11 3 Analisis kebijakan dalam kaitannya dengan pengembangan perikanan
tangkap di Kabupaten Belitung
1.6 Kerangka Pemikiran
Dalam membahas masalah perikanan, yang sekarang sudah memegang peranan penting dalam peradaban manusia, muncul pertanyaan, apakah yang
dimaksud dengan perikanan tersebut ? Istilah perikanan atau fishery memang bisa membingungkan karena banyaknya definisi yang digunakan, baik secata teknis
maupun nonteknis. Untuk itu terlebih dahulu harus disamakan persepsi tentang perikanan tersebut. Secara umum, Merriam-Webster Dictionary mendifinisikan
perikanan sebagai kegiatan, industri atau musim pemanenan ikan atau hewan laut lainnya. Definisi yang hampir serupa juga ditemukan di Encyclopedia Brittanica
yang mendifinisikan perikanan sebagai pemanenan ikan, kerang-kerangan shellfish dan mamalia laut. Sementara Hempel dan Pauly 2004 mendefinisikan
perikanan sebagai kegiatan eksploitasi sumber daya hayati dari laut. Definisi di atas memang membatasi pada perikanan laut karena perikanan memang semula
berasal dari kegiatan hunting berburu yang harus dibedakan dari kegiatan farming seperti budi daya. Dalam artian yang lebih luas, perikanan tidak saja
diartikan aktivitas menangkap ikan termasuk hewan invertebrata lainnya seperti finfish atau ikan bersirip namun juga termasuk kegiatan mengumpulkan kerang-
kerangan, rumput laut dan sumber daya hayati lainnya dalam suatu wilayah geografis tertentu. Fauzi,2010
Mengingat masalah yang telah dikemukakan di atas, maka diperlukan suatu pemikiran konseptual untuk memberikan solusi optimal terhadap
permasalahan yang dihadapi dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. Pengembangan perikanan tangkap merupakan suatu usaha untuk mengembangkan
pola atau program perikanan tangkap yang telah ada di Kabupaten Belitung saat ini, sehingga dapat dicapai suatu tingkat dimana nelayan dan pemerintah daerah
mendapatkan manfaat yang lebih besar dari industri perikanan tangkap yang ada di Kabupaten Belitung.
Pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Belitung ini difokuskan pada peningkatan kemampuan nelayan dalam melakukan kegiatan penangkapan
12 ikan yang efektif dan efisien, namun menghasilkan hasil tangkapan yang cukup
dan yang lebih utama, tidak mengganggu keseimbangan sumberdaya perikanan dan lingkunganekosistem. Mengingat keadaan usaha perikanan tangkap di
Kabupaten Belitung saat ini secara umum masih tradisional, dengan jangkauan usaha penangkapan yang masih terbatas dan produktivitas masih tergolong
rendah. Barus et al. 1991 menyatakan bahwa produktivitas yang masih rendah tersebut umumnya disebabkan oleh rendahnya keterampilan dan pengetahuan
serta penggunaan alat tangkap maupun perahu yang masih sederhana, sehingga efektivitas dan efisiensi alat tangkap maupun teknologi belum optimal, dan hal ini
sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang diterima oleh nelayan, baik secara ekonomi maupun sosial.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan taraf hidup atau pendapatan nelayan antara lain dengan meningkatkan produksi hasil
tangkapannya. Peningkatan produksi ini sangat erat hubungannya dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh nelayan, serta sarana
pendukung penangkapan yang lainnya. Satu di antaranya adalah dengan mengusahakan unit penangkapan yang produktif, yaitu unit penangkapan yang
sesuai dengan kondisi lingkungan dan tinggi dalam jumlah sehingga didapatkan nilai hasil tangkapan yang maksimal untuk dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat nelayan. Selain itu unit penangkapan tersebut haruslah bersifat ekonomis dan menggunakan teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat, serta
tidak merusak kelestarian lingkungan. Oleh karenanya diperlukan suatu kajian yang mendalam tentang
pengembangan perikanan tangkap di Kabupaten Belitung untuk menjawab permasalahan yang sedang dihadapi, yang termaktub dalam Gambar 1 tentang
kerangka pemikiran yang akan digunakan. Selanjutnya dilakukan analisis terhadap aspek bioekonomi perikanan di
Kabupaten Belitung, pengelolaan perikanan yang ada saat ini, kegiatan perikanan tangkap yang dilakukan oleh nelayan Kabupaten Belitung, sarana dan prasarana
produksi, unit penangkapan, unit pengolahan, aspek legal, unit pasar dan keterlibatan nelayan dan stakeholders lainnya, sehingga performance usaha
perikanan menyangkut faktor produksi, profit, productivity dan pengembangan