Stok sumber daya ikan pelagis besar

78 sekitar 44 dari total hasil tangkapan nelayan, merupakan jenis ikan pelagis besar. Gambar 6 pada bagian sebelumnya menunjukkan hal tersebut. Adapun jenis-jenis ikan pelagis besar yang potensial di Kabupaten Belitung adalah cucut, tongkol, cakalang, dan tenggiri. Ikan tenggiri termasuk jenis ikan pelagis besar yang dominan ditangkap oleh nelayan di Kabupaten Belitung. Nilai produksi pada tahun 2008 mencapai Rp 59.297.750.000. Hal ini didukung oleh alat tangkap yang digunakan nelayan berupa pancing tonda dan payang, dimana mereka lebih terbiasa dan telah menggunakan alat tangkap tersebut secara turun-temurun. Hasil survey menunjukkan bahwa nelayan telah dapat mengadopsi beberapa teknologi dari luar dalam pengembangan alat tangkap yang digunakan, termasuk pada pancing tonda dan payang. Secara detail, alat tangkap yang digunakan dalam penangkapan ikan pelagis besar di perairan Kabupaten Belitung, yang terdiri dari pancing tonda, payang, jaring insang tetap, dan jaring insang lingkar, telah lama digunakan oleh masyarakat di sekitar lokasi penelitian, meskipun dengan intensitas yang berbeda- beda dari tahun ke tahunnya. Gambar 12 menyajikan hubungan upaya penangkapan dengan produksi, MSY dan f-optimum untuk ikan pelagis besar di perairan Kabupaten Belitung. Gambar 12 Hubungan upaya penangkapan dengan produksi, MSY dan F Optimum untuk ikan pelagis besar di perairan Kabupaten Belitung MSY=45513.78 to 2000 2003 2009 2005 2001 2002 2008 2006 2007 2004 F Opt=34364 tri 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000 90000 Upaya Penangkapan trip P ro d u k s i to n 79 Hasil analisis potensi sumber daya ikan pelagis besar menggunakan metode Surplus Produksi dengan analisis model Schaefer pada Gambar 12 memperlihatkan nilai dugaan potensi maksimum lestari Maximum Sustainable YieldMSY ikan pelagis besar di Kabupaten Belitung, yaitu sekitar 45513,78 ton setiap tahunnya, sedangkan upaya penangkapannya yang optimum F opt sekitar 34364 unit. Nilai MSY memberi panduan bagi kegiatan produksi ikan pelagis besar di lokasi penelitian sehingga pemanfaatannya dapat berkelanjutan. Sedangkan nilai F optimum memberi batasan bagi setiap upaya penangkapan terhadap sumber daya ikan pelagis besar di lokasi agar tidak melampaui jumlah unit yang ditentukan. Perilaku produksi dan upaya penangkapan setiap alat tangkap ikan pelagis besar di Kabupaten Belitung disajikan pada Gambar 13. Gambar 13 Perilaku produksi dan upaya penangkapan setiap alat tangkap ikan pelagis besar di Kabupaten Belitung Produksi dan upaya penangkapan setiap alat tangkap ikan pelagis besar pada Gambar 13 tersebut perlu dikontrol dengan baik. Hal ini penting untuk menjamin stok sumber daya ikan pelagis besar di lokasi dan kelangsungan pemanfaatan juga terus dapat dilakukan. Gambar 14 menyajikan hubungan upaya penangkapan dengan Catch Per Unit Effort CPUE ikan pelagis besar di perairan Kabupaten Belitung. Berdasarkan Gambar 14 tersebut, slope kemiringan hubungan upaya penangkapan dengan CPUE ikan pelagis besar cukup landai 80 yaitu dengan nilai sekitar -0,00004. Hal ini memberi indikasi bahwa bila penangkapan dilakukan secara intensif, maka tidak begitu memberi dampak pada penurunan hasil tangkapan dan hal ini bersesuaian dengan penelitian Karyana 1993 di perairan pantai barat Kalimantan. Lampiran 4 menyajikan hasil analisis lengkap terkait produksi, upaya penangkapan, CPUE dan MSY sumber daya ikan pelagis besar di Kabupaten Belitung. Gambar 14 Hubungan upaya penangkapan dengan CPUE ikan pelagis besar di perairan Kabupaten Belitung Hasil analisis lanjutan menunjukkan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan pelagis besar di perairan Kabupaten Belitung hanya mencapai sekitar 19,91 . Produksi tahunan rata-rata ikan pelagis besar selama periode tahun 2000 – 2009 sekitar 14953,46 ton, sedangkan produksi pada tahun 2009 mencapai sekitar 7051 ton. Baik produksi tahunan rata-rata maupun produksi tahun terakhir tersebut masih jauh di bawah MSY ikan pelagis besar sebesar 50.099,16 ton di lokasi penelitian. Terkait dengan ini, maka stok sumber daya ikan pelagis besar dapat dikatakan sangat memadai untuk mendukung pengembangan perikanan terpadu di Kabupaten Belitung. Bila pengembangan tersebut direalisasikan dengan komoditas utama berupa ikan pelagis besar, maka tingkat pemanfaatan yang terjadi saat ini, nilai MSY dan F optimum hasil analisis dapat dijadikan acuan pengembangan termasuk dalam memobilisasi tenaga kerja, maupun sarana dan prasarana perikanan yang dibutuhkan di Kabupaten Belitung. Y = -0.00004X+2.64896 81

