1. Perkembangan Kecap di Kecamatan Majalengka

11 II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Perkembangan Kecap di Kecamatan Majalengka

Kecap pertama kali diperkenalkan di Majalengka oleh keluarga Tjukeng sejak awal abad ke-20. Pada saat itu kecap Majalengka sangat disukai oleh konsumen bangsa Belanda yang menetap di daerah tersebut. Melihat peluang tersebut para pekerja membuka perusahaan kecap dengan mengikuti ramuan Keluarga Tjukeng, sehingga mulai bermunculan pabrik-pabrik kecap. Seperti kecap CV Maja Menjangan, pemilik dari kecap tersebut adalah Bapak Sa‟ad yang dahulunya merupakan pekerja di pabrik kecap dari Keluarga Tjukeng. CV Maja Menjangan berdiri tahun 1940 di kelurahan Majalengka wetan. Pada masa itu perusahaan kecap di Majalengka masih sangat sedikit, sehingga tidak ada persaingan dalam industri kecap. Pada tahun 1958 berdiri perusahaan yang memproduksi kecap Segi Tiga di kelurahan Tonjong. Pada tahun 1960-an mulai berdiri pabrik-pabrik kecap yang menyebar di Majalengka. Warga sekitar melihat bahwa usaha kecap memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan, sehingga warga tertarik untuk melakukan usaha kecap. Hal ini terjadi pada Bapak Tjian Tjuan Teng yang membuka usaha kecap Tjuan Teng pada tahun 1964 di kelurahan Majalengka Wetan. Keberadaan industri kecap yang berskala kecil dan sedang di Majalengka dapat memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat sekitar. Industri kecap membuka lapangan pekerjaan yang cukup besar, sehingga dapat menyerap tenaga kerja baik laki-laki maupun perempuan dalam jumlah yang cukup banyak karena dalam proses pembuatan kecap menggunakan alat yang tradisional. Bagi masyarakat yang tidak memiliki lahan pertanian bekerja di industri kecap merupakan mata pencaharian utama yang dapat membantu perekonomian keluarga. Sedangkan bagi masyarakat yang memiliki lahan pertanian bekerja di industri kecap merupakan pekerjaan sampingan yang dapat menambah penghasilan responden. Pada tahun 1970 kecap Majalengka mengalami peningkatan permintaan. Bahkan pada tahun 1970 sampai awal tahun 1990-an kecap Majalengka menjadi Market Leader, karena kecap Majalengka berhasil menguasi pasar di beberapa daerah di Jawa Barat, seperti Bandung, Cirebon, Indramayu dan lain-lain. 12 Pada pertengahan tahun 1990 sampai dengan tahun 2005 industri kecap Majalengka mengalami penurunan baik dari jumlah produksi maupun daerah pemasaran. Hal tersebut dapat disebabkan oleh beredarnya produk kecap nasional yang produknya hampir bisa dijumpai di setiap toko, sehingga permintaan kecap Majalengka mengalami penurunan. Akan tetapi dengan kondisi yang penuh persaingan para pengusaha tetap bertahan dalam keadaan tersebut, karena bagi responden indistri kecap merupakan industri turun-temurun yang harus dipertahankan untuk generasi selanjutnya dan untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar yang menggantungkan hidupnya pada industri kecap. 2. 2. Penelitian Terdahulu