Urgensi Sektor Basis Bagi Pengembangan Usaha Perikanan Tangkap

110 dengan pasar potensial untuk komoditas perikanan tangkap, yaitu Batam, Singapura, dan Jakarta. Kondisi ini tentu membuka peluang besar bagi pemasaran komoditas usaha perikanan tangkap di Kabupaten Belitung. Namun di era globalisasi saat ini, peluang pasar tidak akan bisa diraih bila usaha perikanan tersebut tidak tumbuh kuat dan mengakar di lokasi. Usaha perikanan tangkap yang sesuai dengan potensi wilayahnya akan menjadi perkembangan yang lebih baik pada usaha perikanan tangkap tersebut terutama dapat memenuhi permintaan pasar yang ada. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW yang dikeluarkan oleh Kabupaten Belitung pada tahun 2006, dijelaskan tentang rencana penggunaan lahan di setiap wilayah Kabupaten Belitung termasuk wilayah pesisir untuk menjadi lokasi usaha perikanan. Secara umum, RTRW tersebut menekankan tentang pentingnya pengembangan dan pemanfaatan wilayah termasuk dengan usaha ekonomi yang berbasis perikanan, agar dilakukan berdasarkan potensi yang ada pada wilayah tersebut. Usaha ekonomi tersebut diharapkan supaya dapat memberikan manfaat maksimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengacu kepada hal tersebut, maka pengembangan usaha perikanan pancing tonda, payang, jaring insang hanyut JIH, sero, pukat pantai, bubu, dan trammel net, hendaknya dilakukan pada wilayah yang sesuai dengan potensi yang ada saat ini di wilayah Kabupaten Belitung. Salah satu ukuran penting dari potensi atau karakteristik suatu wilayah dalam mendukung usaha ekonomi termasuk usaha perikanan tangkap adalah mata pencaharian atau keahlian yang dimiliki oleh anggota masyarakat nelayan di wilayah tersebut. Jenis tenaga kerja yang ada akan menentukan layak tidaknya suatu usaha ekonomi dikembangkan di wilayah tersebut. Ketidak-sesuaian usaha ekonomi dengan keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerjanya tidak akan membuat usaha ekonomi tersebut bertahan lama, apalagi berkembang menjadi lebih baik.

6.2. Location Quotients LQ bagi Usaha Perikanan Tangkap Unggulan

Secara umum, wilayah pesisir Kabupaten Belitung yang berkembang usaha perikanan tangkapnya adalah Kecamatan Sijuk, Kecamatan Tanjung Pandan, Kecamatan Badau, dan Kecamatan Membalong. Selama ini, kecamatan- 111 kecamatan tersebut mempunyai intensitas usaha perikanan tangkap yang berbeda satu sama lain, dimana setiap kecamatan mengembangkan usaha perikanan tangkap berdasarkan jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan secara turun temurun. Beberapa daerah bahkan telah melakukan introduksi atau adopsi teknologi dari luarpendatang, tetapi hanya dalam desain bagian-bagian tertentu dari alat tangkap tersebut. Analisis Location Quotients LQ yang dilakukan akan menentukan apakah kecamatan-kecamatan yang ada dapat menjadi sektor basis bagi pengembangan salah satu atau beberapa usaha perikanan tangkap yang dinyatakan layak dan menjadi unggulan untuk Kabupaten Belitung. Hasil analisis LQ tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa nelayan merupakan tenaga kerja perikanan dan menjadi pelaku langsung untuk tumbuh dan berkembangnya usaha perikanan tangkap di wilayah tersebut. Tabel 8 menyajikan hasil analisis Location Quotients LQ bagi pengembangan usaha perikanan pancing tonda, payang, jaring insang hanyut JIH, sero, pukat pantai, bubu, dan trammel net di wilayah Kabupaten Belitung. Tabel 8 Hasil analisis LQ usaha perikanan tangkap unggulan Usaha Perikanan Tangkap Nilai LQ Kec. Sijuk Kec. Tanjung Pandan Kec. Badau Kec. Membalong Pancing Tonda 2.49 0.16 0.37 0.27 Payang 0.42 1.88 0.44 0.32 JIH 0.48 1.84 0.20 0.76 Sero 1.32 0.91 0.63 0.86 Pukat Pantai 0.53 0.65 0.58 5.40 Bubu 1.61 0.75 0.53 0.66 Trammel net 0.30 0.97 2.83 0.21 Berdasarkan Tabel 8, usaha perikanan pancing tonda, sero, dan bubu di Kecamatan Sijuk mempunyai LQ 1, yaitu masing-masing 2,49; 1,32; dan 1,61. Dengan demikian, Kecamatan Sijuk dapat menjadi wilayah basis bagi