Usaha Perikanan Tangkap PENDAHULUAN

32 sampingan dari spesies lain, kerusakan fisik pada ekosistem atau melalui efek rantai makanan. Pengelolaan perikanan tersebut terhadap ekosistem sebagai suatu keseluruhan, termasuk keanekaragaman hayatinya dan harus berupaya untuk penggunaan secara lestari seluruh ekosistem berikut komunitas biologi. Jumlah total atau massa ikan yang ditangkap dalam suatu periode yang ditetapkan akan tergantung pada konsentrasi ikan di kawasan penangkapan, banyaknya usaha penangkapan yang digunakan. Hubungan ini menunjukkan bahwa ada sejumlah pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatur penangkapan total yang berarti dapat mengatur moralitas penangkapan. Sebagian besar usaha penangkapan ikan dilakukan oleh nelayan yang dalam memasarkan hasil tangkapan berada dalam posisi yang lemah sehingga sering mendapatkan harga yang tidak wajar. Di lain pihak, harga ikan di tingkat konsumen relatif tinggi karena panjangnya mata rantai pemasaran. Oleh karena itu, untuk mewujudkan harga yang wajar bagi konsumen dan menguntungkan bagi nelayan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan usahanya sekaligus memperpendek rantai pemasarannya, maka penjualannya harus melalui pelelangan. Sehingga pemerintah harus menyediakan tempat pelelangan ikan.

2.4 Pengembangan Perikanan Tangkap

Pengembangan perikanan merupakan suatu proses atau kegiatan manusia untuk meningkatkan produksi di bidang perikanan dan sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan melalui penerapan teknologi yang lebih baik Bahari, 1989. Nelayan merupakan kelompok sosial yang selama ini terpinggirkan baik secara sosial, ekonomi maupun politik dan belum berdaya secara ekonomi dan politik, masih terkungkung pada ikatan-ikatan tradisional dengan para toke atau tengkulak, belum ada institusi yang mampu menjamin kehidupan nelayan dan secara politik, nelayan masih dijadikan obyek mobilisasi massa untuk kepentingan-kepentingan tertentu. Arif Satria,2004 Apabila pengembangan perikanan, dari subsistem produksi, pasca panen penanganan dan pengolahan hasil, sampai pemasaran dikerjakan secara profesional dan berbasis iptek, maka keunggulan komparatif yang dimiliki perikanan akan menjelma menjadi keunggulan kompetitif yang merupakan aset utama bagi kemajuan dan 33 kemakmuran bangsa Indonesia. Keunggulan kompetitif perikanan ini akan terwujud apabila lingkungan bisnisnya yang meliputi kebijakan fiskal dan moneter, prasarana dan sarana, sistem hukum dan kelembagaan, serta sumber daya manusia dan iptek, bersifat kondusif bagi tumbuh suburnya usaha perikanan secara efisien, produktif dan berdaya saing tinggi Dahuri, 2002. Bila dilihat dari sisi ekologis, proses pengembangan perikanan saat ini kurang memperhatikan kelanjutan sumber daya perikanan itu sendiri. Kondisi perikanan tangkap lebih menimpa pada beberapa stok ikan di perairan pantai utara Jawa, Samudera Indonesia, Selat Malaka dan Laut Sulawesi, pencemaran perairan laut, kerusakan lingkungan dan habitat seperti terumbu karang hampir terjadi di semua wilayah pesisir Indonesia Dahuri, 2002. Oleh karena itu, pengembangan perikanan dalam rangka pemanfaatan sebagaimana yang diharapkan, maka yang pertama harus dilakukan adalah menyatukan kesamaan visi pembangunan perikanan, yaitu pembangunan perikanan yang dapat memanfaatkan sumber daya ikan beserta ekosistemnya secara optimal bagi kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia, terutama nelayan dan petani ikan secara berkelanjutan. Pengembangan jenis teknologi penangkapan ikan di Indonesia perlu diarahkan agar dapat menunjang tujuan umum pembangunan perikanan. Apabila hal ini dapat disepakati, maka syarat-syarat pengembangan teknologi penangkapan ikan di Indonesia haruslah memenuhi kriteria berikut: 1. Menyediakan kesempatan kerja yang baik 2. Menjamin pendapatan yang memadai bagi para tenaga kerja atau nelayan 3. Menjamin produksi yang tinggi untuk penyediaan protein hewani 4. Mendapatkan jenis ikan komoditi ekspor atau jenis ikan biasa diekspor 5. Tidak merusak kelestarian sumber daya ikan Intensifikasi untuk meningkatkan produksi di bidang perikanan, pada dasarnya adalah penerapan teknologi modern pada sarana dan teknik-teknik yang dipakai, termasuk alat penangkapan ikan, perahu atau kapal dan alat bantu lainnya yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing tempat. Namun modernisasi dapat menghasilkan peningkatan produksi, demikian pula tercapai peningkatan produksi, tapi belum tentu menghasilkan peningkatan pendapatan bersih nelayan.