Kondisi pendapatan usaha perikanan pelagis
92
- 5,000,000
10,000,000 15,000,000
20,000,000 25,000,000
30,000,000 35,000,000
40,000,000 45,000,000
50,000,000
1 2
3 4
5 6
5 8
9
Operasi Tahun Ke- P
e n
d a
p a
ta n
R p
Pancing Tonda Payang
JIT JIL
Gambar 24 Perilaku pendapatan usaha perikanan pancing tonda, payang, JIT, dan JIL selama tahun operasi
Tahun ke 0, usaha perikanan tangkap baru dalam tahap persiapan alat tangkap dan peralatan lainnya, sehingga belum dioperasikan dan tidak ada
pendapatan. Dari keempat usaha perikanan pelagis besar tersebut, pancing tonda mempunyai pendapatan yang paling tinggi. Pendapatan tertinggi pancing tonda
terjadi pada operasi tahun ke 5 dan 6, yaitu masing-masing Rp. 45.124.520 dan Rp. 44.953.471. Hal ini terjadi karena pancing tonda dianggap lebih fleksibel oleh
nelayan dalam melakukan kegiatan penangkapan ikan. Bila payang, JIT, dan JIL memiliki proses setting yang cukup lama, maka pancing tonda tidak demikian. Di
samping itu, penanganan payang, JIT, dan JIL lebih sulit bila tersangkut karang dan dasar perairan lainnya. Menurut Aziz 1989, bila pancing tersangkut di
perairan, hanya dengan mengganti mata pancingnya sudah cukup sehingga alat ini menjadi lebih fektif dan efisien. Perairan di Kabupaten Belitung termasuk perairan
yang dangkal, sehingga hal-hal seperti ini sering terjadi. Hasil tangkap pancing tonda termasuk rendah pada tahun terakhir operasi,
yaitu pada tahun ke 9. Hal ini menunjukkan telah terjadi penurunan produktivitas usaha perikanan tangkap tersebut, yang terjadi karena armadanya mengalami
penurunan kapasitas, terutama yang menjadi faktor utama dari keberhasilan usaha perikanan pancing tonda adalah mesin armadanya, yang banyak mengalami
kerusakan karena usia, maka bila tidak layak lagi untuk beroperasi sebaiknya cepat diganti agar tidak menghambat peningkatan produktivitas. Jaring insang
lingkar JIL termasuk alat tangkap ikan pelagis besar dengan pendapatan yang
93 rendah di Kabupaten Belitung. Pendapatan tertinggi terjadi pada tahun ke 5, yaitu
hanya sekitar Rp.5448.276. Hal ini menunjukkan bahwa JIL kurang baik dioperasikan di perairan Kabupaten Belitung, karena kondisi perairan dangkal
yang tentu lebih beresiko untuk mengoperasikan alat tangkap jaring lingkar dengan lebih aktif dan dalam skala besar.
- 50,000,000
100,000,000 150,000,000
200,000,000 250,000,000
300,000,000
1 2
3 4
5 6
5 8
9
Operasi Tahun Ke- P
e n
d a
p a
ta n
R p
JIH Sero
Pukat Pantai Bagan Perahu
Bagan Tancap
Gambar 25 Perilaku pendapatan usaha perikanan JIH, sero, pukat pantai, bagan perahu, dan bagan tancap selama tahun operasi
Gambar 25 menyajikan hasil simulasi kondisi pendapatan benefit dari usaha perikanan jaring insang hanyut JIH, sero, pukat pantai, bagan perahu, dan
bagan tancap yang banyak digunakan dalam menangkap ikan pelagis kecil. Pada Gambar 25 tersebut, pukat pantai memberikan pendapatan paling tinggi setiap
tahunnya dibandingkan empat usaha perikanan tangkap lainnya. Meskipun jumlah pukat pantai hanya sekitar 100 unit di Kabupaten Belitung, tetapi dapat
memberikan hasil tangkapan yang relatif tinggi, yaitu rata-rata 2265,45 ton per tahun. Hasil tangkapannya termasuk yang paling tinggi diantara usaha perikanan
pelagis kecil, sedangkan jumlah rata-rata jaring insang hanyut JIH, sero, bagan perahu, dan bagan tancap yang beroperasi setiap tahunnya di Kabupaten Belitung
berturut-turut 376 unit, 61 unit, 848 unit, dan 570 unit. Bagan perahu dan bagan tancap termasuk usaha perikanan ikan pelagis
kecil dengan pendapatan rendah di Kabupaten Belitung. Hal ini memberi indikasi bahwa kedua usaha bagan ini kurang berkembang di lokasi penelitian. Namun
94 apakah masih layak atau tidak untuk dikembangkan sangat tergantung dari
analisis finansial lanjutan yang akan dibahas di akhir bab ini. Sero memberikan pendapatan per tahunnya yang cukup baik, namun terjadi penurunan drastis pada
tahun ke 4 operasi, yaitu hanya sekitar Rp. 48.639.344. Penurunan tersebut diduga karena adanya perubahan pola migrasi ikan di perairan Kabupaten Belitung yang
umumnya menjauhi fishing ground. Sero merupakan alat tangkap yang dioperasikan secara diam, sehingga sangat tergantung pada pola migrasi atau
pergerakan ikan di perairan.