Pengembangan kebijakan yang mendukung kebijakan nasional yang
140 Dalam kaitan dengan kebijakan nasional yang sudah ada, pengembangan
kebijakan strategis terkait pembangunan perikanan tangkap di Kabupaten Belitung hendaklah seirama dan mendukung kebijakan nasional, seiring dengan
era globalisasi yang telah mulai tampak mempengaruhi percepatan perkembangan teknologi, kecuali adanya kondisi khusus, misalnya adanya bencana alam,
peperangan, konflik sosial, pemekaran daerah, dan lainnya. Pada kondisi khusus tersebut, kebijakan nasional tertentu bisa saja tidak diberlakukan untuk memberi
ruang bagi penanganan yang lebih cepat dan tepat. Globalisasi menyebabkan kebijakan nasional yang diterapkan tidak dapat dibatasi hanya berlaku pada
tataran tertentu saja, apalagi kalau kaitannya dengan ekonomi nasional, yang akan terintegrasi dalam ekonomi global. Persaingan nanti bukan lagi antar negara,
melainkan antar unit ekonomi produksi karena dalam ekonomi global pengertian asal-muasal suatu produk akan menjadi kabur dan merupakan rangkaian unit-unit
produksi yang mata rantai proses produksinya bisa saja berada di perbagai penjuru dunia. Ginandjar Kartasasmita, 1996
Kondisi yang disebutkan di atas merupakan kondisi ideal pelaksanaan suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Namun demikian, menurut
Saaty 1993 dan Kusumastanto 2003, kebijakan nasional bisa saja dikoreksi bila dianggap kurang relevan dengan perkembangan normal yang ada di suatu
kawasan. Dalam pengelolaan sumberdaya laut secara berkesinambungan, perlu dirumuskan suatu kebijakan yang memihak kepada kepentingan masyarakat
nelayan dengan asumsi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan.Terlebih dalam pemanfaatan kawasan oleh berbagai pihak, yang sering
menimbulkan konflik kepentingaan, sehingga masyarakat lokal harus menghadapi kenyataan pahit, karena tidak memiliki kuasa untuk menolak
penetrasi kepentingan pemilik modal. Akibatnya, perubahan-perubahan struktural yang terjadi di kawasan, justru memarginalkan posisi sosial masyarakat nelayan
setempat. Hal ini menjadi tanggung jawab semua pihak termasuk kalangan peneliti untuk memberikan masukan yang dibutuhkan. Mengenai kebijakan
nasional yang ada hubunganya dengan pendapatan nasional, secara terus menerus akan terjadi fluktuasi pendapatan yang disebabkan oleh pergeseran permintaan
dan penawaran jangka pendek, sehingga akan berpengaruh dengan penggunaan
141 pengeluaran pemerintah dan kebijakan pajak untuk mencapai sejumlah tujuan
pemerintah, karena setiap kebijakan yang berusaha untuk menstabilkan pendapatan nasional pada atau mendekati tingkat yang diinginkan. Richard
G.Lipsey dkk, 1990 Dalam model micro-macro link II yang dikembangkan dalam penelitian ini, pengaruh kebijakan nasional terhadap komponen lainnya
terkait pembangunan perikanan tangkap akan dikaji ulang sehingga menjadi masukan berarti bagi pelaksanaan kebijakan nasional tersebut di Kabupaten
Belitung dan regional Provinsi Bangka Belitung. Tabel 19 menyajikan koefisien pengaruh langsung direct effect, pengaruh tidak langsung indirect effect, dan
pengaruh total total effect dalam interaksi link kebijakan nasional.
