segala potensi ekonomi yang dimilikinya. Maka ketimpangan ekonomi adalah suatu kondisi di mana terdapatnya perbedaan hasil-hasil dari kegiatan pembangunan ekonomi, yang disebabkan oleh adanya perbedaan kepemilikkan sumberdaya ekonomi, kondisi geografis, dan ketersediaan sarana infrastruktur baik fisik maupun nonfisik yang dibutuhkan untuk kegiatan pertumbuhan ekonomi.

2.5.2 Teori ketimpangan ekonomi

Masalah ketimpangan ekonomi yang dialami banyak negara sedang berkembang menimbulkan berbagai masalah lainnya yang tidak hanya meliputi aspek ekonomi saja, melainkan juga aspek nonekonomi. ketimpangan ekonomi pada akhirnya merupakan pemicu berbagai persoalan sosial masyarakat, dimana penyelesaiannya membutuhkan waktu yang panjang dan biaya yang besar. Upaya untuk menyelesaikan masalah ketimpangan ekonomi ini telah sering dilakukan dengan menerapkan berbagai metode dan kebijakan pemerintah. Pada kenyataannya, masalah ketimpangan ekonomi masih sering ditemui di berbagai negara sedang berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa penyelesaian masalah ketimpangan ekonomi baik di tingkat nasional maupun regionalnya ternyata tidak mudah. Pendekatan yang diterapkan untuk menyelesaikan masalah ketimpangan ekonomi perlu disesuaikan dengan kondisi dari kebutuhan masyarakat negara tersebut. Melalui pendekatan yang tepat, maka diharapkan masalah ketimpangan ekonomi dapat lebih ditekan. Menurut hipotesa kaum neoklasik dalam Sjafrizal 2012, secara teoritis, permasalahan ketimpangan pembangunan antar wilayah mula- mula dimunculkan oleh North dalam analisanya tentang teori pertumbuhan NeoKlasik. Dalam teori tersebut dimunculkan sebuah prediksi tentang hubungan antara tingkat pembangunan ekonomi nasional suatu negara dengan ketimpangan pembangunan antar wilayah. Hipotesa ini kemudian lazim dikenal sebagai hipotesa NeoKlasik. Yang menarik perhatian para ekonom dan perencanaan pembangunan. ”Pada permulaan proses pembangunan suatu negara, ketimpangan pembangunan antarwilayah cenderung meningkat. Proses ini akan terjadi sampai ketimpangan tesebut mencapai titik puncak. Setelah itu, bila proses pembangunan terus berlanjut, maka secara berangsur-angsur ketimpangan pembangunan antarwilayah tersebut akan menurun”. 18 Konsep ketimpangan ekonomi menurut kelompok neoklasik tersebut menjelaskan mengenai tahapan-tahapan yang kemungkinan besar akan dilalui oleh suatu negara terkait dengan masalah ketimpangan ekonomi antarwilayahnya. Namun konsep tersebut akan dianalisis untuk kondisi yang berbeda, yaitu kondisi perekonomian di masa sekarang dengan asumsi kondisi daerah yang berbeda pula. Sjafrizal 2008, menjelaskan mengenai faktor utama yang menyebabkan atau memicu terjadinya ketimpangan ekonomi antarwilayah sebagai berikut: “Faktor utama yang menyebabkan terjadinya ketimpangan ekonomi antarwilayah adalah adanya perbedaan kandungan sumberdaya alam, adanya perbedaan kondisi geografis, kurang lancarnya mobilitas barang dan jasa, adanya konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah, dan alokasi dana pembangunan antarwilayah”. 19 Uraian tersebut di atas merupakan pemaparan mengenai faktor utama penyebab terjadinya ketimpangan ekonomi yang telah secara luas diketahui dalam analisis ekonomi. Pemaparan tersebut akan dijadikan sebagai informasi dasar dalam menganalisis masalah ketimpangan ekonomi antarwilayah. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa faktor utama tersebut dapat berkembang lagi melalui kegiatan analisis yang dilakukan pada kondisi dan asumsi yang berbeda pula.

2.5.3 Ukuran Ketimpangan Pembangunan Antarwilayah

Indeks Williamson sebenarnya adalah coefficient of variation yang lazim digunakan untuk mengukur suatu perbedaan yang digunakan mula- mula oleh Jeffery G. Wiliamson 1966 untuk mengukur ketimpangan pembangunan antar wilayah. Indeks ini mempunyai beberapa kelemahan, yaitu antara lain sensitif terhadap definisi wilayah yang digunakan dalam perhitungan, namun demikian indeks ini cukup lazim digunakan dalam mengukur ketimpangan pembangunan antar wilayah. seperti yang dijelaskan oleh Sjarfizal 2008 sebagai berikut: “Istilah Williamson Index muncul sebagai penghargaan kepada Jeffery G. Wiliamson yang mula-mula menggunakan teknik ini untuk mengukur ketimpangan pembangunan antar wilayah. Walaupun indeks ini mempunyai beberapa kelemahan, yaitu antara lain sensitif terhadap definisi wilayah yang digunakan 18 Sjafrijal, 2012, Ekonomi Wilayah dan Perkotaan, Rajawali Press, Jakarta, hal.108 19 Ibid, hal.119