75
Tabel 11. Sebaran Responden yang Berniat AkanTidak Akan Mengkonsumsi
Kecap Bango Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan Bango
Ya Persentase
Tidak Persentase
1.000.000 12
27 1
16 1.000.001 - 2.500.000
15 34
1 17
2.500.001 - 5.000.000 15
34 1
17 5.000.001 - 7.500.000
2 5
3 50
Total 44
100 6
100
Terdapat 6 responden yang berniat tidak akan mengkonsumsi kecap Bango tersebar ke dalam empat kelompok pendapatan Tabel 11, yaitu kurang dari
Rp1.000.000, 1.000.001-2.500.000, Rp2.500.001-5.000.000, dan Rp5.00.001- 7.500.000. Pendapatan responden sebesar Rp5.00.001-7.500.000 memperoleh
persentase terbesar untuk responden yang beniat tidak akan mengkonsumsi kecap Bango dengan persentase sebesar 50 persen. Pendapatan sebesar Rp1.000.001-
2.500.000 dan Rp2.500.001-5.000.000 memperoleh nilai persentase yang sama yaitu sebesar 17 persen yang merupakan urutan kedua dalam niat responden tidak
akan menkonsumsi kecap Bango. Pendapatan sebesar kurang dari Rp1.000.000 memperoleh persentase terkecil sebesar 16 persen.
Secara keseluruhan responden yang berniat akan mengkonsumsi kecap Segi Tiga didominasi oleh responden yang memiliki pendapatan keluarga sebesar
Rp1.000.001-2.500.000. Responden yang berniat akan mengkonsumsi kecap Maja Menjangan sebagian besar memiliki pendapatan sebesar Rp1.000.001-2.500.000.
Responden yang berniat akan mengkonsumsi kecap Bango sebagian besar responden
memiliki pendapatan
sebesar Rp1.000.001-2.500.000
dan Rp2.500.001-5.000.000.
6. 3. Analisis Sikap Konsumen
Dalam penelitian ini dianalisis sikap konsumen terhadap tiga merek produk kecap, yaitu Segi Tiga, Maja Menjangan, dan Bango yang dilakukan
dengan menggunakan alat analisis Model Sikap Multiatribut Fishbein. Responden melakukan penilaian terhadap semua atribut produk tersebut untuk memperoleh
76 nilai evaluasi ei dan nilai kepercayaan bi dari produk kecap. Data yang
diperoleh dan dikumpulkan akan menghasilkan nilai evaluasi ei dan nilai kepercayaan bi terhadap atribut produk kecap. Nilai evaluasi dan nilai
kepercayaan yang diberi bobot akan memperlihatkan nilai untuk sikap konsumen terhadap masing-masing atribut produk kecap.
6. 3. 2. Komponen Evaluasi ei
Komponen evaluasi ei atau tingkat kepentingan merupakan komponen yang memperlihatkan tingkat kepentingan suatu atribut produk berdasarkan
penilaian konsumen. Tabel 12 merupakan tabel tingkat kepentingan atau nilai evaluasi kepentingan dari hasil penilaian responden terhadap produk kecap. Pada
Tabel 12 menunjukkan bahwa rata-rata untuk seluruh atribut kecap memperoleh nilai yang positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa responden menganggap
seluruh atribut produk kecap perlu diperhatikan. Sebagian besar atribut kecap yang dinilai responden memperoleh
interpretasi sangat penting dan jika diurutkan berdasarkan perolehan nilai rata-rata tingkat kepentingan dari nilai tertinggi sampai dengan nilai terendah maka akan
diperoleh urutan atribut, seperti izin Depkes RI, tanggal kadalaursa, label halal, komposisi bahan, rasa khas, aroma, kemudahan, rasa manis, kekentalan, warna
hitam, harga, merek, kemasan, media promosi, dan keberagaman ukuran. Hanya dua atribut yang dinilai penting oleh responden, yaitu atribut frekuensi promosi
dan keberagaman kemasan.
77
Tabel 12. Evaluasi Tingkat Kepentingan ei Atribut Produk Kecap n=50
Atribut Rata-rata
Interpretasi Rasa khas kecap
2,62 Sangat penting
Rasa manis 2,38
Sangat penting Keberagaman kemasan
1,68 Penting
Keberagaman ukuran 1,74
Sangat penting Warna hitam
2,04 Sangat penting
Harga 2,02
Sangat penting Merek
1,92 Sangat penting
Kemasan 1,84
Sangat penting Label halal
2,8 Sangat penting
Izin Depkes RI 2,9
Sangat penting Komposisi bahan
2,78 Sangat penting
Kemudahan 2,42
Sangat penting Kekentalan
2,36 Sangat penting
Tanggal kadaluarsa 2,84
Sangat penting Aroma
2,52 Sangat penting
Media promosi 1,84
Sangat penting Frekuensi promosi
1,7 Penting
Berdasarkan jenis atributnya, yaitu atribut internal dan eksternal, seluruh atribut internal memperoleh penilaian responden dengan interpretasi sangat
penting. Jika diurutkan berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh dari nilai rata- rata tertinggi sampai dengan nilai rata-rata terendah, maka diantaranya rasa khas,
aroma, rasa manis, kekentalan, dan warna hitam. Responden beranggapan bahwa semua atribut internal tersebut sangat penting diperhatikan dalam kegiatan
pembelian dan pengkonsumsian produk kecap manis. Atribut internal merupakan atribut yang paling penting diperhatikan dalam produk kecap, karena berdasarkan
analisis proses pengambilan keputusan pembelian konsumen sebagian besar responden melakukan pembelian dan mengkonsumsi produk kecap merek tertentu
karena alasan pertimbangan atribut internal, salah satunya yaitu rasa khas kecap. Tingkat kepentingan untuk jenis atribut eksternal responden memberikan
penilaian sangat penting dan penting. Jika diurutkan berdasarkan nilai rata-rata tingkat kepentingan dari nilai tertinggi sampai dengan nilai terendah, maka atribut
eksternal produk kecap secara berurutan adalah izin Depkes RI, tanggal
78 kadalaursa, label halal, komposisi bahan, kemudahan, harga, merek, kemasan,
media promosi, keberagaman ukuran, frekuensi promosi dan keberagaman kemasan. Atribut yang memperoleh penilaian penting dari responden adalah
atribut frekuensi promosi dan keberagaman kemasan
6. 3. 3. Komponen Kepercayaan bi