Tabel 19 Koefisien pengaruh langsung, tidak langsung, dan pengaruh total dalam interaksi link kebijakan nasional
Komponen Direct Effects
DE Indirect
Effects IE Total Effects
TE
Trade 0.963
-0.932 0.031
Kebijakan_Nasional -0.968
-0.968 Ekonomi_Regional Babel
0.057 0.057
Usaha_Perikanan_Belitung -0.398
0.385 -0.013
Fiskal 1
-0.968 0.032
Growth 0.031
0.031 X3
-0.005 -0.005
X6 0.003
0.003 X5
0.023 0.023
Moneter 1.088
-1.053 0.035
Ser Base 0.031
0.031 Res Base
0.057 0.057
Wilayah Basis 0.039
0.039 X1
0.004 0.004
X2 -0.005
-0.005 X4
-0.013 -0.013
Berdasarkan Tabel 19, kebijakan nasional mempengaruhi semua komponen lainnya terkait pembangunan perikanan tangkap di Kabupaten
Belitung, meskipun ada yang bersifat langsung direct effect dan tidak langsung indirect effect. Baik yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung,
kebijakan nasional berpengaruh besar terhadap kondisi moneter, dimana pengaruh langsungnya bersifat positif koefisien pengaruh = 1,088 dan pengaruh
142 tidak langsungnya bersifat negatif koefisien pengaruh = -1,053. Pengaruh tidak
langsung yang negatif memberi indikasi bahwa bila kebijakan nasional yang terlalu berlebihan dalam mengatur komponen pembangunan perikanan tangkap
dapat menurunkan kepercayaan masyarakat kepada usaha perikanan tangkap dan juga perbankkan mitra usahanya sehingga menarik dana investasinya. Menurut
Murdiyanto 2004, kepercayaan masyarakat nelayan merupakan kunci utama keberhasilan program pembangunan di bidang perikanan. Bila hal ini terjadi,
maka usaha perikanan pancing tonda, payang, jaring insang hanyut JIH, sero, pukat pantai, bubu, dan trammel net yang dianggap unggulan tapi kekurangan
modal, sementara uang yang beredar di masyarakat bertambah banyak. Hasil analisis model micro-macro link II pada Tabel 19 menunjukkan
bahwa kebijakan nasional berpengaruh langsung terhadap trade, usaha perikanan Belitung, kondisi fiskal, dan kondisi moneter, yaitu masing-masing dengan
koefisien 0,963 ; -0,398 ; 1,00 ; dan 1,000. Probabilitas pengaruh interaksi link kebijakan nasional tersebut disajikan pada Tabel 20.
Tabel 20 Probabilitas pengaruh interaksi link kebijakan nasional
Link Estimate
S.E. C.R.
P Label
Usaha_ Perikanan_
Belitung --
Kebijakan_ Nasional
-0.398 0.291
-1.369 0.171
par-7 Fiskal
-- Kebijakan_
Nasional 1
Fix Moneter
-- Kebijakan_
Nasional 1.088
0.358 3.041
0.002 par-6
Trade --
Kebijakan_ Nasional
0.963 0.36
2.675 0.007
par- 31
Berdasarkan Tabel 20, kebijakan nasional yang ada saat ini berpengaruh signifikan terhadap kondisi moneter dan trade perdagangan, sedangkan
pengaruh terhadap dua komponen lainnya tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa setiap kebijakan nasional terkait dengan ekonomi dan pembangunan, termasuk
pada usaha perikanan tangkap, akan mempunyai dampak langsung yang serius terhadap kondisi moneter dan perdagangan. Bila kebijakan tersebut pro-ekonomi,
maka kondisi moneter dan perdagangan produk termasuk produk perikanan
143 stabil. Bila sebaliknya, maka moneter dan perdagangan terganggu, dan hal ini
akan dirasakan secara nyata oleh pelaku usaha perikanan tangkap di Kabupaten Belitung. Terkait dengan ini, maka Pemerintah Daerah perlu mengembangkan
kebijakan yang bersifat mengantisipasi kondisi kontroversial suatu kebijakan nasional bila diberlakukan di lokasi. Meskipun pada analisis sebelumnya kondisi
moneter tidak mempengaruhi interaksi mikro kegiatan perikanan tangkap di Kabupaten Belitung, tetapi secara regional makro hal ini harus tetap diantisipasi
sehingga dampaknya tidak meluas. Dalam kaitannya dengan trade perdagangan, pemerintah daerah juga
perlu membuat kebijakan sektoral yang merupakan turunan dari kebijakan nasional terkait usaha ekonomi, sehingga tidak terjadi trade-off effect yang luas
dan juga pelaku trade perdagangan produk perikanan di lokasi mempunyai panduan dalam melaksanakan bisnis perikanan. Terhadap kebijakan nasional
yang dianggap terlalu kaku, pemerintah daerah harus dapat memberi pemecahan yang tepat sesuai dengan kewenangannya sehingga kegiatan trade perdagangan
tersebut dapat terus berjalan dan mendukung pembangunan perikanan tangkap Kabupaten Belitung dan regional Provinsi Bangka Belitung.