4.4.2 Stok sumber daya ikan pelagis kecil

Sumber daya ikan pelagis kecil juga merupakan komoditas perikanan yang diandalkan di Kabupaten Belitung. Penangkapan ikan pelagis kecil di perairan Kabupaten Belitung biasanya menggunakan jaring insang lingkar, sero, jaring insang hanyut, pukat pantai, bagan perahu, dan bagan tancap. Alat tangkap tersebut umumnya dikembangkan secara turun temurun dan ada beberapa yang telah mengintroduksi teknologi yang dibawa oleh nelayan pendatang, seperti dari nelayan dari bugis dan jawa untuk alat tangkap jaring insang dan sero. Jenis ikan pelagis kecil yang ditangkap oleh nelayan di Kabupaten Belitung umumnya terdiri dari ikan layur, layang, selar, lemuru, kembung, dan teri. Gambar 15 menyajikan hubungan upaya penangkapan dengan produksi, MSY dan f-optimum untuk ikan pelagis kecil di perairan Kabupaten Belitung. Sedangkan Gambar 16 menyajikan hubungan upaya penangkapan dengan CPUE ikan pelagis kecil di perairan Kabupaten Belitung. Gambar 15 Hubungan upaya penangkapan dengan produksi, MSY dan F Optimum untuk ikan pelagis kecil di perairan Kabupaten Belitung MSY=7237.78 ton 2001 2002 2000 2005 2008 2009 2004 2007 2006 2003 F Opt=78654 trip 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 20000 40000 60000 80000 100000 120000 140000 160000 180000 Upaya Penangkapan trip P ro d u k s i to n 82 Gambar 16 Hubungan upaya penangkapan dengan CPUE ikan pelagis kecil di perairan Kabupaten Belitung Berdasarkan Gambar 15, potensi maksimum lestari Maximum Sustainable YieldMSY sumber daya ikan pelagis kecil di Kabupaten Belitung sekitar 7237,78 ton setiap tahunnya, sedangkan upaya penangkapannya yang optimum F opt sekitar 78654 unit. Lampiran 12 menyajikan hasil analisis lengkap terkait produksi, upaya penangkapan, CPUE dan MSY sumber daya ikan pelagis kecil di Kabupaten Belitung. Gambar 17 Perilaku produksi dan upaya penangkapan setiap alat tangkap ikan pelagis kecil di Kabupaten Belitung Y = -0.000001X+0.18404