analisis Shift Share. Berikut ini adalah pemaparan dari alat analisis Shift Share tersebut:
“Analisis Shift Share adalah salahsatu alat analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber pertumbuhan ekonomi baik dari sisi pendapatan
maupun dari sisi tenaga kerja pada wilayah tertentu. Melalui analisis Shift Share dapat dianalisis besarnya sumbangan pertumbuhan dari
tenaga kerja dan pendapatan pada masing-masing sektor di wilayah tertentu”.
15
Analisis Shift Share dapat menjelaskan pertumbuhan ekonomi suatu daerah yang merupakan sumber pertumbuhan dari daerah itu sendiri. Dari
hasil analisis ini, dapat diidentifikasi mengenai kemandirian ekonomi suatu daerah, karena dalam model analisis Shift Share terdiri dari komponen sumber
pertumbuhan baik yang berasal dari pusat, maupun dari daerah itu sendiri.
2.4.4. Analisis tipologi
Klassen.
Alat analisis berikutnya adalah alat analisis yang dapat memberikan informasi tentang kondisi suatu daerah atau wilayah dari sisi perkembangan
ekonomi daerah atau wilayah tersebut, yaitu dengan menggunakan alat analisis tipologi Klassen. Berikut ini adalah pengertian tentang alat analisis tipologi
Klassen :
“Tipologi Klassen merupakan alat analisis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi sektor, subsektor, usaha, atau komoditi prioritas atau
unggulan suatu daerah, dan juga merupakan suatu alat analisis ekonomi regional yaitu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui gambaran
tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi suatu daerah”.
16
Analisis tipologi Klassen dapat menjelaskan seperti yang dijelaskan dalam analisis Location Quotient, namun lebih luas lagi, dalam analisis ini
setiap daerah akan diidentifikasi kondisi perkembangan ekonominya dan dikelompokkan berdasarkan kriteria yang disediakan dalam analisis ini.
Sehingga dalam hasil analisisnya, setiap daerah akan diidentifikasi mengenai kondisi perekonomiannya yang dibandingkan dengan daerah lainnya dalam
lingkup wilayah yang sama.
2.5. Teori ketimpangan ekonomi
Hal berikutnya dari permasalahan sektor unggulan adalah mengidentifikasi
adanya keterkaitan antara kondisi ketimpangan ekonomi dengan perkembangan
15
Priyarsono dan kawan-kawan, 2007, Modul Ekonomi Regional, Universitas Terbuka, Jakarta, hal. 7.3
16
http:www.scrib.comdoc2908449 Modul-4-Tipologi Klassen
sektor unggulan. Untuk itu, perlu dipaparkan beberapa konsep tentang ketimpangan ekonomi.
2.5.1 Ketimpangan ekonomi
Dalam proses pembangunan ekonomi yang dilaksanakan secara berkesinambungan, terus menerus dan terjadi peningkatan dalam
pertumbuhan ekonomi, suatu negara atau daerah dapat mengalami perkembangan ekonomi yang pesat dan maju. Pengukuran indikator
keberhasilan pembangunan ekonomi yang secara umum menggunakan besaran pendapatan masyarakat per kapita, pada kenyataannya merupakan
indikator yang tidak nyata dalam menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sesungguhnya.
Dalam suatu wilayah nasional atau provinsi, perkembangan ekonomi antarwilayah regionalnya ternyata memiliki perbedaan dalam
berbagai aspek, diantaranya adalah pertumbuhan ekonomi regionalnya, dan besaran pendapatan per kapita masyarakat. Perbedaan tersebut
merupakan fenomena ketimpangan ekonomi yang terjadi akibat proses pembangunan ekonomi tingkat nasional atau provinsi tanpa mengindahkan
aspek pembangunan ekonomi yang berbasis regional.
Ketimpangan ekonomi antardaerah pada akhirnya merupakan akibat dari sebuah proses pembangunan ekonomi yang dilaksanakan oleh
suatu negara atau provinsi. Dari masalah ketimpangan ekonomi tersebut, kemudian memunculkan berbagai permasalahan lainnya, diantaranya
adalah adanya perbedaan tingkat pertumbuhan ekonomi antardaerah karena salahsatu penunjang dari pelaksanaan pertumbuhan ekonomi
adalah tersedianya fasilitas infrastruktur, baik fisik maupun nonfisik, di mana pada daerah yang perkembangan ekonominya tertinggal ternyata
memiliki ketersediaan sarana infrastruktur yang sedikit atau bahkan tidak ada.
Selain hal tersebut di atas, masalah ketimpangan pada dasarnya disebabkan oleh masalah perbedaan pada kepemilikkan sumberdaya
ekonomi dan juga kondisi demografi. Sebagaimana diuraikan oleh Sjafrizal 2008 sebagai berikut:
“Ketimpangan ini pada dasarnya disebabkan oleh adanya perbedaan kandungan sumberdaya alam dan perbedaan kondisi
demografi yang terdapat pada masing-masing wilayah”.
Penyebab yang mendasar tersebut sesungguhnya menggambarkan adanya keanekaragaman dalam hal potensi ekonomi daerah. Hal tersebut
relatif sangat sulit untuk diubah. Sehingga jika dalam penerapan strategi maupun kebijaksanaan pembangunan ekonominya diperlakukan sama
17
Sjafrijal,2008, Loc.Cit, hal.104